HAPPY READING^^
-----
Siang teramat terang untuk sekedar bermalas malasan di bawah sinar matahari, namun hal itu sudah hampir setengah jam di lakukan oleh Ranum.
Duduk santai di pinggir lapangan, memandang ring basket yang usang dan karat karena selalu berdiri dibawah terik matahari.
"woii, ngapain sih duduk disana, kagak tau nama panas ya?" teriak seseorang yang membuyarkan tatapan Ranum
"tau" jawab Ranum seadanya
"gue tau lo putih, tapi pikirin temen lo ini dong, jiwa gue vampir" ucap Maya sangat membuat Ranum mencibir
"ngapain kesini?" tanya Ranun, karena tidak mungkin Maya datang hanya untuk menganggu Ranum, Maya benci terik matahari.
"temenin nyari Joni yuk" ucap Maya membuat Ranum menoleh
"tumbenan, biasanya juga ngehindarin Joni" ucap Ranum
"dia dicari sama pak Arif" ucap Maya menjawab
"telpon aja" ucap Ranum
"hp nya mati"
"tumbenan, biasanya juga paling gercep kalau baterai minim" ucap Ranum
"ya makanya ayo kita cek, takut takut entar dia nyusul bapaknya" ucap Maya menarik tangan Ranum untuk berdiri
-----
Kantin 1, kantin 2, kantin Mas Cok, halaman belakang, pojok mushola, bahkan kamar mandi sudah ditelusuri oleh dua gadis yang kini sudah sangat lelah itu.
"Joni bener bener jailangkung" keluh Maya yang kini memilih duduk di bangku dekat tempat mereka berdiri
"telpon Farel coba" ucap Ranum mengingat Joni adalah ekor seorang Farel Prasetya
"lo aja" ucap Maya memejamkan matanya merasakan angin sepoi
Tak ingin berdebat dengan Maya, akhirnya Ranum memilih untuk mengambil ponsel lalu menelpon targetnya
"halo"
"......."
"lo lagi sama Joni ga?"
"......."
"oke deh, thanks"
Tak butuh waktu lama, Ranum lalu mematikan sambungan telponnya dengan Farel setelah mendapatkan informasi dari lelaki itu.
"gimana?" tanya Maya yang kini sudah berdiri lagi di dekat Ranum
"Farel lagi sama Jodi, kata Farel mungkin Joni lagi di rooftop" jawabnya lalu berjalan mendahului Maya
Tangga rooftop dengan tempat berdiri mereka tidak terlalu jauh, melibat tangga rooftop dihadapannya membuat Ranum menghela nafas, Ranum tidak pernah menginjakkan kakinya di tangga ini selama bersekolah disini.
"lo naik duluan" ucap Ranum pada Maya dibelakangnya
"alah penakut lo" ucap Maya lalu mendahului Ranum
Kini pintu rooftop ada di hadapan mereka, Maya bertekad untuk mendorong Joni jika menemukannya sedang bersantai disini.
"JONII!!" itu teriakan Maya saat melihat Joni tengah berbaring sambil merokok di tengah tengah rooftop
"haduhh ketenangan guee" ucap Joni lalu menoleh mendapati Maya yang menatapnya garang
"aduhh Maya, lo ngapain disini?" ucap Joni lalu mematikan rokoknya
"lo bisa gak sih kalau lagi dibutuhin itu gak ilang ilangan" ucap Maya berjalan mendekat
"jangan deket deket anjir, lo nyeremin" ucap Joni berjalan mundur
"gue akan ngapa ngapain lo nanti, tapi sekaranh lo di tunggu di ruang guru sama pak Arif" ucap Maya membuat Joni menelan susah ludahnya
"serem bener anjir" gerutu Joni lalu segera beranjak
"Jon" panggil Ranum membuat Joni menoleh
"nanti ya Num, gue harus nyelamatin nyawa gue dulu" ucap Joni
"ini bungkus permen caramel siapa?" tanyanya melihat bungkus permen kesukaannya berserakan sangat banyak di lantai
"gue sama Diaz gak suka permen kemanisan itu" ucap Joni lalu berlari turun dari rooftop
"berarti Farel?" tanya Ranum pada dirinya sendiri
"ya siapa lagi, gak mungkin Jodi" ucap Maya yang mendengar
"tapi pas di mall dia bilang gak suka makanan manis"
"ohhh apa cuma gara gara dia mau ngasi gue permen caramel yang dia mau beli?" ucap Ranum mengingat ngingat kejadian itu
"nahhh itu tau" ucap Maya
"sekarang bisa milih kan lo harus belajar mencintai atau membuat orang lain cinta lo" ucap Maya lalu menyusul Joni untuk turun------
"Farel mana?"
Hari ini tepat jam 14.00 pada hari Jumat, hari berkah dan untuk pertama kalinya seorang Ranumia mencari sosok Farel.
"tumbenan" ucap Joni yang sudah bersiap untuk menghindari Maya
"jawab aja" ucap Ranum
"lagi sama Jodi" jawab Joni
"ngapain tuh mereka, perasaan dari jam istirahat sama Jodi mulu" ucap Diaz yang berdiri disebelah Joni
"jangan suudzon sama kakak gue lo" ucap Joni
"dimana?" tanya Ranum
"di depan ruang osis" jawab Joni lalu bersiap untuk pergi
"jangan coba coba kabur lo saipul" ucap Maya berdiri dari duduknya
"woiii awas aja lo, kalau dapet gue sambit lo" ucap Maya ketika melihat Joni menarik Diaz untuk berlari keluar kelas
"lo ikut gue ga?" tanya Maya pada Rara yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya
"ikut lah" ucapnya lalu berdiri
"duluan ya num" ucap keduanya lalu keluar dari kelas meninggalkan Ranum sendirian
Dia memutuskan menunggu Farel di kelas, karena tas lelaki itu masih di kelas, pasti dia akan kembali ke kelas pikir Ranum.
Sudah hampir 10 menit lebih Ranum menunggu, namun batang hidung Farel tak kunjung memasuki ruang kelas.
"nunggunya lama ya?" suara itu mengintrupsi Ranum untuk mendongak
"lama banget sih" gerutunya saat tau Farel lah yang berbicara
"ada urusan sama Jodi" jawabnya lalu berjalan mengambil tasnya
"gue pikir lo gak akan mau pulang sama gue" ucap Farel
"terus helm gue dipakai sama siapa?" tanya Ranum lalu berjalan mendahului Farel
"padahal niatnya gue mau jual" ucap Farel lalu mengikuti jalannya Ranum
-----
"rel mau makan dulu ga?" ucap Ranum sedikit berteriak agar Farel mendengar
"HAH?!" teriak Farel sampai menghentikan motornya mendadak
"woi mau mati ya? jangan ngajak ngajak dong" ucap Ranum marah
"lo sih"
"kok gue?" tanya Ranum
"lo kok mendadak ngajak makan sih" ucap Farel
"kalau gak mau yaudah" ucap Ranum
"mau kok mau"
"lo bilang lo mau usaha buat gue suka sama lo kan? ini gue lagi bantu lo usaha" ucap Ranum yang lagi lagi membuat Farel terdiam
------
Haiii!!!!ini part lumayan pendek sih tapi gapapa, yang penting update ya kan
Apa Ranum mau buka hati buat Farel?
Semoga gak bosen ya :)
Jangan lupa vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir(tak)Indah
Teen FictionDua insan manusia yang di persatukan dengan pernyataan konyol lalu dipisahkan dengan takdir yang menurut mereka konyol Apakah mereka tetap bersama dan melewati takdir itu atau berpisah karena takdir?