hapy neww year guysss!!!
semoga tahun depan bisa lebih baik lagi ya <3HAPPY READING^^
-----
Hari ini hari Senin, libur selama dua hari seperti tak berasa bagi siswa siswi SMA ANUGERAH yang kini harus melaksanakan upacara bendera.
Ini sudah pukul 06.55 yang berarti 5 menit lagi bel upacara berbunyi, namun Ranum masih duduk sendiri di kelasnya memegang dua topi di tangannya.
“kok masih disini?” suara itu membuyarkan lamunan Ranum
“eh, gue nunggu lo” ucapnya saat mengetahui Farel lah yang bersuara tadi.
“oh nunggu gue” ucap Farel kini meletakan tasnya dengan senyum manis
“gak gitu maksud gue, gue mau balikin topi lo” ucap Ranum berbalik menatap Farel yang kini sudah memakai topi upacara
“loh kok lo udah pakai topi?” tanya Ranum kebingungan
“mati satu tumbuh seribu, lo gak mungkin bisa berharap cuma sama satu barang, jadi lo harus punya cadangan cantik” ucapnya melewati Ranum yang kini terdiam masih dengan dua topi di tangannya
“lo masih mau disitu? Bel udah bunyi” ucapan Farel membuat Ranum berbalik dan berjalan menuju lapangan.
Terkejut, begitu ekspresi semua orang yang kini berada di lapangan.
pasalnya setelah dikejutkan dengan Farel yang mengikuti acara keagamaan Jumat lalu kini lagi lagi mereka dikejutkan dengan kedatangan Farel kelapangan untuk upacara dengan seragam rapi dan atribut lengkap.
“wah gilaa, mulai berubah ya sekarang si Farel”
“itu Farel? Ketua kelas IPA 2?”
“pertama kali nih gue liat dia upacara”
Begitulah desas desus siswa siswi yang kini menatap Farel yang berjalan menuju barisan kelasnya.
“Farel sudah bosen di hukum ya nak?” ucap salah satu guru berkaca mata yang bertugas berjaga di barisan kelas Farel
“bosen liat ibu kalau saya mah” ucap Farel yang membuat guru itu mendengus
“kayaknya setelah ini lo bakal dapet penghargaan deh rel” ucap Diaz yang berbaris dibelakang Farel
“bagus dong, sesekali buat mama gue bangga” ucapnya tanpa memandang sang lawan bicara
-----
Istirahat kali ini lagi lagi atas permintaan Farel kedua geng itu bersatu dalam satu meja di kantin yang cukup ramai ini.
“Maya lo makan apaan?” tentu saja ini pertanyaan terlontarkan dari bibir Joni yang kini duduk disamping Maya
“gak, lagi diet” ucap Maya tanpa mengalihkan perhatiannya dari benda pipih ditangannya
“yaampun, lo kayak gini aja gue udah klepek klepek apalagi diet” ucap Joni
“Joni gue lagi males debat” ucap Maya lalu menenggelamkan wajahnya pada meja
“kenapa ni bocah?” ucap Joni tanpa bersuara kepada Rara yang berada di hadapannya
“PMS” ucap Rara yang dibalas anggukan oleh Joni
“kalian mau makan apa nih? Biar gue sama Joni yang pesen” ucap Diaz berdiri dari duduknya
“gue mi ayam” ucap Ranum yang sedari tadi diam memainkan ponselnya
“gue juga” ucap Farel
“yang pedes ya” lanjutnya“lo apa ra?” tanya Joni yang kini berdiri disebelah Diaz
“gue sama Rara nasi goreng yang banyak sayurnya, gak pedes” belum sempat Rara bersuara namun sudah disela oleh Jodi yang memang duduk disebelahnya
“Rara woi yang gue tanya, sejak kapan nama lo jadi Rara?” tanya sewot Joni
“Rara maunya itu, tanya aja” ucapnya lalu lanjut menatap ponsel digenggamannya
“iya itu aja deh” ucap Rara menengahi
Tanpa Rara sadari Ranum menatap keduanya dengan tatapan selidik yang entah apa yang tengah ia pikirkan
“gue beliin jeruk anget aja ya” bisik Joni mensejajarkan kepalanya dengan kepala Maya yang masih menelungkup di meja
----
Bel sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, tapi tidak membuat gadis bermata sipit itu beranjak dari tempat duduknya.
Dia kini tengah bergelut dengan ponsel digenggamannya tanpa mengalihkan fokusnya.
“udah 10 menit lo cuma bolak balik menu hp lo” suara itu yang membuat Ranum enggan untuk berdiri dari bangkunya
“pulang sendiri aja sana” ucap Ranum sinis
“lo pulang sama gue” ucap laki laki yang kini duduk di meja samping meja Ranum
“gak mau” tolak Ranum yang kini entah keberapa kalinya
“kalau lo nunggu Jodi buat ngajak lo pulang, tunggu aja sampe dia suka ati ampela” ucap Farel yang kini masih setia menunggu Ranum beranjak
“lo belum sukaa gue?” tanya Farel saat melihat Ranum enggan menerima ajakannya
“kan gue udah bilang, gue suka Jodi” ucap Ranum lagi lagi tanpa melihat Farel disampingnya
“tapi gue kan udah bilang buat usaha bikin lo suka sama gue”
“ya silahkan, usaha aja” ucap Ranum jutek
“lo gak ngasi gue kesempatan buat usaha” Ranum menatap Farel seolah olah apa yang dikatakan laki laki itu barusan adalah tidak benar
“buktinya lo gak mau pulang bareng gue” lanjutnya membuat Ranum memutar matanya malas
“oke fine gue pulang sama lo” ucap Ranum saat mendapat balasan dari supirnya bahwa dia tak akan menjemput Ranum hari ini.
“dari tadi kek, gak tepos ni pantat gue duduk nungguin lo” ucapnya riang lompat turun dari meja melihat Ranum beranjak berdiri
“loh ra, belum pulang?” tanya Ranum saat melihat Rara yang baru saja memasuki pintu dengan tergesa gesa
“eh belum num” ucap Rara yang terlihat agak gugup saat melihat Ranum didalam kelas
“gak pulang sama Maya?” tanya Ranum lagi
“gak, tadi Maya udah duluan pulang” jawab Rara
“ohh, lo ngapain masuk kelas lagi?” tanya Ranum lagi dan lagi
“emm mau ngambil tas” ucap Rara setelah lama berfikir
“tas lo ketinggalan?”
“bukan, gue mau ambilin Jodi” ucapnya yang membuat Ranum terdiam dan meneliti wajah sahabatnya itu
“jadi tadi kita lagi rapat osis, terus dia nyuruh gue buat ambil tasnya” jelas Rara sebelum Ranum bertanya
“tumbenan banget dia mau ngerepotin orang”
“gak tau deh” ucapnya berlari menuju meja Jodi dan mengambil tas laki laki itu
“gue duluan ya num, baek baek lo berduaan dikelas gini” ucapnya lalu menghilang dari pintu kelas
Ranum merasa ada yang sangat mengganggu pikirannya tapi dia tak tau apakah itu.
“lo ngerasa aneh gak sama sikapnya Rara tadi?” tanya Farel yang kini membuyarkan lamunan Ranum
“gak usah suudzon lo” ucap Ranum lalu meninggalkan Farel sendirian
------
Haiii!!!!
Wowww apa pemikiran kalian dan Farel sama?
semoga gak bosen yaa:)
jangan lupa vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir(tak)Indah
Novela JuvenilDua insan manusia yang di persatukan dengan pernyataan konyol lalu dipisahkan dengan takdir yang menurut mereka konyol Apakah mereka tetap bersama dan melewati takdir itu atau berpisah karena takdir?