📚Happy Reading📚
________________________________________________Di dalam mobil suasana benar-benar hening.
Bukan hanya karena musik di sana sengaja tidak dinyalakan, tetapi lebih pada kedua orang yang duduk di kursi penumpang kini tengah bersitegang dengan posisi saling berjauhan.
Tidak. Bukan keduanya, meyakinkan hanya salah satunya saja.
Sedangkan sang pengemudi sendiri, hanya mampu membungkam mulutnya, pun dengan ekor mata yang sesekali dibiarkan untuk mengintip dari kaca kecil yang berada di depannya.
Tampak wanita di balut dress berwarna moca dengan pita besar di bagian pinggangnya itu memilih bersidekap dada. Memalingkan wajahnya ke arah lain penuh kesengajaan. Pun membiarkan matanya menyapu pada seluruh pemandangan yang di sajikan di luar sana.
Sungguh, dia kesusahan bernapas sekarang.
Bodoh, bodoh sekali karena mulut sialannya dengan lancang tanpa pikir panjang malah mengambil keputusan gila macam ini.
Dia ingin bebas, membuka lembaran baru, yang tentunya dengan cerita yang juga baru.
Tidak ada lagi wanita lemah, cengeng dan yang mudah untuk di sakiti oleh siapapun.
Akan tetapi, semua angannya kini tampaklah sia-sia. Dia malah membawa dirinya masuk ke dalam penjara. Dia yakin akan di kurung layaknya narapidana.
Brengsek sekali pria ini. Batinnya.
Kurang puas apa sudah menyakitinya. Lahir batinnya bahkan masih kesakitan sampai saat ini jika mengingat tentang penghianatan itu.
Melihat wajah yang sepasang bola matanya memiliki tatapan setajam elang itu, sungguh membuatnya muak.
Ingin rasanya berlari sejauh mungkin, sayangnya dia tidak mendapatkan sebuah pilihan.
Takdir hidupnya selalu tentang keburukan, padahal ia merasa tidak semua yang ia lakukan adalah hal buruk, tapi kenapa Tuhan menghukumnya seperti ini.
Dosa apa yang ia lakukan di kehidupannya sebelumnya hingga di kehidupan sekarang rasanya kebahagiaan sudah seperti memusuhinya.
"Katakan padaku, siapa yang sudah membuat wajahmu memar seperti ini?"
Erika. Wanita itu membiarkan kelopak matanya terpejam rapat, sedangkan gigi-giginya saling bergemeretak kuat.
Dulu, sentuhan seperti ini mungkin sangatlah ia nikmati. Tapi sekarang hanya ada perasaan jijik, jijik dan jijk yang ada di dalam benaknya.
Mengingat sentuhan itu bahkan pernah dia berikan oleh pria itu pada wanita lain selain dirinya.
Teramat dalam luka yang ia terima. Apa pria di di belakangnya menganggapnya hanyalah sebuah hal sepele.
Sungguh, definisi pria bastard.
Embun langsung menyergap pada pelupuk matanya, segera saja dia tepis dengan cukup kasar, saat telapak tangan yang jauh lebih besar itu bersarang di antara perut bawahnya.
"Haruskah aku memotong tanganmu, agar tidak lancang menyentuh apa yang tidak boleh di sentuh?!" pekiknya lantang.
Ada api yang berkobar di mata Erika.
Sedangkan Jungkook malah terbahak.
Wanitanya sungguh sesuatu sekali menurutnya, dia tidak pernah melihat wajah polos itu ditaburi kemerahan yang sempurna selain rona tersipu, tapi lihatlah sekarang, belum ada sebulan berpisah tapi Erika sudah menjadi liar.
Mungkinkah Jungkook marah. Tidak. Tidak sama sekali. Dan juga tidak lagi untuk kali ini.
Cukup sekali dia emosi hingga istrinya itu pergi kabur dari rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
🔞KARMA is REAL
Fiksi PenggemarADULT⛔ RATE 21+++ SEBELUM BACA FOLLOW DULU, guys! "Kamu hanya milikku, sampai kapanpun aku tidak akan pernah melepaskanmu. Aku bisa menghabisi siapa saja di antara mereka yang berusaha merebutmu dariku." Jeon Jungkook. "Aku berjanji tidak akan perna...