HAPPY READING^^
----
Pagi ini Ranum datang bersama dengan kedua sahabatnya.
bukan berangkat bersama namun kebetulan bertemu di parkiran saat motor Maya yang menggonceng Rara bertemu dengan Ranum yang memang berangkat bersama supir.
“pagi pagi gini udah cemberut aja neng” toelan pada dagu Ranum membuat sang empunya dagu melirik tak minat
“aduh masih kepikiran tawarannya Farel ya?” tanya Maya
“gak kok, gue kan udah nolak” ucap Ranum mendudukkan diri pada kursinya
“jangan ada yang bahas Farel” ucap Ranum membuat Rara yang hendak membuka suara langsung menghadap depan duduk di bangkunya.
memang Rara duduk dengan 'pingkan' didepan meja Ranum dan Maya
“Assalamualaikum wahai penghuni kelas” sudah bisa ditebak dari suaranya bahwa itu Joni
Joni memasuki kelas yang saling berangkulan dengan Diaz dan disusul oleh langkah tampan Jodi dan yang terakhir langkah urakan Farel yang seperti orang enggan berangkat sekolah.
sangat berbanding terbalik jika disandingkan dengan Jodi.
“parah banget kagak ada yang jawab salam gue” ucap Joni menyadari salamnya tak ada yang mengubris
“udah gue jawab dalem hati” ucap Maya yang masih menatap hp ditangannya
“emang muat dihati lo? Kan di hati lo isinya gue semua” ucap Joni yang dihadiaki sorakan semua penghuni kelas yang tak ramai itu
Farel berjalan melewati Ranum lalu berdiri tepat disamping bangkunya disusul Jodi yang memang mereka satu meja.
Baru melepaskan tasnya Farel langsung berjalan menuju ambang pintu kelas lalu berbalik menatap teman temannya
“Jon, yaz ikut gak?” tanya Farel mengajak dua sahabatnya, karena jika mengajak Jodi sudah pasti dirinya akan dibalas tatapan tajam oleh manusia jenius itu
“hayukk gue mah” ucap Diaz berjalan menuju Farel yang berada di ambang pintu kelas
“sekali ajak ya bang, jangan bilangin mami” ucap Joni lalu berlari menuju keduanya yang sudah menunggu didepan
----
Tiga pemuda yang kini mendudukkan diri dibangku roftrop itu masih sibuk dengan pikiran masing masing, entah apa yang mereka pikirkan
“cara deketin Ranum gimana?” ucapan tiba tiba Farel membuat kedua sahabat yang tengah merokok itu menoleh cepat.
bahkan Joni membuang sisa putung rokoknya cepat.
“gimana gimana?’ tanya Diaz menyuruh lelaki didepannya mengulang pertanyaannya
“cara deketin Ranum gimana?” ucap Farel lagi
“busett busett ini mah bukan Farel” teriak Joni yang sudah berdiri lalu bertepuk tangan keras
“jadi gimana?” ucap Farel menghentikan kehebohan kedua sahabatnya
“lah mana aing tau, kan belum pernah deketin Ranum” ucap Joni lalu mendudukkan diri dibangkunya tadi.
Helaan nafas kasar terdengar dari Farel yang kini mengadahakan wajahnya menatap terik panasnya matahari pagi ini
“lo beneran suka Ranum?” tanya Diaz yang melihat kegelisahan sahabatnya itu
“pertanyaan lo goblok” ucap Farel tanpa mengalihkan pandangannya
“kok bisa? Perasaan lo gak pernah bilang, keliatannya juga gak” ucap Diaz lagi lagi mempertanyakan
“apa gue harus pinjem mic sekolah terus umumin gue suka Ranum?” tanya asal Farel yang jengah dengan pertanyaan konyol Diaz
“lo gak bisa nanya ke kita kayak gini, lo harus nanya ke Ranumnya langsung” Saran Diaz yang memang lebih waras dari Joni
“gampang kalau sama Ranum mah” ucap Joni yang dari tadi diam
“kenapa?” tanya berbarengan Farel dan Diaz
“lo gak perlu ngeyakinin bokapnya” pernyataan Joni lagi lagi membuat keduanya bingung lalu mengerutkan kening mereka
“soalnya bokapnya Ranum lagi ngobrol sama bokap gue di atas, gak ada waktu buat ngurus anakanya” ucapan Joni membuat kedua ingin menggeplak kepala geser temannya itu
“gelap banget candaan lu, gak punya lampu ya dirumah” tanya Diaz yang menatap pilu sahabatnya itu
“lampu sih gue punya, yang gue gak punya itu bapak” ucapan Joni membuat emosi Farel akan meledak dibuatnya
“bangsat” ucapnya lalu meninggalkan kedua sahabatnya
“gue salah yaz?” tanya Joni
“gak salah, ayok turun, jangan susul bapak lo dulu” ucap Diaz yang dibalas gelak tawa Joni
Memang cara menghapus kesedihan Joni sangat anti mainstrem.
Joni dan Jodi ditinggalkan oleh Papi mereka saat berumur 10 tahun karena kecelakaan beruntun yang mengakibatkan 6 orang harus merenggang nyawa dimana salah satunya adalah rekan kerja Faiz—Papi Joni dan Jodi – yaitu Nurel Ananta yang tak lain tak bukan adalah Ayah dari gadis bermata sipit bernama Ranumia Audie Ananta.
----
Haii!!!!Kasi ucapan buat si kembar dan Ranum
Semoga ga bosen yaa:)
Jangan lupa vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir(tak)Indah
Teen FictionDua insan manusia yang di persatukan dengan pernyataan konyol lalu dipisahkan dengan takdir yang menurut mereka konyol Apakah mereka tetap bersama dan melewati takdir itu atau berpisah karena takdir?