62

8 3 9
                                    

HAPPY READING ^^

-------

Suasana panik semua orang termasuk Vania yang kini masih mondar mandir di depan ruang UGD, Vania dan yang lain tak henti melafalkan doa untuk wanita paruh baya di dalam sana.

"Bunda tenang ya, Oma pasti baik baik aja" ucap Farel menenangkan sang Bunda

"Mbak Vaniaa" langkah buru buru dari wanita yang kini memeluk Vania itu membuat semua menoleh

Disana Nanda datang terburu buru bersama Surya saat Farel mengabarkan bahwa Omanya kini dilarikan ke Rumah sakit.

"Tenang ya mbak, semua bakal baik baik aja" ucap Nanda menenangkan dengan mengusap punggung Vania yang kini mulai menangis lagi

Langkah terburu buru dengan isakan tangis datang lagi, namun bukan hanya itu dia datang dengan amarah di dadanya yang menggemuruh.

Semua menoleh kala mendengar langkahnya mendekat, disana Ranum datang bersama kedua temannya dengan tangisan yang dibawanya.

Penampilannya sudah tak karuan, matanya merah sembab dan dadanya naik turun seakan tak bisa mengatur nafasnya dengan baik.

"Oma mana?" Tanyanya masih dengan isakan kecil

"Oma masih di periksa, kamu sabar dulu ya" ucap Farel maju untuk menenangkan Ranum

Lama Ranum tak menghindar dari rangkulan Farel yang tengah menenangkannya.

Tangannya kini menghempas tangan Farel di pundaknya dan berbalik mencari sumber kemarahannya.

"Kamu apain oma saya?" Tanya nya pada wanita yang kini terkejut mendengar omongan Ranum

"Gak cukup kamu sakitin saya? Sekarang kamu mau sakitin Oma saya?" Ucap Ranum membuat Farel kontan maju untuk menenangkannya

"Lepas, gue gak punya urusan sama lo" ucapnya lagi lagi menghempas tangan Farel

"Saya udah cukup tersakiti sama omongan kamu, sekarang Oma saya?" Tanya Ranum lagi yang sudah mengeluarkan isakan keras

Vania hanya bisa menangis mendengar penuturan Ranum yang membuat hatinya teriris.

"mas aku gak bisa hadapin ini sendiri mas, tolong aku"

"Tangisan kamu gak buat Oma saya baik baik aja" ucap Ranum kesal

"Omelan kamu juga gak buat Oma baik baik aja, ikut aku sekarang" ucap Farel menarik Ranum menjauh dari kerumunan

"Gak, jangan sentuh gue" ucapan Ranum tak Farel gubris ia tetap menyeret gadis itu menjauh

"Nanda, maaf Ranum jadi anak nakal, aku gagal jadi ibu yang baik" ucap Vania menatap Nanda di sebelahnya

"Jangan ngomong gitu mbak, Ranum cuma lagi marah" ucap Nanda menenangkan walau ia juga meneteskan air mata

"Maafin aku" ucap Vania sekali lagi

------

"Duduk" ucap Farel mendudukan Ranum pada kursi taman

Tangisan Ranum belum juga reda, nafasnya juga tak lagi teratur. Rambut gadis itu berantakan, Farel mencoba membenarkan dan mengikatnya dengan benar.

"Udah tenang?" Tanya Farel ketika melihat Ranum mencoba mengatur nafasnya.

"Num, kita disini sama sama khawatir sama keadaan Oma, bukan cuma kamu" ucap Farel mencoba membuka obrolannya dengan Ranum

Entah sejak kapan Farel mengubah panggilannya menjadi aku-kamu, namun sepertinya itu sukses membuat Ranum tenang.

Takdir(tak)IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang