40

88 7 0
                                    


Sampainya mereka di rumah, Taehyung dan YN dikejutkan dengan kehadiran Ny. Kim di sana.

Terlihat Ny. Kim sedang menyiapkan beberapa makanan yang ia buat tadi di meja makan.

"Loh, bunda kok ada di sini?" tanya Taehyung.

"Iya, bunda pengen liat kalian aja" jawab Ny. Kim.

"Bunda udah dari tadi ya?" Tanya YN.

"Lumayan, sayang. Itu kamu makan apa?" tanya Ny. Kim.

"Es krim, bunda mau?" tanya YN.

"Engga deh, kamu habisin aja." Ny. Kim.

Taehyung melangkahkan kakinya ke dalam kamar, membiarkan Ny. Kim dan YN yang sedang sibuk mengobrol.

"Bunda nginep sini nggak?" tanya YN.

"Engga, sayang. Malam nanti bunda pulang, ayah yang jemput," jawab Ny. Kim.

"Kamu udah makan belum? Makan dulu sini, bunda udah buatin makanan loh. Ini memang buat kamu, pasti kamu laper kan?" tawar Ny. Kim.

YN menoleh ke meja makan, memang ada beberapa makanan yang sepertinya baru selesai di masak. YN berpikir sejenak, sebenarnya ia masih kenyang. Namun melihat Ny. Kim yang sudah membuatkan makanan untuknya, ia jadi tidak enak hati untuk menolak.

"Em, boleh deh bunda. Bunda temenin yaa," ujar YN.

Ny. Kim tersenyum lalu mengangguk, akhirnya YN pun makan ditemani oleh Ny. Kim. Namun tidak bertahan lama, beberapa menit kemudian YN mulai merasa mual. Mungkin ia kekenyangan sekarang, ia pun mengunyah makanan yang ada di dalam mulut nya lambat.

"Dikit lagi, YN. Lo harus habisin masakan bunda," batin YN.

Sampainya hingga suapan terakhir mendarat di mulut YN, gadis itu hampir memuntahkan makanan yang belum sempat ia kunyah.

YN pun menutup mulut nya lalu menoleh ke Ny. Kim yang tertlihat terkejut.

"Kenapa, sayang??" tanya Ny. Kim.

YN tidak menjawab, kali ini ia sudah tidak tahan. Gadis itu pun berlari menuju toilet agar bisa memuntahkan isi perutnya itu.

"Huekk! Huekk!" YN.

Sontak Ny. Kim panik melihat YN seperti itu. Ia mengelus punggung YN sambil menahan rambut YN ke belakang.

"Sayang, kamu kenapa??" tanya Ny. Kim.

"B-bunda, maaf ya..." lirih YN.

"Muntah nya udah??" tanya Ny. Kim dan YN mengangguk.

"Ayo, baring ke kamar dulu," ajak Ny. Kim.

Saat Ny. Kim membawa YN ke kamar, Taehyung yang baru saja selesai menggati bajunya pun menatap Ny. Kim dan YN bingung.

"Kamu baring aja ya sayang, bunda buatin teh hangat dulu," ucap Ny. Kim.

"Gausah, bunda. YN gapapa..." YN.

"YN kenapa, bunda?" tanya Taehyung.

Ny. Kim tidak menjawab, ia menarik Taehyung keluar kamar lalu menutup rapat pintu kamar tersebut.

"Kenapa sih bunda?" tanya Taehyung lagi.

"Sini ikut bunda! Bunda mau nanya sama kamu!" ujar Ny. Kim lalu menarik Taehyung ke dapur.

"Ada apa sih?" tanya Taehyung bingung.

"Jawab yang jujur, sejak kapan YN hamil?!" tanya Ny. Kim langsung membuat Taehyung terkejut.

"Astaga bunda! Ngomong apa sih?!"  pekik Taehyung.

"Jangan pura-pura gatau! Bunda ga nyangka ya sama kamu, bisa-bisanya kamu ngelakuin itu sama anak orang! Bunda sma ayah izinin kamu tinggal sama YN itu bukan berarti kamu bisa ngelakuin hal macem-macem!" Ny. Kim.

"Dari kemarin bunda udah ngerasa aneh sama kalian, mulai dari YN yang keliatan sakit. Dan kamu nyoba nutupin ini dari bunda kan? Sekarang apa, YN mual-mual. Apa lagi kalau bukan hamil?!" omel Ny. Kim.

"Bukan gitu, bunda. Tae bisa jelasin!" Taehyung.

"Bunda memang setuju kalau kamu sama YN, tapi ga secepat ini juga Tae! Paling nggak kalian harus nikah dulu! Kalau kamu udah pengen cepat-cepat nikahin YN bilang ke bunda! Jangan hamilin anak orang diluar nikah gini!" Ny. Kim.

Taehyung dibuat tidak bisa berkata apa-apa oleh Ny. Kim. Laki-laki itu mengusap wajahnya kasar.

"Tuh kan kamu diam aja, berarti bener kan?!" Ny. Kim.

"Bunda kenapa marahin Tae?" YN.

Ny. Kim dan Taehyung sontak menoleh ke arah YN yang baru saja datang dan menghampiri mereka saat mendengar keributan di dapur.

"Sayang, kok keluar? Bunda bilang kan tunggu di kamar." Ny. Kim.

"Iya, tapi YN denger bunda marah-marah," jawab YN.

Taehyung menatap YN lekat, tidak mungkin YN hamil bukan?

"YN, lo ga hamil kan?" tanya Taehyung.

"Hah? Maksudnya??" tanya YN kaget.

"Sekarang, Lo ga lagi hamil kan??" tanya Taehyung lagi.

"H-hamil?? E-engga lah!" YN.

"Kok nanya gitu sih? Lo nuduh gue hamil?!" YN.

"Sayang, maaf kalau bunda lancang. Tapi kalau iya, kamu jujur aja sama bunda. Bunda ga marah kok," ujar Ny. Kim.

YN menatap Ny. Kim dan Taehyung bergantian, ia benar-benar bingung sekarang.

"Memangnya YN hamil anak siapa?" tanya YN.

"Anak kamu sama Tae," jawab Ny. Kim.

"Hah?!" YN.

Taehyung memejamkan matanya, "duh bego, pake nanya lagi."

"Bunda kok ngomong gitu sih? YN ga ngerti, YN sama Tae kan belum nikah," ujar YN.

"Jadi kamu lagi ga hamil? Soalnya bunda liat kamu aneh berapa hari ini, bunda pikir kamu hamil. Bunda kan gatau kalian ngapain aja di rumah," ucap Ny. Kim.

"Tae jelasin ya bunda, memang berapa hari ini YN lagi kurang enak badan. Kemarin dia ga sengaja kedorong sampe jatuh dari tempat tidur, makanya pinggangnya sakit. Tae udah bilang dari kemarin biar langsung di cek, tapi YN nya gamau." Taehyung.

"Makanya tadi malem Tae bilang, besok YN harus diperiksa, dan bunda harus tau. Itu doang! Kalau mual-mual tadi Tae sih gatau. Lo kenapa?" tanya Taehyung pada YN.

"I-itu bunda, YN kekenyangan. Tadi itu YN masih belum laper, tapi liat bunda udah masak buat YN, YN jadi ga tega mau nolak. Jadi YN bukan lagi hamil..." ujar YN.

Entah kenapa hati Ny. Kim langsung lega mendengar penjelasan dari YN dan Taehyung. Ternyata ini hanya kesalahpahaman, ia pun menghela napasnya panjang.

"Yaampun, maaf ya sayang.  Bunda udah mikir macem-macem sama kamu, kamu juga Tae. Makanya kalau ada apa-apa jangan diem aja, bilang ke bunda langsung!" Ny. Kim.

Taehyung memutar bola matanya malas, "terserah bunda aja!" ujarnya lalu pergi ke kamar mandi.

"Jadi pinggang kamu gimana sekarang? Masih sakit??" tanya Ny. Kim.

"Sekarang udah engga, bunda. Kadang-kadang aja tiba-tiba sakit." YN.

"Habis ini kita cek ya, sayang. Nanti bunda telpon supir biar kita bertiga pergi pake mobil, bunda gamau kamu sakit. " Ny. Kim.

YN tersenyum lalu mengangguk menanggapi ucapan Ny. Kim.

"Iya bunda." YN.

AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang