HAPPY READING^^
-----
Pagi ini dengan rutinitas barunya, Farel memasuki gerbang rumah di depannya.
"pagi pak Sesen" sapanya pada seorang bapak tua yang tengah duduk di samping kolam ikan
"aduhh den Farel, ini kan hari minggu ngapain kesini" ucap pak Sesen
"yeee kok ngelarang ngelarang" ucal Farel lalu berjalan menuju pintu rumah
"assalamualaikum" ucapnya lalu mengetuk pintu itu
"waalaikumsalam" sautan dari dalam rumah
"eh Farel, ayo masuk" ucap perempuan paruh baya yang membuka pintu
Farel Prasetya Aduel, sepertinya misi untuk akrab dengan mama mertuanya berjalan dengan lancar.
Pasalnya 3 hari menjemput Ranum saja dia sudah di cap baik oleh ibu yang kini berjalan di sampingnya.
"Ranum dari semalem gak keluar kamar, ditawarin makan bilangnya kenyang mulu" lapor Vania
"emang kenyang kali tante" ucap Farel lalu duduk setelah Vania duduk
"emang kalian pergi makan sebelum pulang?" pertanyaan Vania dibalas anggukan oleh Farel
"emang kalian makan apa sampai sekenyang itu?" pertanyaan Vania kini dibalas diam oleh Farel
"makan batu kali anak tante" ucapnya membuat Vania tertawa
"ada ada aja kamu" ucap Vania
"kamu coba panggil gih ke atas, tante mau siapin sarapan" ucap Vania lalu bangkit
Baru tiga kali masuk rumah ini sepertinya Farel sudah sangat hafal dan fasih dengan denahnya.
"Ranumm" teriaknya sambil mengetuk pintu kamar
"makann yukk" ucapnya lagi
"num num hey"
"Ranum cantik imut"
"num lo gak mati kan? belum juga jadian sama gue"
Farel terus mengoceh di depan pintu kamar Ranum, namun si empunya kamar pun tak kunjung keluar.
"Ranum, nih panggilan terakhir ni, kalau lo gak nyaut juga, gue dobrak" ucap Farel teriak
"kenapa?" akhirnya sautan yang dinantikan Farel pun ia dapatkan
"dari tadi kek"
"keluar dong" ucap Farel
"masuk aja" ucap Ranum
"no, pantang masuk kamar cewek yang bukam muhrim" ucap Farel membuat Ranum langsung membuka pintu kamarnya
"kenapa?" tanya Ranum lagi
"makan" ucap Farel dibalas anggukan oleh Ranum
-----
"giliran Farel yang nyuruh aja mau keluar" ucap Vania
Kini mereka sudah ada di meja makan, di hadapan Vania dan Ranum sudah ada piring makan, namun Farel sudah sarapan kalau katanya.
"dia ngancem" ucap Ranum menyuap nasi di piringnya
"bagus itu rel, lanjutkan" ucap Vania memuji
"mulai deh, Farel mulu yang di bela" ucap Ranum garang
"Farel jadi anak bunda aja, aku jadi anak tante Nanda" ucap Ranum membuat Vania menoleh
"tante Nanda?" tanyanya
"iya, mamanya Farel" ucap Ranum
"masa lo mau jadi anak mama gue, keluarga itu kan prik tau" ucap Farel
"kapan kapan bisa dong bunda ketemu mama kamu" ucap Vania pada Farel
"ayo aja" ucap Farel
Setelah mengangguk dengan ucapan Farel, Vania berdiri sambil membawa piringnya.
"bunda mau kemana?" tanya Ranum
"bunda udahan makannya, kalian lanjut aja" ucap Vania lalu berjalan menuju dapur
"tumben, biasanya selalu bilang mubazir"
"udah kenyang kali" saut Farel
"tujuan lo kesini sebenernya apa?" tanya Ranum yang kini telah menghabiskan makanan di piringnya
"main" ucap Farel
"lo gak punya temen?" tanya Ranum membuat Farel terkekeh
"kebetulan temen hidup gue disini" ucap Farel membuat Ranum membuang muka jutek
"ayo jalan jalan" ucap Farel
"gue lagi males ah"
"makanya jalan biar gak males" ucap Farel lagi
"maksa ni gue" lanjutnya membuat Ranum muak
"gue mau mandi"
"oke tuan putri, cepet ya"
------
Taman bermain di perumahan Ranum lumayan ramai, dengan pedagang dan anak anak yang bermain.
Dua remaja itu seperti melihat lautan anak anak dengan banyak permainan seusia mereka.
"kenapa kesini?" tanya Ranum
"biar lo nanya" jawaban Farel sangat tidak menjawab
"kan bisa ke Mall"
"no, Mall udah punya image jelek di mata lo" ucap Farel membuat Ranum menoleh
"jadi kita ke tempat yang happy happy aja" lanjutnya
"eh bentar, emang lo sama gue udah jadi kita?" pertanyaan Farel tak dihiraukan oleh Ranum
Ranum berjalan mendahului Farel, dia melihat tempat kosong untuk duduk, sudah lelah berbicara dengan Farel.
"loh kok duduk, kita muter muter juga belum" ucap Farel
"ngapain lo ngajakin gue muter?" tanya Ranum membuat Farel berfikir
"biar lo muter" selalu dengan jawaban tak berfaedah
"hari ini ayo happy happy" ucap Farel bersemangat
"gak jelas" ucap Ranum lalu memalingkan wajahnya
Pandangan Ranum tepat pada dua orang yang kini tengah tertawa, ceria dan bahagia. Keduanya tampak mesra dengan tangan yang menyatu.
"num mau main itu gak?" tanya Farel namun tak kunjung dapat jawaban
"no no no, lo liat itu deh lebih baik" ucap Farel menunjuk anak anak yang kini bermain pasir
Farel menghalangi penglihatan Ranum untuk melihat pemandangan yang melukai hati gadis itu.
"gue udah lihat" ucap Ranum
"tu liat tu anak, itu ketua geng deh menurut gue" ucap Farel mengalihkan ucapan Ranum
"Farel gue udah lihat" ucap Ranum lagi
"iya tau lo udah liat si ketua geng itu, noh liat anak yang itu pasti wakilnya" ucapnya sambil menunjuk anak bermata sipit
"Farel" bentak Ranum
"no, ayo pulang" ucap Farel lalu menggandeng tangan Ranum menjauh dari taman itu.
Dua remaja yang tengah di hindari Ranum dan Farel tidak menyadari hal itu, mereka tetap pada keceriaan dan kebahagiaan mereka, Jodi dan Rara sangat bahagia.
------
Haiii!!!Gimana chapter hari ini?
Semoga ga bosen ya
Jangan lupa vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir(tak)Indah
Подростковая литератураDua insan manusia yang di persatukan dengan pernyataan konyol lalu dipisahkan dengan takdir yang menurut mereka konyol Apakah mereka tetap bersama dan melewati takdir itu atau berpisah karena takdir?