HAPPY READING^^
-------
Sejak hari dimana Ranum memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih. Sampai hari ini dia tak keluar dari rumah yang sudah sekitar 5 hari ia tempati ini.
Rumah kakeknya dengan stok makanan yang sudah menipis masih membuat dia nyaman, hilang dari peredaran orang orang di sekitarnya.
"Bunda nyariin aku gak ya? Kok dia gak kepikiran untuk kesini?"
Pertanyaan itu sering kali hinggap di pikiran Ranum, rasa ingin pulang sering kali juga ia rasakan, namun bayang bayang peristiwa tempo hari membuatnya untuk mengurungkan niatnya itu.
"Ini hari kelima gue gak masuk sekolah, kira kira mereka izinin gue dengan alasan apa?" Tanyanya pada dirinya sendiri
"Kalau gue masih kekeh untuk bertahan dirumah ini, dua sampai tiga hari kedepan gue bakal kelimpengan cari makanan" keluhnya menatap persediaan makanan di laci dapur milik kakeknya
"Duit gue udah habis, hp gue mati, bahkan listrik disini hanya cukup untuk nyalain lampu"
Ranum sempat mencoba mengisi daya ponselnya, namun lampu rumah langsung padam, itu membuat Ranum terpaksa membiarkan ponselnya tergeletak dengan keadaan mati total.
Kini pilihan Ranum hanya ada dua, bertahan dirumah ini dan kelaparan atau keluar untuk menemui keluarganya.
Entah apa yang akan menjadi pilihan gadis dengan kuncir kuda itu.
------
Berbeda halnya dengan Ranum yang tengah kesusahan memikirkan kelangsungan hidup kedepannya, lima hari ini Farel bukan kesusahan untuk makan namun Farel kesusahan untuk mendapat kabar dari gadis yang tengah dicaarinya.
Lima hari ini sudah beribu pesan yang Farel kirimkan untuk Ranum, namun tak ada satupun yang gadis itu balas, ratusan telpon telah ia layangkan, namun tak ada satupun yang terjawab.
Entah dimana gadis itu berada, fikir Farel.
Ia tak tega harus melihat Bundanya yang menangis sepanjang hari dan di tenangkan oleh Mamanya. Dibelakang itu semua Mamanya juga sangat terpukul dan menangis di sepanjang malam.
Dua wanita yang kini dia sayang harus meratapi nasib kehilangan gadis kecil yang teramat mereka rindukan itu.
"Gue gak bisa berbuat banyak untuk hal itu, gue disini juga harusnya terpukul" ucap Farel lalu menyandarkan dirinya pada punggung kasur miliknya.
"Num pulang lah, terlalu banyak masalah yang gue tanggung" gumam Farel menatap gambaran fotonya dan Ranum dilayar ponselnya
"Lo lagi apa disana? Semenyenangkan itu ya sampai lo lupa semua orang khawatir sama lo disini" gumamnya lagi dengan kini mata beralih menatap box diatas meja belajarnya
"Gue mau buka kado itu lagi saat udah sama lo num" ucap Farel
"Gue gak mau kita udahan, gue terlalu sayang sama lo" ucap Farel mulai melamun
Flashback on
"Anj ngapain lo pilih gue" teriak Farel pada Joni disebelahnya
"Ohh lo cocok jadi ketua kelas rel" ucap Joni lalu bertos ria dengan Diaz juga duduk dengan mereka
"Sarap banget isi ni kelas, masa semua milih gue" ucap Farel berdumel melihat 30 orang di kelas ini memilihnya menjadi ketua kelas
Hari ini bertepatan dengan hari kelima mereka sekolah dan hari pertama mulai untuk masuk ke kelas masing masing setelah empat hari menjalani perkenalan sekolah.
Banyak murid kelas X IPA 2 yang menjadi kelas Farel adalah 32 orang, dan lihat sekarang sebanyak 30 orang telah memilihnya untuk menjadi ketua kelas, dia sudah menang telak.
"Dua orang yang gak milih lo itu siapa?" Tanya Joni
"Gue salah satunya" ucap Farel lalu mulai memikirkan pertanyaan Joni
"Siapa yang gak milih gue?" Tanyanya pada dirinya sendiri
"Ranum" ucap singkat Jodi membuat Farel menoleh
"Gue liat tadi dia nulis nama gue" ucap Jodi lagi membuat Farel mengangguk angguk
"Memang deh si Ranum, selalu Jodi" ucap Joni
"Lo kenal Jon?" Tanya Farel
"Bapak dia temennya bapak gue" ucap Joni dengan masih sibuk dengan coretan di belakang bukunya
"Sejak kecil gue sama Jodi sering ketemu dia" Lanjut Joni
Tatapan Farel tak beralih dari gadis yang tengah mereka bicarakan itu, rambut sebahu lebih dikit, dengan pipi lumayan tembam dan mata yang sangat cantik.
3 hari setelah hari pemilihan itu, kini Farel telah ditetapkan sebagai ketua kelas X IPA 2 yang sangat membuatnya jengkel. Hari ini hari senin yang membuat Farel memberengut, niatnya ingin pergi upacara namun ia malah tak membawa topi.
Niat Farel untuk membolos sudah sangat bulat.
"Nih, ayo cari barisan" sodoran topi itu membuat Farel menoleh
Joni dengan topi di tangannya yang di sodorkan untuk Farel.
"Topi siapa yang lo colong buat gue?" Ucap Farel
"Ditolongin gak tau terima kasih lo udin" ucap Joni menjejelkan topi itu ke tangan Farel
"Ini topi punya siapa Joniar" ucap Farel kini menyamakan jalannya dengan Joni
"Tadi Jodi yang ngasih, katanya punya Ranum" ucap Joni akhirnya menghentikan jalannya
"Kok Ranum?" Tanya Farel heran
"Nih kasih ketua kelas lo, gue mau ke uks" ucap Joni menirukan suara perempuan seolah olah ia adalah Ranum
"Ranum bilang gitu?jangan jangan dia suka gue" ucapan Farel membuat Joni menoleh muak
"Sejak kapan ada sejarah ngasih topi sama dengan dia suka?" Ucap Joni kesal
"Kalau dia gak suka gue, biar gue aja yang suka dia" ucap Farel
"Udah gila ni orang" ucap Joni lalu berjalan meninggalkan teman sintingnya itu
Sejak saat momen pemberian topi itu, Farel seakan terobsesi dengan gadis cantik bernama Ranumia itu, sehari tak membahas Ranum dengan ketiga temannya seperti hal yang mustahil bagi Farel.
Ia harus mendapatkan Ranum, apapun caranya. Tekad Farel sudah bulat.
Flashback off
"Hadehh nostalgia kan gue" ucapnya menghela napas kasar
"Yang gue pentingkam sekarang adalah Ranum menerima Mama untuk menjadi Bundanya, selebihnya gue gak mikirin apa apa" ucap Farel
"Ranum nerima gue lagi itu adalah bonus buat gue, itu pilihan dia. Tapi gue maksa sih dia milih gue juga" ucap Farel menenangkam dirinya sendiri
------
HAIIIudah lama bangettttt rasanyaaa
i miss uuuu
Akankah Ranum akan balik kerumah?
Semoga ga bosen yaa
Jangan lupa vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir(tak)Indah
Dla nastolatkówDua insan manusia yang di persatukan dengan pernyataan konyol lalu dipisahkan dengan takdir yang menurut mereka konyol Apakah mereka tetap bersama dan melewati takdir itu atau berpisah karena takdir?