2

21 7 2
                                    

HAPPY READING^^

----

“nih topinya” ucap gadis yang kini mencegah seorang lelaki yang akan bergerak dari mejanya

“buat lo aja” ucap farel lalu hendak berjalan keluar kelas

“gak mau, ni ambil topi lo” ucap Ranum lagi lagi menyodorkan topi milik lelaki itu

“lo kan gak punya topi, ambil aja” ucap Farel yang sedikit menghina menurut Ranum

“tenang num, kalau kurang satu bilang aja, nanti babang Farel beliin lagi” kini Diaz yang menimpali

“gue punya topi, tapi masih hilang aja” bela Ranum menatap tajam Diaz yang kini tengah tertawa bersama Joni

“mana ada masih hilang, hilang ya hilang kali Ranum” Sahut Joni

“ih mulut lo rombeng banget sih Jon” ucap Maya yang kini sudah siap meninggalkan kelas

“nyaut mulu lo, dosa ngatain suami” ucap Joni lalu dibalas kikikan geli Diaz

“amit amit, lo jodohnya sama Laela aja deh” ucap Maya

“dih siape lo ngatur ngatur” ucap tak terima dari Joni

“oke gue bakal terima topi itu, tapi dengan satu syarat” ucapnya Farel membuat semua menatapnya cengo termasuk Joni dan Maya yang tadi berdebat

“ih tinggal terima apa susahnya sih rel” ucap Ranum yang kini sudah bosan menjuurkan topi itu

“Jadi pacar gue”

“HAH!?” semua sahabat Farel dan Ranum dibuat terkaget.
jangan heran karena hanya ada mereka yang berada dikelas, bel sudah berbunyi lebih dari 10 menit yang lalu.

“lo gila?” kini bahkan Jodi yang sedari tadi diam ikut bersuara

“lo yang gila, gitu aja kaget” ucap Farel lalu mendudukan dirinya dimeja milik Diaz dan Joni

“goblok si anying mah, ya kagetlah” ucap Joni lalu dibalas anggukan dari Diaz menunjukan dia setuju dengan Joni

Dilain sisi 3 orang perempuan masih cengo mendengar penuturan Farel tadi apalagi gadis yang baru saja di tawarkan persyaratan gila oleh Farel.

bagaimana tidak terkejut dirinya dan Farel bukanlah dua orang yang bisa dikatakan dekat atau bahkan sekedar seperti Joni dan Maya saja tidak.

Mereka adalah dua orang yang hanya saling mengetahui bukan saling mengenal.

“gimana? Jangan malah cengo doang” ucapan Farel membuyarkan keterdiaman tiga sahabat itu

“yaudah topinya buat gue aja” ucap Ranum lalu berjalan menuju pintu untuk segera pulang

“rel cara lo kurang romantis”ucap Rara lalu berjalan meninggalkan empat sekawan itu

“jadi gue ditolak?” tanyanya pada ketiga sahabatnya yang dibalas anggukan

“kalau kata bungkus Ale Ale mah Coba Lagi” ucap Joni lalu merangkul Farel berjalan meninggalkan kelas yang disusul oleh dua sahabat lainnya

-----

Sore ini Farel tengah duduk santai didepan televisi diruang tengah kediaman Aduel, ada Mamanya yang tengah membuat kue di dapur dan Papanya yang belum kembali dari kantor.

Matanya tertuju pada televisi didepannya namun pikirannya masih berkelana pada kejadian penolakan di sekoalh siang tadi. Bisa bisanya orang setampan dirinya ditolak pikir Farel

“mikirin apa sih?” tanya sang Mama yang kini sudah datang membawa kue yang barusan ia buat

“Farel di tolak ma” ucapan Putranya membuat Nanda—Mama Farel—menghentikan aktivitasnya yang akan menaruh nampan diatas meja

“ditolak? Kamu kan belum mau ngelamar kerja, kok udah ditolak?” tanya Nanda lalu melanjutkan aktivitas yang tadi sempat tertunda

“ditolak cewek mama” ucap Farel lalu mencomot kue yang barusan ditaruh sang Mama

“oh nembak cewek toh” ucap sang Mama lalu duduk di samping sang putra

“kok bisa di tolak?” tanya sang Mama
Lalu Farel menceritakan kejadian dari pagi hingga siang saat penolakan itu terjadi membuat sang Mama tertawa lalu mendapat lirikan tajam dari Farel

“kamu sih, masa nembak cewek
kayak gitu, kalau mama pun yang kamu tembak kayak gitu ya mama pasti nolak” kata sang Mama menatap Farel

“loh kok gitu?” tanya Farel yang kini sudah penasaran akan jawaban sang Mama

“nembak cewek itu ya yang romantis dong, masa di paksa kayak gitu, pdkt dulu atuh kasep” ucap Nanda memberi saran pada sang anak

“ribet ah ma” ucap Farel lalu merebahkan kepalanya pada punggung sofa yang berada dibelakangnya

“kamu gitu aja bilang ribet, gimana kayak Papa sama Mama yang bahkan tidak disetujui opa sama oma?” ucap Nanda sendu

“terus kok bisa bersatu?” tanya Farel menatap Nanda dalam

“kita harus berjanji akan memberikan cucu dalam waktu setahun pernikahan dan cucu itu harus laki laki” ucap sendu Nanda yang dibarengi senyum paksa

“untung yang lahir laki laki ya ma” ucap Farel tersenyum

“eh iya” tawanya hambar seperti masih menyiratkan kesedihan

-----
haii!!!

gimana chapter ini?

apakah kapal FaRan akan karam?

semoga gak bosen yaa

jangan lupa vote dan komen

Takdir(tak)IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang