54

85 6 0
                                    


"Ayah, bunda mau minta tolong. bisa ke sini sekarang ga? Tolong bawa Taehyung sama YN pergi dulu pagi ini, terserah mau ayah bawa ke mana." Ny. Kim.

"Memangnya kenapa, bun?"

"Nanti bunda ceritain, tapi pagi ini mereka sama ayah dulu, ya? Jangan biarin Taehyung ke rumah YN, bunda mau ke sana soalnya." Ny. Kim.

"Mau ngapain Taehyung ke sana?"

"Nanti bunda jelasin, pokoknya ayah bawa mereka pergi dulu. Mau kan?" Ny. Kim.

"Yaudah, iya. Bunda ke sana naik apa?"

"Itu gampang, naik taxi aja." Ny. Kim.

"Jangan dong, bun. Ayah suruh Chen aja ya? Nanti dia yang anter."

"Yaudah, sama Chen aja." Ny. Kim.

"Oke, sayang. Ayah siap-siap dulu, bilang aja ayah minta temenin beli sesuatu. Harus sama mereka berdua." Tn. Jeo.

"Iya, ayah. Terima kasih ya" Ny. Kim.

"Sama-sama, bunda cantik."

"Eh-"

Belum sempat Ny. Kim berbicara, Tn. Jeo sudah lebih dulu mematikan sambungan telepon mereka. Ny. Kim pun menyiritkan keningnya, apa ia tidak salah dengar?

"Sayang? bunda cantik? Ayah beneran ngomong gitu?" gumamnya.

Namun detik berikutnya Ny. Kim pun tersenyum, pasti Tn. Jeo sengaja langsung mematikan sambungan telepon mereka karena malu.

"Ekhem!"

"Eh, Taehyung?" Ny. Kim.

"Bunda kenapa senyum-senyum?" tanya Taehyung menghampiri Ny. Kim.

"Ayah kamu lucu banget," jawab Ny. Kim.

"Lucu kenapa?" tanya Taehyung.

"Ayah kamu manggil bunda sayang, bilang bunda cantik juga," ucap Ny. Kim sambil tersenyum malu.

Taehyung mengangkat kedua alisnya, Ny. Kim terlihat sangat senang.

"Ciee dibilang cantik sama ayah...malu nih pasti.." goda Taehyung sambil menoel-noel pipi Ny. Kim.

"Jangan gitu ih! Kamu sama ayah sama aja." Ny. Kim.

"Ya, kan anaknya," jawab Taehyung.

"Udah ah, gausah dibahas lagi. Tadi ayah kamu nelpon bunda, bilang kalau kamu sama YN harus temenin ayah pagi ini. Siap-siap sana, ayah udah mau ke sini!" ujar Ny. Kim.

"Loh, mau kemana?" tanya Taehyung.

"Bunda gatau, ayah bilangnya cuma gitu. Kalian harus ikut, bilang ke YN cepat." Ny. Kim.

"Tapi kan, Tae mau ke rumah YN, bun. Tae mau ngomong masalah itu, biar ayah YN tau," ucap Taehyung.

"Itu nanti aja, sore atau malam kan bisa. Ayah YN gaakan pindah ke luar kota, sayang." Ny. Kim.

"Tapi bun-"

"Udah, gausah tapi-tapi. Siap-siap dulu sana, ayah minta temenin," ujar Ny. Kim kekeh agar Taehyung dan YN pergi.

"Perginya ga lama kan??" tanya Taehyung.

"Engga, kok." Ny. Kim.

"Yaudah, Tae bilang ke YN dulu." ucap Taehyung lalu pergi menghampiri YN di kamar.

Tidak lama setelah itu, Ny. Kim mendapati Tn. Jeo yang sudah menunggu di depan halaman rumah. Ia pun tidak langsung menghampiri, namun menghubungi Tn. Jeo terlebih dahulu.

"Ayah, kok nunggu diluar? Ayo masuk!" ucap Ny. Kim.

"Ayah nunggu di luar aja deh, bun."

"Lho, kenapa? Tae sama YN belum siap, tuh. Nanti ayah nunggu lama." Ny. Kim.

"Gapapa, ayah diluar aja"

"Ayah malu ya??" tanya Ny. Kim.

"....."

"Ayah?" panggil Ny. Kim. Namun tidak ada sahutan dari Tn. Jeo.

Sepertinya Ny. Kim sadar akan sesuatu, ia pun mematikan sambungan telepon tersebut lalu menghampiri Tn. Jeo di luar.

"Ayah??" panggil Ny. Kim.

Namun Tn. Jeo tampak sibuk memainkan ponselnya sambil mondar-mandir tidak jelas. Membuat Ny. Kim semakin yakin dengan perkiraannya.

"Ayah..." panggil Ny. Kim lagi sambil memeluk lengan Tn. Jeo.

"Eh, bunda." Tn. Jeo.

Ny. Kim tersenyum, entah kenapa ia masih memikirkan ucapan Tn. Jeo saat di telepon tadi.

"Hari ini tumben, ayah kenapa?" tanya Ny. Kim.

"Tumben apanya?" tanya Tn. Jeo.

"Itu...yang tadi di telpon. Ayah jarang banget lho, bilang gitu," jawab Ny. Kim.

Dan benar saja, Tn. Jeo tampak salah tingkah karena Ny. Kim membahasnya.

"Gapapa, ayah lagi pengen aja," ucap Tn. Jeo.

Bagaikan pasangan yang baru saja menjalin hubungan asmara, keduanya tampak malu-malu karena Tn. Jeo memang tipe orang yang tidak sering mengungkapkan rasa cintanya menggunakan kata-kata manis dan romantis setiap saat.

Setelah menikah, Tn. Jeo lebih sering memanggil Ny. Kim dengan panggilan 'bunda' sebagai contoh untuk Taehyung yang saat itu masih kecil. Namun karena sudah terbiasa, panggilan itu terus dipakai hingga kata-kata 'sayang' atau pun 'cantik' jarang lagi Tn. Jeo pakai.

"Ayah gamau ngomong apa gitu ke bunda?" tanya Ny. Kim.

"Atau, panggil bunda kayak tadi lagi..." ucap Ny. Kim.

Tn. Jeo pun menoleh dan menatap Ny. Kim yang tengah tertunduk malu.

"Bunda cantik, mau dipanggil sayang lagi?" tanya Tn. Jeo membuat Ny. Kim tersenyum manis.

"Boleh, kalau ayah mau..." jawab Ny. Kim.

Tn. Jeo pun tidak bisa menahan rasa gemasnya melihat tingkah Ny. Kim yang tersipu malu. Ia memeluk Ny. Kim sesaat dan mencium pipi kanan Ny. Kim.

"Bunda selalu jadi yang paling cantik untuk ayah, dan selalu jadi yang paling ayah sayang." Tn. Jeo.

"Anak kita gimana? Ayah ga sayang?" tanya Ny. Kim.

"Taehyung biarin aja, dia udah besar." jawab Tn. Jeo membuat Ny. Kim terkekeh.

"Masuk dulu, yuk!" ajak Ny. Kim.

Sampai di dalam, mereka menunggu Taehyung dan YN yang masih bersiap di dalam kamar.

"Bunda mau ngapain nyuruh ayah bawa mereka pergi?" tanya Tn. Jeo.

"Bunda mau ke rumah YN, mau ngomong sama ayahnya," jawab Ny. Kim.

"Mau ngomongin apa?" tanya Tn. Jeo lagi.

"YN mau dijodohin, yah. Kemarin mereka pulang karena bunda ke sini, terus YN nangis karena ulah ayahnya lagi. Ternyata bener, Taehyung sama YN saling sayang, mereka saling cinta. Makanya pagi ini Taehyung mau datang nemuin ayahnya YN, tapi biar bunda dulu yang ngomong," jelas Ny. Kim.

"YN dijodohin? Jeon bukan mau jodohin YN sama anak kita? Ayah pikir dia setuju YN sama Taehyung," ujar Tn. Jeo.

"Yaudah, bunda ngomong aja dulu. Bicarain baik-baik, kasian kalau mereka dipisahin." Tn. Jeo.

AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang