HAPPY READING^^
------
Ranum kaga diajak (6)
Rara : ini Joni di ajak join?
Diaz : diem lo kaleng rombeng
Rara : Diaz kaga diajak
Maya : rencana lo apa @Fareladuel?
Diaz : emang pada mau ngapain sih?
Rara : diem lo kaleng rombeng^2
Gue gak ngerencanain apa apa sih
Bukan yang spesial bangetDiaz : oh pada mau kasih kejutan ke Ranum?
Rara : Diaz tolol fix
Jodi : g ush buat mslh @Rantinial
Diaz : mampus
------
"MAMA WHERE ARE YOUUU?"
Teriakan menggelegar itu membuat wanita yang dipanggil Mama itu berbalik mencari keberadaan anaknya.
"teriak mulu, kenapa sih?" omelnya
"Mama bantu aku bikin kue buat Ranun ya" pinta seorang laki laki yang sudah tentu itu Farel Prasetya Aduel
"waduhh keajaiban dunia dari mana ini?" tanya sang Mama terkejut
"gak usah dibuat buat, ayo" ajaknya menarik Nanda menuju dapur
Benar, perkataannya memang benar. Farel akan membuat kue untuk kejutan hari jadi kekasihnya yang ke 17.
Terdengar tak lazim memang, maka dari itu Nanda tak henti hentinya terkejut.
"aku mau buat kuenya yang gak terlalu manis, Ranum gak suka yang manis manis" ucapnya mengintrupsi sang Mama
"selainya juga jangan pakai yang berry, pakai dark coklat aja" ucap Farel lagi
"jangan terlalu banyak pakai cream ya, ntar eneg" ucap Farel lagi dan lagi, sepertinya Nanda sudah muak mendengar anaknya itu berbicara.
"iya iya, sekarang kamu buat aja, nanti Mama kasih tau" ucap Nanda mulai mengeluarkan alat alatnya
"bahannya mana?" tanya Farel karena tak melihat sedikit pun bahan untuk kuenya
"cari sendiri, ngapain nyuruh Mama" ucap Nanda lalu bersender pada dinding dapur
"Mama, aku mau belajar buat kue ya bukan mau ikut master chef" keluh Farel
"biar kerasa kue perjuangan" ucap Nanda tetap pada posisinya
Benar saja, hampur 15 menit sudah Farel bergelut dengan tepung tepungan dan tentu saja intruksi sang Mama.
Tampaknya Farel sudah sangat mahir mendengarkan perintah perintah yang di berikan Nanda. Buktinya kini adonan kuenya siap untuk masuk oven.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir(tak)Indah
Teen FictionDua insan manusia yang di persatukan dengan pernyataan konyol lalu dipisahkan dengan takdir yang menurut mereka konyol Apakah mereka tetap bersama dan melewati takdir itu atau berpisah karena takdir?