17

111 10 0
                                    


Tn. Jeon memijat keningnya karena pusing, setelah mendengar laporan dari Chen soal YN yang mengambil uang tabungan di bank membuatnya semakin gelisah. Kemarin gadis itu mengambil mobilnya begitu saja tanpa izin, dan sekarang mengambil uang di bank lalu pergi berdua bersama laki-laki yang baru ia kenal.

"Besok apa lagi yang mau dia lakukan? Hah, kenapa anak satu itu susah berubah," gumam Tn. Jeon.

"Tadi saya liat den Taehyung juga di sana Tuan, gatau sama siapa tapi pas mau pulang dia nyariin saya," ucap Chen.

"Taehyung juga ikut?" tanya Tn. Jeon.

"Engga Tuan, den Taehyung ga ikut sama kami. Tapi dia nanya kenapa YN bisa sama laki-laki kamarin, terus katanya juga tadi di kampus YN mainnya sama laki-laki itu juga," jelas Chen.

Tn. Jeon tampak memikirkan sesuatu. Seakan juga memikirkan hal yang sama, Chen pun menatap Tn. Jeon.

"Saya tau kita punya pikiran yang sama Chen, sekarang duduklah. Saya coba hubungi Jeo dulu," ujar Tn. Jeon lalu mencoba untuk menghubungi Tn. Jeo.

"Hallo Jeon, ada apa?"

"Jeo-ah, maaf mengganggu. Apa Taehyung ada di rumah?" Tn. Jeon.

"Ada, kami baru saja selesai makan malam"

"Apa aku bisa ke rumahmu sekarang? Ada yang mau ku bicarakan," pinta Tn. Jeon.

"Tentang hal yang serius ya? Bisa saja, datanglah ke sini"

"Baiklah, sebentar lagi aku datang. Terima kasih Jeo-ah"

Tn. Jeon menutup sambungan telepon itu.

"Ayo Chen, ikut aku ke rumah Taehyung." Tn. Jeon.

Setelah kurang lebih dua puluh lima menit kemudian Tn. Jeon dan Chen sampai di halaman rumah Taehyung, Chen pun hanya menunggu di luar sementara Tn. Jeon masuk ke dalam rumah.

"Kau sudah datang? Ayo ke ruang tamu," ajak Tn. Jeo.

Sampai di ruang tamu, ternyata Taehyung sudah ada di sana menunggu mereka.

"Selamat malam om," sapa Taehyung.

"Selamat malam Taehyung," jawab Tn. Jeon.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan Jeon?" tanya Tn. Jeo.

"Begini Jeo-ah, aku ingin meminta tolong pada Taehyung untuk...."

⚪⚪

Pagi ini Taehyung dan Jeno tengah mencari YN untuk meminta buku yang sempat YN bawa kemarin. Tadi malam setelah kedatangan TN. Jeon ke rumahnya, Taehyung sudah berdiskusi dan menyetujui permintaan Tn. Jeon.

Ya, Tn. Jeon meminta tolong pada Taehyung untuk mengawasi putrinya itu. Awalnya Taehyung enggan untuk menerimanya, namun melihat Tn. Jeon yang sangat mengharapkan bantuannya membuat Taehyung iba. Ia tidak mungkin menolak, lagi pula gadis itu memang harus diawasi. Jika hanya mengandalkan Chen, tentu saja tidak akan cukup.

"Tet, itu dia!" ujar Jeno menunjuk ke arah YN yang sedang membaca buku bersama Mingyu di perpustakaan. Ah mungkin tidak, mereka sedang mengobrol sambil sesekali tertawa.

Taehyung berdecak kesal, lagi-lagi YN bermain bersama Mingyu. Mereka pun segera mendekat.

"Bukannya perpus buat tempat baca buku ya? Bukan malah ketawa-ketawa ga jelas gini," ujar Taehyung pada YN dan Mingyu.

YN dan Mingyu menoleh menatap Taehyung kesal.

"Apa sih lo? Ganggu orang aja," ucap YN.

"Kalian lagi," gumam Mingyu malas.

"YN, kita ke kantin bareng yok? Lala nanyain lo tadi," ucap Jeno.

"Engga deh Jen, gue lagi sibuk," tolak YN.

"Yaudah sini buku yang kemaren, masih sama lo kan?" tanya Taehyung.

"Oh iya," ucap YN. Ia membuka tasnya dan mengambil dua buku Taehyung dan Mingyu kemarin.

"Nih, jangan ganggu lagi!" ujar YN.

Taehyung menatap YN dengan tatapan yang sulit diartikan. Padahal baru kemarin YN bertemu dengan Mingyu, namun sikapnya sudah berubah seperti ini. Jeno pun juga ikut merasakan perbedaan sikap YN, secara tidak langsung Mingyu maupun kawan-kawannya itu membawa pengaruh buruk pada YN.

"Oke, kami pergi," ujar Taehyung lalu pergi menjauh dari YN dan Mingyu.

"Mereka siapa sih?" tanya Mingyu pada YN.

"Temen gue," jawab YN.

"Kok kayak ga suka gitu liat gue?" Mingyu.

"Gatau tuh," jawab YN.

"Lo lebih suka temenan sama siapa? Gue atau mereka?" tanya Mingyu.

"Dua-duanya suka kok!" jawab YN.

"Kalau gue tanya lo lebih milih gue atau mereka, lo bakal jawab apa?" tanya Mingyu.

YN menyiritkan keningnya heran, apa yang Mingyu bicarakan?

"Maksud lo apa? Kok nanya gitu?" YN.

"Ya gapapa, gue kurang suka aja sama mereka. Gue kan juga cowo, jadi ngerasa lain aja kalau liat mereka berdua," ucap Mingyu.

"Gitu ya? Gue liatnya biasa aja sih, tapi kayaknya lebih enak sama lo." YN.

Mingyu pun tersenyum penuh arti, tanpa YN sadari laki-laki itu tengah mempengaruhinya.

"Bagus, kalau gitu main sama gue aja. Anak-anak yang lain juga welcome kok sama lo," ujar Mingyu membuat YN tersenyum.

"Oh iya YN, gue lupa nyampein ke lo. Nanti malam dateng ke rumah gue ya? Gue adain birthday party di rumah," ujar Mingyu.

"Wah, hari ini lo ultah??" tanya YN.

"Iyaa, jangan lupa dateng. Gue tunggu, dandan yang cantik juga jangan lupa," jawab Mingyu.

YN mengangguk antusias, tentu saja ia akan datang. Mingyu mengundangnya seperti ini membuatnya sangat senang.

"Gue pasti dateng, tenang aja!" YN.

"Gue harus beliin sesuatu nih, biar dia seneng sama gue" batin YN.

Skip pulang dari kampus>

Sebelum pulang, YN mampir sebentar ke toko jam langganan keluarganya. Sementara Chen, ia menunggu diluar. YN hanya mengatakan ingin melihat koleksi jam, maka dari itu Chen mengizinkan.

"Ini yang keluaran terbaru non, tapi cocok buat laki-laki. Ukurannya sedang dan warnanya emas sama hitam"

"Berapa harganya?" tanya YN pada pelayan.

"Lima juta delapan ratus"

YN menatap jam yang sedari awal menyita perhatiannya itu, YN pikir akan sangat cocok jika jam mewah tersebut dipakai oleh Mingyu. Terlebih laki-laki itu memiliki postur tubuh yang gagah dan wajah tampan, ah rasanya YN ingin pingsan saja.

"Yaudah, YN ambil yang ini," ucap YN lalu mengeluarkan kartu ATM nya.

Memang bukan black card, namun jangan diragukan sebanyak apa isinya.

Dan akhirnya jam itu akan YN bawa malam nanti dan ia jadikan kado untuk Mingyu.

AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang