HAPPY READING^^
-----
"yakin gak mau ngasi tau Mama aja? Gimana kalau dia tau dari orang lain mas"
"aku akan ngelindungin kamu apapun yang terjadi"
"tapi ini masalah besar mas, bukan masalah sepele"
"kamu percaya aku kan, aku yang mengambil langkah ini, berarti aku udah siap dengan konsekuensi yang ada"
"jangan tinggalin aku ya"
"Bunda" ucap Ranum membuat Vania terbangun dari tidurnya
"eh sayang udah mau berangkat ya" ucap Vania ketika menyadari Ranumlah yang membangunkan
"Bunda kok tidur disini?" ucap Ranum lalu duduk pada sofa sebelah Vania
"semalem tidur Bunda sedikit, jadinya ngantuk deh" curhatnya pada sang putri
"Bunda jangan capek capek dong, jangan di paksain ya kalau udah capek" ucapnya menasehati sang Bunda
"iya sayang"
"eh iya kamu mau sarapan apa?" tanya Vania mengingat Ranun yang akan berangkat sekolah"gapapa Bun, Ranum bisa makan di sekolah sama Maya dan Rara" ucap Ranum lalu berdiri
"beneran gapapa, masih ada waktu kok buat bikinin kamu sarapan" serunya melirik jam di tangan kirinya
"gapapa, Bunda istirahat aja"
"byee aku berangkat ya" ucap Ranum lalu menyalami tangan sang Bunda dan mencium kedua pipinya-----
"pak Sen, aku hari ini mau bawa mobil sendiri, kunci mana?" tanya Ranum saat melihat supirnya itu tengah menatap kolam yang berisi banyak ikan di halaman depan rumahnya
"waduhh, maaf nih non, mungkin lain kali aja bawa mobilnya" ucap Pak Sesen
"kok gitu? Bannya kempes? Gak ada bensin?" ucap Ranum yang dibalas gelengan oleh Pak Sesen
"bukan gitu non, tapi saya di beri pesan oleh den Farel, katanya non di suruh tunggu sebentar" ucap Pak Sesen
"Farel?" beo Ranum terkejut
"iyaa, cowok yang kemarin nungguin non Ranum"
"punya rencana apalagi sih tu anak" gerutu Ranum
"gak mau pak, saya berangkat sendiri aja" ucap Ranum lalu berjalan membuka gerbang
"hai"
"eh gila, bisa gak sih gak usah ngagetin" ucap Ranum terkejut
"gue tepat waktu gak?" ucap Farel yang kini berdiri di dekat motornya
"nih" ucapnya menyodorkan helm berwarna hitam pada Ranum
"apaan nih?"
"helm"
"gue juga tau, maksudnya kok ngasi ke gue?" tanya Ranum penasaran
"keselamatan penumpang gue juga nomor satu num" ucapnya yang kini sudah lengkap dengan helmnya
"tadi gue pergi beli helm dulu buat lo, makanya nitip pesen sama Pak Sesen" ucap Farel menjelaskan tanpa diminta
"untung aja deket deket sini ada yang udah buka, jadi lo gak perlu nunggu lama" jelasnya lagi membuat Ranum terdiam
"lo suka kan? Tadi pilihannya hitam, putih, sama ungu, gue gak tau warna kesukaan lo jadi gue pilih yang netral aja" lagi lagi Farel yang bersuara dan Ranum tetap pada pendiriannya untuk diam
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir(tak)Indah
Novela JuvenilDua insan manusia yang di persatukan dengan pernyataan konyol lalu dipisahkan dengan takdir yang menurut mereka konyol Apakah mereka tetap bersama dan melewati takdir itu atau berpisah karena takdir?