52

13 4 7
                                    

HAPPY READING^^

-----

"maksudnya apa?"

Pertanyaan itu dan kedatangan Ranum membuat dua wanita itu terlampau terkejut.

"APA?" teriaknya karena tak mendapatkan jawaban yang dia inginkan

"Ranum?" ucap Vania tak percaya dengan apa yang dia lihat di depannya kini

"iya, aku Ranum" ucapnya membalas pertanyaan Bundanya

"Ranumia yang barusan aja tante Nanda ini bilang gagal jadi ibu untuk aku" ucapnya lagi dengan penuh penekanan

Panggilannya untuk Mama dari sang pacar telah berbeda, panggilannya kembali asing seperti pertama bertemu dulu.

"Bunda bisa jelasin sayang" ucap Vania seperti panik

"itu yang aku tunggu, coba jelasin" ucapnya menuntut

Vania tak langsung menjelaskan seperti keinginan putrinya, dia menatap Nanda yang juga terlihat was was di depannya.

Nanda mengangguk seakan setuju dengan apa yang akan Vania lakukan setelah ini.

"jujur kamu memang anak dari tante Nanda yang ada di hadapan kamu sekarang"

Terkejut tak hanya tampak pada raut wajah Ranum, namun Farel yang masih mengawasi dari balik tangga juga menampakkan raut yang sama.

Dia anak dari Vania dan Ranum anak dari Mamanya? semua itu membuat Farel seakan ingin hilang dari bumi ini untuk sekejap

"hah? Bunda lagi ngeprank aku? gak lucu bun" ucap Ranum menenangkan dirinya

"kali ini Bunda gak mau menunda lagi, kamu harus tau dan mau menerima sayang" ucap Vania kini menatap dalam sang putri

"Bunda bohong" ucap Ranum lalu berjalan meninggalkan dua wanita yang kini sudah terlihat panik itu

Keduanya berjalan mengejar Ranum, namun pandangannya berhenti pada Farel yang kini tersenyum padanya.

"Farel? kamu juga ada disini nak?" ucap Nanda kini mendekati sang putra

"iya, dari tadi Ma" ucap Farel tetap dengan senyuman untuk sang Mama

"kamu denger semuanya?" tanya Nanda lagi yang dibalas anggukan oleh Farel

"dibahasnya nanti aja, sekarang kita kejar Ranum" ucap Farel karena melihat wajah khawatir dari Bunda sang kekasih.

Kini ketiganya berlari keluar restoran, namun nihil, tak ada Ranum yang mereka cari disana. Tampaknya gadis itu sudah pergi dari area sekitar restoran ini.

"dia gak mungkin jauh jauh Bun, mungkin pulang" ucap Farel menebak, dia tau Ranum tidak akan mengambil resiko besar dengan pergi dari rumah

"komplek rumah dari sini juga gak jauh kan Bun" ucap Farel dibalas anggukan oleh Vania

"coba pak Sesen di telpon dulu, kali aja Ranum udah dirumah" ucap Farel menyarankan

Tanpa jawaban, Vania langsung merogoh tas untuk mengambil ponselnya.

Jemarknya sibuk mencari nomor sang supir sekaligus satpam rumahnya itu.

"halo pak" ucap Vania akhirnya saat panggilan itu tersambung.

Tak lupa Vania menyalakan mode loudspeaker agar dua ibu dan anak itu juga dapat mendengar.

"iya halo ibu Vania" jawab pak Sesen diseberang

"Ranum ada dirumah?" tanya Vania

"gak ada bu, rumah masih kosong" ucap pak Sesen membuat ketiga orang itumenghela napas kasar

Takdir(tak)IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang