HAPPY READING^^
------
Dengan langkah masih lemas, wanita itu turun dengan pakaian rapi lengkap dengan buku dan tas ditangan kirinya. Suara derap langkah kaki membuat dua orang yang tengah terduduk di sofa ruang tengah mendongak menatap sang pembuat suara.
Vania berjalan menuju kedua orang tersebut.
"Aku mau ke butik" ucap Vania
"Yakin mbak mau ke butik?" Tanya Nanda mengkhawatirkan kesehatan Vania
"Aku udah lumayan lama gak ke Butik, takutnya Mama nanyain" ucap Vania menyakinkan Nanda dan Surya yang tengah menatapnya khawatir
"Kalau gitu bareng kita aja, sekalian aku mau pulang" ucap Nanda dibalas senyuman oleh Vania
"Gak usah, aku sama pak Sesen aja, kalian istirahat" ucapnya menolak ajakan Nanda
"Yaudah kalau gitu mbak hati hati ya, kalau ada apa apa mbak bisa langsung hubungi aku" ucap Nanda
"Kamu udah baik banget, harusnya kamu yang aku semangati, aku gagal membuat Ranum sedewasa Farel" ucap Vania memegang pundak Nanda sendu
"Gapapa mbak, semua memang gak mudah, tapi semuanya pasti ada jalan keluarnya" ucap Nanda
"Aku akan terus berusaha agar Ranum bisa menerima kamu " ucap Vania lagi
"Terima kasih mbak" ucap Nanda
-------
Setelah lebih dari 10 menit di jalan, akhirnya Vania sampai di depan butik yang selama ini menjadi sumber kehidupannya, Vania tak habis pikir jika nanti butik ini tak bersamanya lagi.
Dengan derap langkah pelan tapi pasti, dia berjalan menuju pintu utama. Butiknya tampak tak sepi, banyak pasang mata menatapnya ketika baru membuka pintu.
"Selamat datang bu Vania" ucap salah satu pegawai yang paling dekat dengan pintu
"Ibu ada?" Tanya Vania menanyakan mertuanya itu
"Ibu ada di ruangannya" balas pegawai itu
Vania berjalan menuju ruangan tempat sang ibu mertua beristirahat dari padatnya pengunjung butik.
Dapat di lihat dari kaca, bahwa Kanya tengah duduk di kursi kerjanya dengan tatapan lurus pada laptop di hadapannya.
Vania memberanikan diri memasuki ruangan itu, dia sudah siap dengan apapun yang akan ibu mertuanya tanyakan.
"Permisi Ma" ucap Vania membuat yang di sapa menoleh
"Dari mana saja kamu Vania? Sudah lama tidak datang" ucap Kanya berdiri dari duduknya
"Maaf Ma, ada hal yang harus Vania urus" ucap Vania mengaku salah
Pasalnya sudah lebih dari 5 hari Vania tak datang ke butik. bukan tanpa alasan, Vania tak datang sebab dia harus memikirkan banyak hal yang membuatnya tak merasa tak enak badan belakangan ini.
"Duduk dulu" ucap Kanya lalu kembali duduk pada kursinya
"Kamu ada masalah sama Ranum?" Pertanyaan Kanya membuat Vania spontan menoleh
"Gak ada Ma" ucapnya langsung walaupun perkataannya sudah pasti berbohong
"Tadi sebelum kesini, teman temannya Ranum mencari Ranum ke rumah Mama" cerita Kanya lagi lagi membuat Vania mengerutkan kening bingung
"Ranum gak ada dirumah?" Tanya Kanya, Vania terdiam sejenak bingung harus menjawab apa
"Dia juga sudah lama tidak kesini kan?" Tanya Kanya lagi lagi dan lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir(tak)Indah
Teen FictionDua insan manusia yang di persatukan dengan pernyataan konyol lalu dipisahkan dengan takdir yang menurut mereka konyol Apakah mereka tetap bersama dan melewati takdir itu atau berpisah karena takdir?