41

10 3 9
                                    

HAPPY READING^^

-----

"kamu mau makan pakai apa?"

"hah?!?"

Farel sampai hampir jatuh dari duduknya saking kagetnya dengan panggilan baru Ranum.

"lauknya kamu mau pakai apa aja?" tanya Ranum lagi dan lagi lagi membuat Farel terdiam cengo

"kamu?!"

"lo mau makan pakai apa aja?" tanya Ranum lagi kini mengubah panggilannya

"hah?"

"hah heh hah heh, mau makan pakai semua?" tanya Ranum yang kini mulai bosan bertanya

Farel mengangguk namun tetap dengan wajah cengo menatap Ranum yang kini mulai mengambil lauk di hadapannya.

"nih, kalau mau nambah ambil aja sendiri" ucap Ranum lalu mengambil piring untuk dirinya sendiri

"makasii" ucap Farel tetap dengan wajah terheran heran

"makan" perintah Ranum ketika melihat Farel masih terus menatap dirinya

Farel dengan sikap menurutnya langsung menyantap makanan di hadapannya. Nasi goreng dengan lauk lengkap serta tak lupa sambal di mangkuk kecil sebelahnya.

"ini beneran buat sendiri?" tanya Farel setelah menelan suapan pertamanya

"iya, kenapa? gak enak ya?" tanya Ranum khawatir

Farel menggeleng dengan kedua jempol tangannya mengudara.

"enak bangett" puji Farel membuat Ranum tersenyum

"kalau enak, lo harus habisin" ucap Ranum

"gak kamu lagi?" tanya Farel membuat Ranum menoleh

"cuma sekali kesempatan dan lo sia siain kesempatan itu" ucap Ranum lalu melanjutkan acara makannya

"yahh" desah Farel kecewa dengan penuturan kekasihnya itu

------

"kenapa harus Joni?"

"kenapa bukan Joni?"

"kebanyakan nonton fuji sama thoriq lo boss"

Perbincangan itu melibatkan dua orang remaja yang tengah duduk di bangunan usang dengan bangku usang juga yang diduduki oleh mereka.

Dia adalah Velia dan satu orang laki laki berbadan tegap, tinggi, dan putih. Dengan pakaian mereka yang serba hitam.

"mereka juga harus ngerasain gimana rasa sakitnya gue gak dapatin kak Farel" ucap Velia tanpa menatap lawan bicaranya

"kenapa Joni? bukannya dia gak berharga di antara temen temennya itu?" tanya sang lawan bicara

"kenapa bukan Farel langsung?" tanyanya lagi

"kak Farel terlalu cerdik, gue milih yang bodoh dan gampang di pengaruhi, kayak Joni contohnya" ucap Velia dibalas anggukan

"Feri lo diem disini, jaga ni markas" ucap Velia pada temannya yang ternyata bernama Feri

"emang ni markas bisa kabur apa?" tanya Feri ketika melihat Velia sudah berjalan jauh menuju pintu

Mana berani dia jika Velia masih di depannya, walau Velia yang terkecil disini, dia lah yang paling ditakuti. Entah karena apa.

-------
Sudah lewat 10 menit yang lalu Farel dan Ranum menyelesaikan makannya, namun Farel diminta untuk tetap tidak bergerak di kursi.

"lo diem disini, gak boleh bergerak sebelum gue balik"

Takdir(tak)IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang