27

13 4 4
                                    

HAPPY READING

-----

"pagi Bunda dan dunia tipu tipu ini" ucap gadis yang kini lengkap dengan seragam sekolahnya dan tengah menuruni anak tangga

"ditipu apa kamu sama dunia ini?" tanya sang Bunda dengan cengiran

"terlalu banyak teori konspirasi yang membuat beban pikiran" ucap Ranum lalu duduk di kursi meja makan

"masih muda juga kamu, mana boleh menyerah sama dunia" ucap sang Bunda lalu menyedokkan nasi pada piring Ranun

"siapa juga yang menyerah sama dunia, malah dunia yang insecure sama kegigihan aku" ucapnya lalu dibalas tawa oleh Vania

"apapun yang terjadi di dunia ini, itu sudah jadi yang terbaik buat kita yang diatur sama Tuhan" ucap Vania

"iya Bunda, Ranum juga paham" ucapnya lalu menyendok nasi dipiringnya

"hari ini mau berangkat sama Farel?" tanya Vania saat lama terdiam

"gak tau, kalau dia di depan ya berangkat bareng dia" ucap Ranum masih fokus pada makanannya

"kenapa kamu gak suka sama Farel?" tanya Vania membuat Ranum menoleh

"widihh Bundanya Farel nih" ucap Ranum sambil tertawa

"Bunda, nih ya aku jelasin, Farel itu ngasih aku 20 hari untuk belajar suka sama dia, tapi tepat hari ini adalah hari ke 20 dan aku belum suka dia" jelas Ranum

"maka dari itu pasti Farel belajar untuk gak suka sama aku lagi" ucap Ranum girang

"kenapa 20 hari?" tanya Vania dibalas delikan bahu oleh Ranum

"udah ya Bunda, anak Bunda yang cantik ini mau berangkat dulu, assalamualaikum" ucap Ranum menyalami lalu mencium pipi sang Bunda

"hati hati ya" teriak vania ketika melihat Ranum sudah jauh dari meja makan

------

"pagi pak Sesen" ucap Ranum ketika sudah keluar pintu

Pak Sesen dengan rutinitasnya yang selalu duduk di depan kolam ikan dengan secangkir kopi di dekatnya. Bapak bapak banget kelakuannya.

"hari ini Farel gak kesini kan? ayo berangkat" ucap Ranum membuat pak Sesen menoleh pada gerbang

"tuh di luar gerbang ada den Farel non" ucap Pak Sesen membuat Ranum menoleh pada gerbang juga

"beneran?" tanya Ranum

"iyaa, sudah dari 30 menit yang lalu mungkin" ucap pak Sesen

Ranum berjalan menghampiri gerbang, lalu membukanya sedikit. Dan benar saja, laki laki dengan motor kesayangannya itu sudah di depan gerbang dengan dua helm bertengger di spionnya.

"makin hari makin lama ya keluarnya" keluhnya lalu memasang helm

"ayo, udah mau telat ini" ucapnya lagi

"gue belum nyalin pr dari Jodi, bisa bisa kaga dikasi lagi gue nih" dumelnya lagi membuat Ranum memanyunkan bibir

"gak usah manyun manyun, nih pake" ucap Farel menyodorkan helm ditangannya

"pms lo" ucap Ranum melihat kelakuan Farel pagi ini

"ayo"

------

"pagii kelas tipu tipu" teriak Farel menggelegar di pintu kelas

"gausah banyak bacot lo rel, tugas kita panjang ni, cepet sini" ucap Diaz yang kini sudah sibuk dengan buku dan pulpen ditangannya

Takdir(tak)IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang