53

81 6 0
                                    


Taehyung menepikan motornya di pinggir jalan saat mendengar isak tangis dari YN. Cepat-cepat ia mencari tempat yang aman lalu turun dari motor untuk melihat keadaan YN.

Dan benar saja, YN tengah berusia untuk menahan suara tangisannya.

"Sayang, kenapa nangis?" tanya Taehyung.

Namun YN tidak menjawab, Taehyung pun tidak tega melihat tubuh YN bergetar tanpa mengeluarkan suara.

Tangan Taehyung tergerak mengelus kepala YN lalu memeluk YN yang masih duduk diatas motornya.

"Aku ngerti gimana perasaan kamu, tapi percaya, aku gaakan pergi ninggalin kamu. Kamu ga sendiri, YN. Ada aku, kita berusaha buat yang terbaik," ujar Taehyung.

"Aku ga larang kamu buat nangis, tapi kita lanjut gapapa kan? Sebentar lagi sampai." tanya Taehyung lalu dibalas anggukan oleh YN.

"Harus pegangan, jangan lepas." ujar Taehyung menaruh kedua tangan YN agar memeluknya.

Dan setelah itu ia pun kembali melajukan motornya menuju rumah.

Saat sampai, YN lebih dulu turun dan langsung masuk ke dalam rumah. Namun baru saja ia ingin masuk, Ny. Kim sudah menyambutnya lebih dulu di depan pintu.

"Sayang- loh, kamu kenapa??" tanya Ny. Kim saat melihat wajah sembab YN.

Tanpa pikir panjang YN pun langsung memeluk Ny. Kim erat.

"Bunda.." lirih YN.

"Kamu kenapa? Kok nangis??" tanya Ny. Kim khawatir.

"Taehyung! Kamu apain anak bunda!!" marah Ny. Kim pada Taehyung yang baru saja masuk.

"Aduh, jangan marahin Tae dong bun. Ga Tae apa-apain kok," ujar Taehyung.

"Masih nangis ya?" tanya Taehyung sambil mengelus kepala YN.

"Terus kenapa? Coba cerita." Ny. Kim.

"Di kamar aja, bun. Tenangin YN dulu," ujar Taehyung.

Ny. Kim mengangguk lalu membawa YN ke kamar. Di sana, ia tidak berhenti mengelus kepala YN. Sementara gadis itu masih terus memeluk Ny. Kim.

"Kayaknya bunda ketinggalan sesuatu, kalian ada masalah ya?" tanya Ny. Kim.

"Masalahnya bukan dari kami sih bun, tapi.." Taehyung.

"Dari ayah." YN.

"Ayah kamu? Kenapa? Coba deh jelasin, bunda ga ngerti kalau gini," ucap Ny. Kim.

Akhirnya Taehyung pun menceritakan permasalahan yang terjadi pada Ny. Kim. Semuanya, tidak terkecuali dengan rencana mereka agar perjodohan itu dibatalkan.

"Are you serious? Itu benar YN?" tanya Ny. Kim dan YN mengangguk.

"Astaga, kenapa kalian ga bilang langsung? Mereka belum tau hubungan kalian, kan?" tanya Ny. Kim lagi.

"Belum, bun," jawab Taehyung.

"Taehyung takut kalau bilang langsung, om Jeon ga percaya dan pikir itu cuma alasan biar perjodohannya batal." Taehyung

"Tapi yakin gitu aja bisa? Bunda sama ayah yang sering ketemu kalian aja gatau pasti hubungan kalian gimana." Ny. Kim.

"Bunda ga habis pikir, ayah kamu itu kenapa, sih? Kemarin maksa kamu buat pindah, sekarang malah seenaknya mau jodohin kamu sama orang lain. Bunda pikir ayah kamu senang kalau kamu sama Taehyung," ujar Ny. Kim pada YN.

"Sebentar deh, bunda ambil hp bunda diluar dulu." ujar Ny. Kim mengambil ponselnya di ruang tamu.

"Jadi gimana, Tae?? Bunda marah ya?" tanya YN.

"Engga, kok. Bunda gaakan marah." Taehyung.

Ny. Kim kembali masuk ke kamar lalu meletakkan ponselnya di saku bagian dada. Ia sendiri bingung harus apa, sementara ia baru tau dengan jelas jika Taehyung dan YN saling mencintai.

"Bunda mau bantu kami kan?? YN gamau dijodohin sama orang lain, YN cuma mau sama Taehyung..." YN.

"Bunda gatau harus apa kalau gini, ayah kamu mau jodohin kamu sama orang lain itu tandanya dia ga mau kalau kamu sama Taehyung. Bunda juga gatau ayah kamu mau restuin kamu sama Taehyung atau engga," ucap Ny. Kim.

"Tapi kan ayah belum tau kalau aku udah sama Taehyung," ujar YN.

"Kalau gitu jalan satu-satunya kalian harus kasih tau hubungan kalian yang sebenarnya. Mau ayah kamu percaya atau engga, nanti dipikirin lagi gimana cara ngeyakinin nya. Harap-harap ayah kamu percaya dan bisa ngertiin kalian." ucap Ny. Kim pada YN dan Taehyung.

"Jadi...bunda gamau bantu YN?" tanya YN sedih.

"Bukan gamau, sayang. Bunda pasti bantu, tapi saran bunda kalian dulu yang harus ngomong," jawab Ny. Kim.

"Oke, kalau gitu besok Taehyung harus ketemu sama om Jeon. Biar Tae yang jelasin, sekalian Tae minta restu. Om Jeon ngerti," ujar Taehyung.

Ny. Kim tersenyum lalu mengelus kepala Taehyung, "anak bunda udah besar sekarang."

Taehyung pun hanya tersenyum kaku, "doain ya, bun."

"Iya, pasti bunda doain. Apapun keputusan kalian, kalau itu baik, bunda akan selalu dukung." Ny. Kim.

"Udah, jangan sedih. Kamu jangan nangis lagi ya, sayang? Semua itu pasti ada cobaannya, dan kalian harus bisa lewatin itu sama-sama. Berdoa aja semoga kalian memang berjodoh." Ny. Kim.

YN mengangguk, namun sebenarnya ada perasaan kurang puas di dalam hatinya. Ia takut jika Ny. Kim marah dan merasa tidak dihargai karena anaknya tidak dianggap apa-apa oleh Tn. Jeon. Secara, dari awal Ny. Kim sudah merestui jika ia bersama Taehyung.

"Makasih ya bun," ucap Taehyung.

"Iya, sayang. Sekarang bunda mau masak dulu, kalian ga kemana-mana kan?" Ny. Kim.

"Engga kok, kami di sini aja." Taehyung.

"Yaudah, bunda ke dapur ya." Ny. Kim.

Setelah Ny. Kim pergi, Taehyung menghampiri dan memeluk YN.

"Aku takut, unggie..." YN.

"Udah, jangan dipikirin. Yang kamu hadapin itu ayah kamu sendiri, bukan orang lain. Gimana pun juga ayah kamu pasti mau liat anaknya bahagia, dan kalau kamu bahagianya cuma sama aku, kita pasti bisa sama-sama terus." Taehyung.

"Besok aku balik lagi ke sana dan coba bilang semuanya. Kamu tunggu aja di sini." Taehyung.

YN mengangguk dan mencoba untuk mempercayai ucapan Taehyung. Semoga saja, untuk kali ini ayahnya mengerti apa yang ia inginkan.

AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang