11

20 4 6
                                    

HAPPY READING^^

----

“Ranti  liat aku” ucap Jodi memanggil gadis yang kini duduk berhadapan dengannya

“mami egois banget Jod” ucap Rara bergetar

“aku cuma takut kalau nanti mami keceplosan dan bicara yang aneh aneh sama anak anak yang lain” ucapnya lagi

“iya aku tau, tapi bisa bicara baik baik kan” ucap Jodi

“aku bukannya gak ngertiin perasaan kamu, tapi aku cuma takut”
“apalagi sekarang Ranum suka kamu”
“kamu harus keluar dari zona nyaman kamu, gak selamanya kamu bisa kayak gini” nasihat Jodi membuat Rara menatapnya intens

“jadi kamu mau aku bilang ke anak anak kalau kita pacaran?” tanya Rara

“dari dulu aku mau kamu ngelakuin itu, tapi kamu selalu takut” ucap Jodi menjawab

“gak selamanya kamu harus mendengar omongan orang orang, buang sugesti buruk kamu” lanjutnya

“aku bukan siapa siapa sampai orang akan membenci kamu kalau kamu pacaran sama aku”

Rara masih terdiam menunduk, perkataan Jodi tertancap jelas dipikirannya, apa ini sudah waktunya?

“tapi Ranum gimana?” tanya Rara yang sedari tadi diam

“dia sahabat kamu, kamu yang tau karakter dia gimana” ucap Jodi berpindah duduk menjadi disamping gadisnya

“Ranum pasti sakit hati” ucapnya mendekat pada Jodi, mendekatkan kepala pada bahu sang pacar

“wah wah enak ya lo berduaan sender senderan disini”

----

Pagi ini Ranum bangun agak terlambat.

sekarang pukul 07.00 dan dia masih mengemasi barang barang yang akan dia masukan pada tasnya.

“Ranum, udah nak? Ini udah jam tujuh loh” ucap Vania yang kini berada di ambang pintu kamar sang putri

“udah bun, tinggal pakai sepatu aja” ucapnya tergesa menggendong tasnya

“gak mau sarapan dulu?” ucap Vania ketika melihat Ranum yang sudah selesai dengan sepatunya

“gak keburu bun, 15 menit lagi bel” ucapnya lalu berjalan menuju sang Bunda untuk bersalaman

“hati hati ya, jangan suruh pak Sesen ngebut” ucap Bunda memperingati yang dibalas anggukan oleh gadis itu

“aduhh kenapa pakai telat bangun sih” gerutunya pada disi sendiri

Biasanya Ranum akan berangkat pukul 06.30 atau paling telat 06.40 karena dia tidak suka terburu buru seperti sekarang ini

“pak Sesen ayoo” ucapnya ketika melihat sang supir kini tengah duduk didepan kolam ikan sambil menyeruput kopi

“loh non mau berangkat sama bapak?” tanya Pak Sesen

“ya sama siapa lagi? Ini udah telat loh pak, gak usah becanda” ucap Ranum kesal

“terus cowok yang di depan nunggu siapa?” tanya Pak Sesen yang kini melihat pada gerbang yang masih tertutup itu

“cowok?” gumam Ranum

“iya, dia udah di depan gerbang dari 30 menit yang lalu” ucap Pak Sesen

Menghiraukan ucapan supirnya itu, Ranum berjalan menuju gerbang lalu mendorongnya agar sedikit terbuka lalu menyembulkan kepalanya untuk melihat pelaku yang dimaksud pak Sesen.

“hai” ucap cowok itu yang masih setia duduk diatas motornya

“ngapain?” tanya Ranum lalu membuka gerbang rumahnya lebih besar

“menurut lo?” tanyanya balik

“mau jemput gue?’ tanya Ranum ragu

“tepat sekali, gak sia sia lo selalu masuk 5 besar, pinter banget” pujinya

“yaudah ayok, 10 menit lagi bel” ucapnya lagi sambil melihat jam di pergelangan tangannya

“gue gak mau berangkat sama lo” ucap Ranum hendak pergi meninggalkan cowok itu

“jam segini biasanya macet, kalau pakai mobil gak bisa nyalip” ucapan cowok itu membuat Ranum menghentikan langkahnya

“ayo” tawarnya lagi

Ucapan laki laki itu membuat Ranum mengangguk seakan membenarkan pernyataan laki laki dihadapannya.

“oke, tapi ini karena gue takut telat ya Farel, jangan gr” ucapnya lalu berjalan mendekati motor Farel.

----

“aduuyyy ada kemajuan nih”

“ngerii banget lo rel, apa jangan jangan lo pakai prinsip ‘cinta di tolak, dukun bertindak’ nih hahaha”

Ranum dan Farel baru datang ke sekolah saat jam menunjukan pukul 07.13, yang berarti 2 menit lagi bel berbunyi.

Dan perkataan Farel tentang macetpun benar adanya.

“di sogok apa lo num? Kok mau berangkat bareng Farel?” tanya Joni yang kini menghampiri Ranum

“diem lo, mulut lo bau” ucap Farel lalu menarik Joni kembali ke mejanya

“kemarin aja lo bilang gak mau sama Farel, kemarin  pulang bareng dan sekarang berangkat bareng,aduhhh” ucap Rara saat Ranum baru duduk di bangkunya.

“jangan mikir yang aneh aneh deh” ucap Ranum

“padahal lo cocok tau sama Farel” ucap Maya mengencengi

“iya sih, menurut gue bakal jadi couple of the year ga sih” ucap Rara ikut ikutan

“si Farel ganteng kok, apalagi sekarang baju sekolahnya rapi, makin berdamage tau, ya minusnya males doang sih” ucap Maya

“tapi sekarang kan dia udah mulai ikut pelajaran, kemajuan yang bagus dong” ucap Rara menimpali

“kalian aja sono yang pacaran sama dia, gue sih ogah” ucap Ranum cepat

“awas aja ogah jadi bucin” ucap Maya lalu kembali fokus pada ponselnya

----
Haiiii!!!!

gimana gimana? Apa bakal di publish hubungannya?

Hari ini agak pendek chapternyaa

semoga ga bosen yaa:)

Jangan lupa vote dan komen

Takdir(tak)IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang