HAPPY READING^^
------
Pagi yang indah untuk laki laki yang tepat hari ini berusia tujuh belas tahun itu.
Senyumnnya tak henti terpampang nyata untuk sang Mama yang kini duduk di depannya.
"senyum ke Mama mulu, ke Papa juga kenapa sih?" protes sang Papa yang duduk pada single sofa disebelah kanannya
"anaknya ulang tahun kemana aja pak?" tanya Farel sungut pada sang Papa
"ya kan Papa mah kerja bro" ucap Surya membela diri
"ya disempetin dong, masa 15 menit doang gak bisa" Farel tetaplah Farel yang tak akan pernah mengalah kecuali untuk Mamanya dan Ranum
"udah Papa transfer, pakai beli permen deh" ucapan sang Papa membuat Farel yang tadinya tak menoleh sedikitpun kini langsung berbalik
"plis ini mah jangan sampe nominalnya juga cuma bisa pakai beli permen" ucap Farel mulai merogoh ponsel di saku celananya
"coba cek" ucap Surya tersenyum
"widihh emang terbaik lah Papa, gak papa gak dateng juga" ucap Farel berjalan mendekati sang Papa lalu memeluknya
"dasar anak mata duitan" ucap Surya
Tingkah keduanya membuat Nanda sedari tadi menjadi penonton pun ikut tersenyum. Dia tak ingin pemandangan di depannya ini cepat berlalu.
"udah sana berangkat sekolah, kasian Ranum nungguin" ucap Nanda menggalihkan fokus dua orang di depannya itu
"siapp Mama" ucap Farel semangat
"aku berangkat yaa, assalamualaikum" ucapnya setelah menyalami kedua orang tuanya
"anak kamu tuh mata duitan" ucap Surya
"emang bukan anak kamu?" tanya Nanda
"kamu dulu aja deh" ucap Surya dibalas cekikikan ketawa oleh Nanda
"Papaaaa, Farel masih bisa denger" teriak Farel yang mungkin masih di teras depan.
------
Hari senin yang memuakkan sebenarnya untuk Farel, namun hari ini dia harus bahagia, itu tuntutan dari gadis yang kini duduk berdampingan dengannya.
Panas terik upacara tadi terasa tak menghilang dari wajah mereka, haus dahaga pun masih mereka rasakan. Hingar bingar kantin sangat memuakkan.
"berisik amat sih ni orang orang, tinggal beli aja, kenapa pakai teriak teriak" keluh Rara yang kini tengah meminum lemon tea ditangannya
"bikin kantin sendiri sono" ucap Diaz pada sepupunya itu
"kalau Papi bisa bikin kantin disini, udah gue suruh dari dulu" ucap Rara tak mau kalah
"makanya suruh tuh om Danial yang songong itu bangun sekolah" ucap Diaz mendapat pelototan dari Rara
"lo pikir Papi gue kuli disuruh bangun sekolah" ucap Rara sedikit berteriak
"katanya gak suka orang berisik, kamu sendiri yang berisik " ucap Jodi tiba tiba
"Diaz duluan tuh" adu Rara
"bisa menang gak kamu berantem sama orang gila?" pertanyaan Jodi membuat Rara tersenyum karena mengerti maksud Jodi
"orang gila mah gak mau ngalah" ucap Rara membuat Diaz menatapnya malas
"ini makan di traktir rel?" kini topik dialihkan oleh Maya
"yoi, lagi banyak duit nih" ucap Farel memamerkan dompet ditangannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir(tak)Indah
Ficção AdolescenteDua insan manusia yang di persatukan dengan pernyataan konyol lalu dipisahkan dengan takdir yang menurut mereka konyol Apakah mereka tetap bersama dan melewati takdir itu atau berpisah karena takdir?