54

16 3 8
                                    

HAPPY READING^^

------

Hari sudah malam, namun pencarian Farel belum membuahkan hasil apapun. Ia sudah coba menghubungi Rara dan Maya, namun keduanya tak mengetahui keberadaan gadis yang dicarinya.

Rasanya Farel ingin menyerah mencari tanpa arah seperti ini, namun dia harus berbicara dengan gadis itu.

Farel mencoba untuk menyelesaikan masalah ini tanpa bantuan sahabat sahabatnya, dia juga tak ingin mereka tau tentang masalah ini.

"Ranum kasih gue clue dong" ucap Farel pasrah

Dia sudah memeriksa beberapa hotel terdekat, namun tak ada reservasi atas nama Ranum. Apa mungkin gadis itu menghilangkan identitasnya?

"gak mungkin Ranum pergi jauh" ucapnya sendiri

"no, lo gak boleh ngeremehin Ranum rel, dia bahkan keluar dari rumah" kini ia pun membantah pernyataannya sendiri

Hampir dua gelas es teh sudah ia habiskan, karena dia tak tau lagi harus mencari kemana.

"hati gue capek, otak gue capek, badan gue juga capek " ucap Farel pasrah

"masnya lagi nunggu orang ya, udah satu jam duduk disini" ucap ibu penjaga warung pada Farel

"eh saya ngeganggu ya duduk lama disini buk" ucap Farel merasa tak enak dengan pemilik warung

"bukan gitu mas, gapapa atuh masnya duduk aja" ucap ibu itu

"saya lagi nyari pacar saya buk" ucap Farel menjawab pertanyaan awal si ibu tadi

"ohh pacarnya, berantem ya mas" tebak si ibu lagi

"ya biasa lah buk, gadis ya agak labil" ucapnya dengan cengirannya

"kalau menurut saya ya mas, jangan dulu dicari, buat capek masnya aja. Dikasih waktu sendiri dulu, nanti kalau ketemu malah memperkeruh suasana hati ceweknya" nasihat si ibu membuat Farel mengangguk angguk paham

"iya sih buk, makasih ya sarannya" ucap Farel tersenyum

"yaudah saya permisi dulu ya buk, makasi sekali lagi" ucap Farel lalu beranjak meninggalkan warung itu

Warung tempat Farel berdiam selama satu jam seperti yang ibu itu katakan, Farel pikir dia juga butuh istirahat sejenak.

------

Kini Farel berjalan memasuki rumah di depannya, rumah dengan nuansa abu yang tepatnya milik dari Bundanya itu.

"assalamualaikum" ucap Farel berjalan menuju ruang tengah

"waalaikumsalam" jawab tiga orang yang kini tengah terduduk saling menenangkan itu

"gimana Farel? Ranumnya udah ketemu?" tanya Vania mendekat pada Farel

"belum" ucap Farel lemas

"kemana anak itu" ucap Vania lemas lagi lagi terduduk di single sofa

"maaf Farel belum bisa nemuin Ranum, besok Farel coba cari lagi" ucap Farel

"gapapa nak, kamu istirahat, Ranum juga butuh sendiri" ucap Surya menenangkan sang putra

"Bunda bisa disini sendiri?" tanya Farel membuat Vania menoleh

"maafin Bunda sayang" ucapnya mendekat lalu memeluk putra yang selama ini tak pernah ia peluk seerat ini

"kenapa Bunda minta maaf?" tanya Farel dengan tangan membalas pelukan wanita di dekapannya itu

"Bunda udah salah memilih jalan, Bunda salah sayang, maafin Bunda" ucap Vania semakin pelan karena tangisnya tak dapat dibendung

"Bunda hebat, aku bangga bisa punya ibu yang melahirkan aku seperti Bunda" ucap Farel dengan ketenangannya

Takdir(tak)IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang