HAPPY READING^^
-------
"gimana? aman?"
"aman sih menurut gue, sekarang dia seperti lebih memihak ke gue daripada ke temen temennya"
"bagus deh, semoga rasa sakit lo cepat terbalaskan ya"
"pasti
-----
"gimana Joni?"
"buruk"
Farel cukup terkejut dengan jawaban yang Jodi ucapkan.
Apakah separah itu? pikir Farel
"buruk? maksud lo?" tanya Farel
"mungkin sekarang dia lebih memihak Velia daripada gue atau kalian semua" ucap Jodi tetap fokus pada ponselnya
Keduanya tengah duduk di bangku kebangsaan Jodi, tempat yang sepi dan tenang ini membuat pikiran mereka juga melakukan hal yang sama.
"maksud lo Velia berhasil?" tanya Farel lalu dan kini Jodi hanya menyaut dengan anggukan
"Joni udah mau keluar malam, membangkang, melakukan hal buruk, dan mungkin besok dia akan ikut meretas pedagang pinggir jalan" ucap Jodi membuat Farel terdiam sambil berfikir
"gak usah lo pikirin, nikmatin hari bahagia lo" ucap Jodi berdiri dari duduknya
"kalau urusan Joni, biar gue yang urus" ucapnya tepat sebelum berjalan meninggalkan Farel
"gini nih tepat banget sama lagu takut tambah dewasa takut aku kecewa~" ucapnya bersenandung sambil meninggalkan taman belakang sekolah
------
"Ranumiaa~"
"pulang yukk"
Seruan itu dilantunkan oleh Farel si manja pada Ranum yang teridentifikasi sudah melayangkan tatapan tajamnya.
"gak usah sok manja lo, gue yang jijik" ucap Diaz menatap dengan tatapan jijik
"yang gue panggil bukan lo" ucap Farel lalu kembali menatap Ranum
"udah siap? ayo pulang" ajak Farel
Ranum telah berdiri, namun langkah kaki terdengar membuat perhatian mereka teralihkan.
Langkah kaki itu milik Joni yang kini berjalan santai tanpa keributan menuju pintu kelas, tampak bukan dirinya yang biasa.
"pulang duluan tu adek lo?" tanya Farel melihat Jodi yang masih setia duduk di bangkunya
"paling sama Velia" ucap santai Jodi
"lo biarin gitu aja?" kini giliran Diaz yang mengajukan pertanyaan
"gue mau liat, sampai sejauh mana dia berani bertindak" ucap Jodi lalu beranjak dari duduknya
"kita duluan" ucapnya mengandeng tangan Rara keluar kelas
"gue duluan ya" ucap Ranum ketika Farel telah menatapnya
"hati hati, gue pulang sama Diaz" ucap Maya dibalas anggukan dan jempol oleh Diaz
"sip, lanjutkan pdkt lo" ucap Farel membuat keduanya menyerngit bingung
"pdkt aja, udah bukan shipper JoMay nih gue" ucap Farel lalu berjalan menuju pintu kelas dengan Ranum disampingnya
------
"mau langsung pulang?"
"ohh gak mungkin dongg"
Lampu lalu lintas menunjukan warna merah, itu membuat obrolan mereka berjalan lancar tanpa halangan angin kencang.
"terus mau kemana?" tanya Ranum
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir(tak)Indah
Teen FictionDua insan manusia yang di persatukan dengan pernyataan konyol lalu dipisahkan dengan takdir yang menurut mereka konyol Apakah mereka tetap bersama dan melewati takdir itu atau berpisah karena takdir?