"Maaf, tapi aku bakal berusaha lagi sampai ayah kamu berubah pikiran. Sabar, ya?" Taehyung."Jadi...ayah nolak kamu??" tanya YN.
"Mungkin iya mungkin engga, ayah kamu ga ngomong apa-apa. Dia cuma bilang masih mau ketemu kamu dan titip salam buat kalian," jawab Taehyung.
Ny. Kim mengelus punggung Taehyung dan berusaha untuk menyemangati anaknya. Sebagai ibu, ia tidak bisa memaksa. Jika memang Taehyung sudah memilih YN untuk menjadi pendamping hidupnya, ia akan terus berusaha dan mendukung penuh keputusan Taehyung.
"Kalau kamu bener-bener serius sama YN, perjuangin dia. Ini salah satu tantangan yang harus kamu hadapi, bunda sama ayah pasti selalu dukung kamu," ujar Ny. Kim.
"Iya, bun. Makasih banyak ya, udah dukung Tae," ucap Taehyung.
"Udah seharusnya ayah sama bunda gini ke kamu. Seandainya Jeon bisa lebih mementingkan perasaan anaknya, mungkin gaakan sesusah ini," ujar Tn. Jeo.
"Besok bunda mau ke rumah nemuin ayah kamu, kamu mau ikut ga sayang?" tanya Ny. Kim.
"Gamau, YN gamau ketemu ayah sebelum ayah batalin perjodohan itu," tolak YN.
"Kamu gamau nyoba dulu? Siapa tau kalau kamu yang ngomong baik-baik, ayah kamu mau pertimbangin keputusannya," ujar Taehyung.
"Bener, tuh. Siapa tau ayah kamu mau nanya serius ke kamu, gimana hubungan kalian, apa kamu udah bener-bener yakin mau sama Taehyung," ucap Ny. Kim.
"Dicoba dulu, sayang. Bunda tau kamu pasti emosi, tapi memang begitu adanya ayah kamu. Kamu harus bisa merubah pola pikirnya biar ga mementingkan dirinya sendiri." Ny. Kim.
YN pun berfikir sejenak dengan masukan dari Ny. Kim dan Taehyung. Sebenarnya ia benar-benar tidak ingin bertemu lagi dengan Tn. Jeo, agar Tn. Jeo sadar jika pilihannya itu salah dan tidak membuat YN bahagia sama sekali.
Namun disatu sisi apa yang dikatakan Ny. Kim ada benarnya, ia bisa mengeluarkan isi hatinya langsung di depan Tn. Jeo dan menyadarkan Tn. Jeo bahwa yang ia lakukan itu salah.
"Gaada salahnya kita berusaha, kan?" Ny. Kim.
"Yaudah, besok YN ikut," ujar YN.
⚪⚪
Keesokan harinya, Tn. Jeo dan Taehyung ikut mengantar Ny. Kim dan YN pulang ke rumah. Rencananya, setelah mengantar Ny. Kim dan YN, Tn. Jeo mengajak Taehyung untuk pergi membeli sesuatu.
Karena kemarin Tn. Jeon datang dan mereka gagal pergi, akhirnya Tn. Jeo hanya mengajak Taehyung saja.
"Ingat ya, jangan terlalu emosi. Aku yakin kamu pasti bisa." ucap Taehyung memberi semangat pada YN.
"Iyaa, makasih ya unggie," ucap YN.
"Kalau nanti ayah sama Taehyung belum pulang, bunda sama YN pulang sama Chen aja gapapa kan?" tanya Tn. Jeo.
"Iya, gapapaa kok. Ayah hati-hati ya," jawab Ny. Kim.
"Iya, bunda. Ayo Taehyung, kita pergi." Tn. Jeo.
Setelah Tn. Jeo dan Taehyung pergi, YN pun mengajak Ny. Kim untuk langsung mendatangi ruang kerja Tn. Jeon.
"Yang ngomong duluan siapa, bunda?" tanya YN saat mereka sudah sampai di depan pintu.
"Lebih baik kamu dulu, sampaikan aja apa yang ada di hati kamu. Jelasin baik-baik kalau kamu udah punya pilihan sendiri, dan kasih kesempatan juga sama ayah kamu buat jelasin apa yang dia mau," ucap Ny. Kim.
"Iya, bunda. Tapi kalau udah, bunda mau langsung ngomong juga sama ayah?" tanya YN.
"Iya, bilang aja bunda juga mau ngomong sama ayah kamu. Bunda tunggu di ruang tamu aja" jawab Ny. Kim.
"Oke, YN masuk dulu ya." YN.
Ny. Kim mengangguk dan membiarkan YN masuk ke dalam ruang kerja Tn. Jeon. Sementara menunggu, Ny. Kim memilih untuk duduk di ruang tamu sambil meminum teh yang telah Anna siapkan.
Tidak terasa, menit demi menit, demi jam pun telah berlalu. 2 jam lamanya Ny. Kim menunggu YN keluar dari ruang kerja Tn. Jeon.
Hingga tidak terasa kedua matanya sudah terpejam karena tidak bisa menahan rasa kantuknya dan berakhir ia tertidur di sofa.
"Yaampun, Nyonya, lebih baik Nyonya tidur di kamar tamu saja atau di kamar nona YN. Ayo bangun, Nyonya. Pasti badan Nyonya pegal tidur di sofa." ujar Anna membangunkan Ny. Kim.
"Ahh, rasanya ngantuk banget. Gapapa Anna, YN belum keluar ya?" tanya Ny. Kim
"Belum, Nyonya." jawab Anna.
Tidak lama setelah itu, YN datang menghampiri Ny. Kim di ruang tamu dan disusuli oleh Tn. Jeon.
Ny. Kim mengelus punggung YN karena melihat wajah YN yang memerah. Mungkin YN baru saja menangis, pikir Ny. Kim.
"Udah-udah, bunda bantu kamu kok," ucap Ny. Kim.
"Anna, bawa YN ke kamar. Buatkan air minum juga," ujar Ny. Kim.
"Baik, Nyonya. Ayo non." ajak Anna lalu mengajak YN ke kamar.
Karena sudah tau jika tidak hanya YN yang ingin bertemu dengannya, Tn. Jeon menghampiri Ny. Kim dan duduk di kursi seberang.
"Maaf membuatmu menunggu lama, Lia. Katakan saja apa yang ingin kau bicarakan," ujar Tn. Jeon.
"Aku tidak mau basa-basi, Jeon. Aku di sini bukan sebagai istri dari rekan kerja sekaligus sahabatmu, tapi aku di sini sebagai ibu dari Taehyung. Ibu dari kekasih anakmu," ujar Ny. Kim.
"Sebelum itu, aku ingin kau tau sesuatu," ujarnya lagi.
Ny. Kim mengeluarkan ponsel miliknya dan menunjukkan sesuatu pada Tn. Jeon.
"Mereka tidak tau ini, ini hanya inisiatif ku agar kau bisa berpikir lagi tentang perjodohan itu." Ny. Kim.
Taehyung SIDE
"Jangan terlalu dipikirkan, Taehyung. Percaya deh sama ayah, YN sama bunda pasti bisa ngadepin Jeon." ujar Tn. Jeo sambil merangkul pundak Taehyung.
"Tetap aja, Tae khawatir yah. Kalau om Jeon tetap kekeh sama perjodohan itu gimana?" tanya Taehyung.
"YN bener-bener cuma mau sama kamu ga?" tanya Tn. Jeo.
"Iya," jawab Taehyung.
"Yaudah, kalau Jeon tetap kekeh sama perjodohan itu, kita bawa YN pergi," ucap Tn. Jeo.
Taehyung memicingkan matanya menatap Tn. Jeo, "ya kalau bisa jangan sampe gitu, dong!"
Tn. Jeo terkekeh, ia mengajak Taehyung ke dalam suatu toko.
"Ngapain ke sini yah?" tanya Taehyung.
"Ada deh, ikut aja. Tapi jangan bilang siapa-siapa," ucap Tn. Jeo.
Taehyung menatap Tn. Jeo aneh, walaupun begitu ia tetap mengikuti kemana Tn. Jeo pergi.
"Jangan bilang mau beli buat Tae?" tanya Taehyung.
"Ya engga lah, ini buat bundamu. Makanya jangan bilang ke bunda"
Tn. Jeo tersenyum tipis lalu berjalan mendahului Taehyung untuk memilih sesuatu.
"Kirain buat gue," gumam Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assistant
FanfictionJeon YN harus menerima keputusan ayahnya yang memindahkannya ke kampus baru karena ingin melihatnya mendapatkan teman yang lebih baik. Namun siapa sangka, disana ia malah bertemu dengan laki-laki menyebalkan yang statusnya adalah anak pemilik kampus...