HAPPY READING^^
-----
"kita ubah rencana ya, kita pergi ke pantai aja gimana?"
Kedua remaja itu kini tengah berhenti di bisingnya jalanan kota, kenapa berhenti? ya karena Ranum tidak dapat mendengar suara Farel jika sambil berkendara.
"pulang aja" ucap Ranum
"gak ah, lo kayak anak abg, jam segini udah pulang" ucap Farel melihat jam di pergelangan tangannya baru menunjukan pukul 11 siang
"udah gak mood gue Farel" ucapnya menyangkal perkataan Farel
"makanya kita pergi biar lo mood lagi" ucapan Farel mendapat toyoran dari Ranum
"gue kalau kesel sama orang suka pingin makan orang itu tau" ucap Ranum membuat Farel menoleh
"justru itu, gue udah siap nih di makan sama lo" ucapnya membuat Ranum sedikit tertawa
"gitu dong, kalau ketawa kan cantik" ucap Farel membuat Ranum menghentikan tawanya
"terus kalau gue gak ketawa gue gak cantik gitu?" pertanyaan Ranum membuat Farel terdiam
"tetep cantik dong, tapi kalau ketawa 2x lipat" ucap Farel setelah lama berfikir mungkin
"2x lipat doang?" tanya Ranum
"no, 200x lipat, nol duanya ketinggalan" saut reflek Farel membuat Ranum lagi lagi tertawa
Senyum Farel seketika terbit melihat Ranum tertawa, inilah yang ditunggu tunggu Farel, sebab Ranum tertawa adalah dirinya.
-----
Apa kalian berfikir Farel dan Ranum akan menuju pantai? Jawabannya jelas tidak.
"ogah banget kepantai siang bolong gini, turis gue?" seperti itah omelan Ranum pada ajakan Farel
Kini mereka ada di rumah Ranum, niatnya pulang untuk makan siang, Ranum sudah lapar katanya.
"Bundaaa" teriak Ranum saat baru membuka pintu
"assalamualaikum dulu kek" ucap Farel yang berjalan dibelakangnya
"aduh anak bunda udah pulang? cepet banget" saut sang Bunda yang berdiri tak jauh dari pintu
"loh Bunda mau kemana?" tanya Ranum saat melihat penampilan rapi Vania
"Bunda mau ke supermarket dulu sama Pak Sesen, gapapa kan kamu tinggal sendiri dulu?" tanya Vania yang dibalas anggukan oleh Ranum
"oh iya kan ada Farel yang nemenin" ucapnya lagi ketika menyadari adanya Farel
"gak deh tan, saya pulang aja" ucap Farel
"kayaknya Ranum bisa sendiri ya num" ucapnya lagi pada Ranum
"Farel gak mau berduaan, kan bukan muhrim" ucap Ranum melihat sang Bunda kebingungan
"emang kalau pacaran itu udah boleh rel?" tanya Vania seakan menyindir
"kalau itu bisa dibicarakan lagi tante" ucap Farel membuat Vania tertawa
"yaudah Bunda berangkat ya" ucap Vania lalu mencium kening sang putri
"gue juga pulang ya, hati hati disini, kalau ada apa apa langsung telfon gue" ucap Farel yang dibalas jari jempol oleh Ranum
------
Supermarket di hari minggu tidak begitu padat, namun banyak orang yang berlalu lalang.
Sudah 30 menit lebih Vania berbelanja dan kini tujuan akhirnya adalah permen caramel kesukaan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir(tak)Indah
Teen FictionDua insan manusia yang di persatukan dengan pernyataan konyol lalu dipisahkan dengan takdir yang menurut mereka konyol Apakah mereka tetap bersama dan melewati takdir itu atau berpisah karena takdir?