5

35 6 8
                                    

HAPPY READING^^

----

Hari ini jadwal Ranum untuk mengunjungi butik milik omanya yang akan menjadi miliknya nanti.

setiap Jumat siang sampai malam Ranum akan di ajarkan banyak hal disini, bukan ingin Ranum melakukan ini namun ini semua paksaan dari Bunda dan Omanya yang sangat ingin Ranum menjadi penerus butik ini.

“Ranum kenapa mau mengurus butik ini?” tanya salah satu karyawan kepercayaan Oma yang kini tengah berkeliling bersama Ranum

“bukan Ranum yang mau” ucap Ranum berjalan tanpa melihat sang penanya

“loh kok gitu?jadi Ranum gak mau ngurus ini butik?” tanyanya lagi mungkin agar tidak canggung saat berjalan berdua

“Oma mau Ranum yang ngurus butik ini setelah Bunda” jelas Ranum mendudukan diri pada bangku di taman belakang butik

Butik milik Omanya ini adalah butik yang terkenal di Indonesia bahkan luar Indonesia.

Butik ini dia rintis bersama Opanya yang kini sudah bersama dengan Ayahnya diatas sana.

Dua lelaki pelindung keluarga Ananta telah berpulang yang mengharuskan Ranum menjaga dua wanita yang sangat ia sayangi itu, sekaligus selalu menuruti keinginan keduanya.

“Ranum” panggilan itu terdengar dari pintu yang kini sudah berdiri wanita paruh baya yang masih terlihat bugar, iya dia Kanya—Ibunda dari Ayah Ranum.

“iya Oma, Ada yang perlu Ranum bantu?” tanya Ranum menghampiri Omanya

“gak ada sayang, sekarang kamu pulang ya udah malem” ucap sang Oma lalu berjalan menuntun sang cucu menuju bagian depan butik

“loh Oma gak pulang?” tanyanya menatap sang Oma

“kamu pulang sama supir, Oma pulang di antar Mama kamu” ucap sang Oma yang diabalas anggukan oleh Ranum

Kini dia di perjalanan menuju rumahnya ditemani sang supir, Mama dan Omanya berada di mobil dan supir yang berbeda karena arah rumah Oma berlawanan dengan rumah Ranum dan Vania.

“pak mampir supermarket bentar ya” ucap Ranum pada supir

“siap non”

“pak Sesen tunggu bentar ya” ucap Ranum saat telah turun dari mobil yang balas anggukan ramah dari supirnya itu

“dirumah permen caramel gue udah habis”gumamnya sendiri lalu berjalan menuju rak permen untuk mencari keinginannya

“ini dia, kok sisa dua bungkus? Mana cukup” ucapnya mengingat kecintaanya pada permen Caramel itu sehingga seminggu hanya dua bungkus dia tidak akan cukup.

Ketika berbalik untuk membayar permennya namun Ranum tak sengaja menyenggol troli belanja seseorang yang kini tengah memilih permen disebelahnya

“aduhh maaf ya tante, ini trolinya” ucap Ranum ketika mengetahui itu adalah seorang ibu ibu

“gapapa nak, maaf ya tante ngalangin jalan kamu” ucap sang Ibu yang kini mendekatkan troli itu padanya

“iya gapapa tante”  ucap Ranum lalu tersenyum dan sepersekian detik menatap troli belanjaan ibu itu yang berisi banyak permen keinginan Ranum

“kamu mau?” tanya sang Ibu yang kini melihat arah pandangan Ranum

“gak kok tante, aku udah dapet dua” ucapnya menunjukan dua bungkus permen ditangannya

“anak tante juga suka banget permen itu” ucap sang Ibu bercerita

“oh ya? Yaudah aku duluan ya tante” ucap Ranum mengakhiri percakapannya.

Takdir(tak)IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang