42

11 3 7
                                    

HAPPY READING^^

------

Pagi yang indah menyambut hari baru di usia 17 tahunnya, dengan senyuman dia sudah bersiap dengan seragam lengkapnya.

"pagi ini buka nomer satu dulu" gumamnya menatap box di depannya

Tangannya bergerak mengambil bungkusan kado bertuliskan angka satu. Tak lupa dengan mata berbinar dan kunyahan di mulutnya.

Hal pertama yang Farel lihat adalah secarik kertas yang sudah dapat ia pastikan bahwa itu adalah note dari kekasihnya.

"gue tau lo orangnya tepat waktu, tapi gue suka liat cowok pakai jam tangan" ucap Farel membaca tulisan itu sambil tersenyum

"pokoknya mah apa yang lo suka gue juga suka" ucap Farel lalu memakai jam yang ada di bungkusan itu.

Jam tangan indah dengan tali kulit berwarna coklat tua dan bulatan jam berwarna hitam pekat.

-------

Tentu saja rutinitas pagi Farel adalah menjemput tuan putrinya yang telah membuatnya dikatai orang gila oleh Papanya pagi ini.

"pagi pak Sesen" sapanya tentu pada bapak tua yang tengah menghitung jumlah cloki pada kolam ikan Rumah Ranum.

"pagi den Farel, keliatannya bahagia banget" goda pak Sesen melihat senyum tak luntur dari bibir Farel

"kalau saya sedih, itu si cloki takutnya sedih juga" ucap Farel asal lalu berjalan menuju pintu rumah

"gak ceweknya gak cowoknya sama sama aneh" dumel pak Sesen tentunya.

"assalamualaikum Bunda, Ranum" ucap Farel ketika melihat mereka tengah sarapan

"waalaikumsalam"

"tepat waktu, sini makan dulu" ajak Vania

"gak bun, tadi udah di rumah" ucap Farel duduk di bangku dekat Ranum

"gak mau roti juga?" tanya Vania menawarkan

"kalau Bunda maksa sih boleh aja" ucap Farel membuat Ranum mencibirnya

"untung anak Bunda" ucap Vania lalu muali membuatkan roti kesukaan Farel

Tak lama setelah itu, Ranum telah menyelesaikan kegiatan makannya. Tentunya dia beranjak untuk memakai sepatu di depan, tak lupa berpamitan pada sang Bunda.

"aku berangkat" ucapnya sedikit berteriak

"Farel juga Bunda" ucap Farel lalu menyusul jalannya Ranum

"semoga selalu seperti ini"

------

"num num num" panggil Farel pada Ranum yang bersiap dengan helmnya

"apaan" jawab Ranum

"sini gue pasangin" ucap Farel mengambil alih helm dari tangan Ranum

Namun bukanlah terlihat romantis dan manis tujuan Farel yang utama, namun tentu saja untuk melihatkan jam di pergelangan tangan kirinya.

"num" panggilnya lagi, kini dengan sedikit usaha, yaitu mengibaskan tangan kirinya

"apaan sih manggil mulu" ucap Ranum kesal

"dari tadi manggil, giliran gue jawab malah bengong" ucap Ranum lagi

"ayo naik, nanti telat" ucap Farel pasrah

Namun dilain sisi, Ranum sudah mengetahui maksud dari gerak gerik Farel. Sangat terlihat berbeda pasalnya Farel tak pernah memakai jam sebelumnya.

"bagus kok, ganteng" ucap Ranum pelan, namun sayang desisannya masih bisa Farel dengar

Takdir(tak)IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang