HAPPY READING^^
-----
Pagi ini seperti biasa, Farel akan datang menjemput sang tuan putrinya.
"pagi pak Sesen" sapa Farel
"gak ada kerjaan lain apa selain duduk di depan kolam ikan?" tanya Farel
"kebetulan satu kerjaan saya udah kamu ambil" ucap Pak Sesen
"aduh pelit banget pak" ucap Farel lalu berjalan menuju pintu
"Assalamualaikum" ucapnya mengetuk pintu
"Waalaikumsalam" saut seseorang lalu membuka pintu rumah
Orang itu adalah Vania, setelah melihat kedatangan Farel Vania langsung menyambut dengan memberi pelukan untuk Farel.
"ayo masuk" ucap Vania setelah melepas pelukannya
"Ranum udah siap tante?" tanya Farel membuat Vania menoleh
"itu masalahnya" jawab Vania membuat Farel menampilkan ekspresi bingung
"katanya Ranum gak mau sekolah dulu" ucap Vania
"loh kok gitu?" tanya Farel kaget
"katanya sih gak enak badan, tapi pas tante lihat sehat sehat aja kok" ungkap Vania
"bisa aku ngobrol sama dia?" tanya Farel membuat Vania mengangguk
Ternyata Ranum masih memikirkan hal itu pikir Farel.
"Ranum" panggilnya lalu mengetuk pintu kamar gadis itu.
"buka pintunya dong" ucapnya sekali lagi
"kenapa? lo berangkat aja, gue gak mau sekolah" ucap Ranum menjawab dari dalam
"gue mau ngobrol dulu, bukan mau berangkat" ucap Farel menyauti
"gue gak mau ngobrol sama lo" ucap Ranum berteriak
"gue masuk ya" ucap Farel
"gak, kita bukan muhrim" ucap Ranum membuat Farel kehabisan akal
"gue tunggu sampe jam 7 ya" ucap Farel melihat jam di tangannya menunjukan pukul 6.25
"ribet lo rel" ucap Ranum
Farel benar benar menunggu di depan pintu kamar Ranum, sambil terus sesekali berteriak memanggil nama sang gadis.
"mau ngobrol apa?"
Suara itu membuat Farel mendongak, Ranum si keras kepala itu keluar dari kamarnya dan kini berdiri di depan Farel.
"akhirnyaa Allah dengerin doa gue"
"gak usah alay" ucap Ranum lalu duduk di sebelah Farel
"beneran gak mau berangkat?" tanya Farel yang hanya dibalas gelengan oleh Ranum
"kenapa?" tanya Farel
"gak enak badan" ucap Ranum membuat Farel langsung menempatkan telapak tangannya di dahi Ranum
"gak panas, anget juga engga" ucap Farel membuat Ranum menyentak tangannya
"sakit itu gak harus panas" ucap Ranum mengelak
"biasanya kalau orang sakit itu jelek, kok lo tetep cantik gitu?" gombal berkedok pertanyaan
"lo berangkat deh sana, gue mau lanjut tidur" ucap Ranum
"masalah gak akan selesai kalau lo gak mau hadapi" ucapan Farel kini terdengar serius
"jangan rusak persahabatan lo cuma karena cowok modelan Jodi" ucap Farel
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir(tak)Indah
Fiksi RemajaDua insan manusia yang di persatukan dengan pernyataan konyol lalu dipisahkan dengan takdir yang menurut mereka konyol Apakah mereka tetap bersama dan melewati takdir itu atau berpisah karena takdir?