Taehyung terduduk ditempat setelah kepergian Tn. Jeon. Ia tidak bisa menahan YN, dan kini ia tidak tau harus berbuat apa.Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan dari luar pintu berbunyi, namun sepertinya Taehyung tidak menyadari itu.
"Taehyung, ini gue. Bukain dong."
Itu suara Jeno. Taehyung tersadar lalu menyahut, "masuk."
Ceklek!
Saat masuk, Jeno terkejut melihat Taehyung yang tengah duduk dilantai sambil tertunduk. Ia pun langsung menghampiri Taehyung.
"Tet, lo ngapain duduk di sini??" tanya Jeno.
"YN pergi Jen...YN pergi..." lirih Taehyung.
"Lo kenapa anjir? Ngigo ya lo?!" ujar Jeno.
"Tolongin gue Jen, tolongin gue." Taehyung.
"Astaga, lama ga ketemu tapi sekali ketemu lo nya gini. Duduk dulu diatas, tenangin pikiran lo." ucap Jeno sambil membantu mengangkat Taehyung.
"Sebentar, gue ambilin air." Jeno.
Lama Taehyung termenung membuat Jeno yang kembali dapur langsung menyodorkan satu gelas air putih padanya.
"Minum dulu gih, biar tenang," ucap Jeno.
Taehyung meneguk habis air putih itu lalu meletakkannya di atas meja, "Jen, tolongin gue ambil YN."
"Gue gatau apa yang terjadi sama lo sekarang, mending lo cerita dulu permasalahannya. Kalau gue bisa bantu, pasti gue bantu," ucap Jeno.
Taehyung menghembuskan napasnya panjang lalu berusaha sebisa mungkin untuk menjelaskannya pada Jeno.
Sesuai dugaan, Jeno pun terkejut mendengar cerita Taehyung. Ia pikir hubungan keduanya mulus-mulus saja dan direstui baik dari pihak Taehyung maupun YN. Namun ekspektasi tidak sesuai dengan realita, justru kini sahabatnya harus menerima kenyataan pahit.
"Gue harus apa Jen?? Tolong bilang apa kekurangan gue sampai om Jeon gabisa ngerestuin gue sama YN, bahkan gue gatau letak kesalahan atau kekurangan gue dimana. Gue bingung, apa maksudnya semua ini." Taehyung.
"Sebenarnya kedatangan gue ke sini mau minta maaf ke lo dan YN, karena belakangan ini gue gabisa nemuin kalian. Tapi sekarang gue makin merasa bersalah karena gabisa nemenin lo nyari jalan keluar, maafin gue." Jeno.
"Lo ga salah, Jen. Kayaknya memang gue yang salah, kenapa gue mau masuk lebih jauh lagi di kehidupan YN dan berakhir gini. Coba waktu itu gue ga ikut campur, pasti gaakan gini akhirnya. Ga sampai sedalam ini, rasanya udah terlalu jauh perasaan gue ke dia." Taehyung.
Jujur saja Jeno tidak tau harus memberi respon apa pada Taehyung. Walaupun ia tidak setuju dengan keputusan Tn. Jeon, ia tidak bisa mengikut campur lebih banyak urusan mereka.
"Sekali lagi gue minta maaf, Tet. Kalau boleh gue ngomong, menurut gue mungkin memang ini takdir kalian. Kita gatau jalan hidup orang lain, gitu juga jalan hidup kita. Kalau bisa menghindar, pasti kita lebih milih menghindar dari awal." Jeno.
"Ingat, manusia bisa memohon dan meminta, tapi pada akhirnya tuhan lah yang menentukan. Apa yang kita mau, belum tentu itu yang terbaik buat kita. Kalau apa yang lo mau bukan jadi takdir lo, mungkin memang itu ga baik buat lo." Jeno.
"Sekarang keputusan ada di lo, mau terima atau engga. Tapi, ya, kalau ayah YN udah bener-bener gamau ngerubah keputusannya, mau ga mau lo harus terima. Kalian harus pisah," ujar Jeno.
Taehyung sangat frustasi, ia menjambak rambutnya sendiri sambil berteriak.
"Aargghh! Bangsat!!" Taehyung.
Jeno dengan cepat menahan tangan Taehyung agar berhenti, lalu segera membuka ponselnya dan menghubungi Ny. Kim.
"Hallo, bunda? Jeno boleh minta tolong ga ya? Ini lagi di rumah Tae sama YN, bunda boleh tolong jemput Tae pulang??" Jeno.
"......"
"Ini Tae lagi kacau, bun. Kami cuma berdua di sini." Jeno.
"....."
"Oke, makasih bunda." Jeno.
"Udah, Tet. Lo jangan gini, bentar lagi ayah lo jemput. Lo pulang aja, gue beresin barang-barang lo dulu. Tunggu di sini!" ujar Jeno menyuruh Taehyung agar tetap berada diposisinya selama ia membereskan barang-barang Taehyung ke koper.
Taehyung menatap isi rumah berukuran sedang itu lama, mengingat kebersamaannya bersama YN beberapa bulan terakhir.
"Gue harus hubungin YN." gumam Taehyung lalu membuka ponselnya dan mencari kontak YN.
Panggilan yang anda tuju tidak dapat dihubungi, silahkan-
"Apa dia belum pulang?" gumam Taehyung.
Tidak menyerah sampai disitu, Taehyung berusaha untuk memberi pesan pada YN agar gadis itu bisa membalasnya nanti.
:Sayang, kita bisa ketemu? Sebelum malam nanti, ada yang mau aku omongin
:Kalau pun ga bisa, kita telponan aja ya? Setidaknya aku bisa ngomong sama kamu
:I love you, YN. Really love you
Taehyung tidak tau pesannya itu akan dibalas atau tidak, namun ia tetap berharap agar bisa bertemu dengan YN lagi.
"Taehyung."
"Ayah?" Taehyung.
Tn. Jeo yang baru saja datang langsung menghampiri Taehyung, "Kamu gapapa?"
"Menurut ayah?" tanya Taehyung balik.
"Udah-udah, jangan terlalu sedih. Sekarang kamu pulang ke rumah, ya? Bunda udah nunggu," ucap Tn. Jeo.
"Kenapa kalian ga hubungin Tae berapa hari ini? Kalian udah tau duluan kan? Kenapa ga bantu Tae, yah? Ayah-" Taehyung.
"Ayah sama bunda gabisa maksa keputusan Jeon, Tae. Ayah gatau apa alasannya sampai kekeh jodohin YN," potong Tn. Jeo.
"Tae mau bawa YN pergi, Tae ambil mobil dari garasi ya? Mungkin siang nanti," ujar Taehyung tiba-tiba.
"Kamu gila?!" Tn. Jeo.
"Iya, Tae gila karena YN." Taehyung.
"Jangan nekat, ayah gamau. Biarkan YN dengan laki-laki itu, jangan menjatuhkan nama baik keluarga kita hanya karena wanita," ucap Tn. Jeon.
"Ayah ga bela Tae?" tanya Taehyung.
"Sudahlah Taehyung, gaada gunanya kamu paksa dengan cara seperti ini. Sudah takdir kalian untuk berpisah, terima saja. Ayah yakin, ada saatnya kamu akan bertemu dengan jodohmu nanti," ucap Tn. Jeo.
"Oh, ayah udah sampe?" tanya Jeno sambil membawa koper yang berisikan barang-barang Taehyung.
"Sudah, ayo kita pulang," ujar Tn. Jeo.
Taehyung menatap tajam Tn. Jeo, ia merasa dibohongi. Benar-benar tidak adil, kenapa harus ia yang merasakan hal seperti ini?
![](https://img.wattpad.com/cover/283663443-288-k949890.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Assistant
FanfictionJeon YN harus menerima keputusan ayahnya yang memindahkannya ke kampus baru karena ingin melihatnya mendapatkan teman yang lebih baik. Namun siapa sangka, disana ia malah bertemu dengan laki-laki menyebalkan yang statusnya adalah anak pemilik kampus...