57

90 5 0
                                    


Ceklek!

"Udah pulang, yah." ucap Taehyung saat pintu rumah tidak terkunci yang menandakan bahwa YN dan Ny. Kim sudah pulang.

Kini Taehyung dan Tn. Jeo baru saja sampai tepat pukul sepuluh malam. Segera kedua laki-laki tersebut masuk ke dalam rumah untuk melihat keadaan YN dan Ny. Kim.

"Kayaknya kita pulang kemaleman deh," gumam Taehyung.

"Akhirnya kalian pulang." ujar Ny. Kim menghampiri Taehyung dan Tn. Jeo.

"Bunda, gimana tadi?? Bunda udah ngomong kan??? Jawaban om Jeon gimana??" tanya Taehyung pada Ny. Kim.

Ny. Kim pun melirik Tn. Jeo sekilas, tidak langsung menjawab.

"Kamu beres-beres aja dulu. Mandi, makan, baru kita omongin itu," jawab Ny. Kim.

"Gapapa, kita omongin aja dulu. Itu bisa nanti," ucap Taehyung.

"Mandi dulu, Taehyung." ujar Tn. Jeo.

"Bunda ga pergi kok, bunda tunggu sampai kamu selesai," sahut Ny. Kim.

"Oke, jangan kemana-mana ya. Tae mandi sebentar," ucap Taehyung.

Setelah Taehyung pergi untuk membersihkan tubuhnya, Tn. Jeo menarik tangan Ny. Kim untuk duduk di kursi.

"Gimana?" tanya Tn. Jeo.

Ny. Kim menarik napasnya panjang lalu menghembuskan napasnya berat.

"Jeon terlalu keras kepala, dia belum bisa jadi orang tua yang baik buat anaknya," jawab Ny. Kim.

Tn. Jeo pun berdecak, benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Tn. Jeon.

"Sekarang YN udah tidur?" tanya Tn. Jeo.

"Belum, coba ayah samperin di kamar. Bunda belum kasih tau apa jawaban dari ayahnya, bunda ga tega," jawab Ny. Kim.

Tok! Tok! Tok!

"YN? Boleh om masuk?" tanya Tn. Jeo dari luar pintu kamar.

"Boleh." sahut YN dari dalam.

Perlahan Tn. Jeo membuka pintu kamar YN lalu menghampiri YN yang sedang berbaring dengan menyelimuti seluruh tubuhnya.

"YN? Kamu udah tidur?" tanya Tn. Jeo dari pinggir ranjang.

"Belum.." jawab YN.

"Sini deh, coba buka dulu selimutnya. Pasti kamu suka," ucap Tn. Jeo.

YN membuka selimutnya dan menoleh ke arah Tn. Jeo.

"Kenapa, om?" tanya YN.

"Sebentar aja, ke sini sebentar," ucap Tn. Jeo.

Tn. Jeo membuka kantong plastik yang ia bawa lalu memberikannya kepada YN.

"Cokelat?" tanya YN saat melihat isi dari kantong tersebut.

"Iya, kamu suka kan? Tadi ayah sama Taehyung beliin ini buat kamu," jawab Tn. Jeo.

"Terima kasih ya, om. YN suka," ucap YN.

Tn. Jeo mengelus kepala YN pelan sambil tersenyum, "ayah Taehyung itu ayah kamu juga. Berarti ayah kamu ada dua sekarang, oke?" tanya Tn. Jeo membuat YN tersentuh.

YN memandangi Tn. Jeo lekat. Beruntung sekali Taehyung mempunyai keluarga yang di dalamnya penuh dengan kasih sayang seperti ini.

"Ayah..." Panggil YN.

"Iya, nak" Tn. Jeo.

"Bawa YN pergi," ucap YN.

"Kamu mau kemana??" tanya Tn. Jeo.

"Kemana aja, asal YN tetap sama kalian. Sama bunda, ayah, Taehyung."

"YN capek, YN sedih, kenapa orang tua lain bisa ngasih kasih sayang mereka ke YN tapi orang tua YN sendiri ga bisa. YN capek, yah. Seandainya bunda masih ada, mungkin hidup YN gaakan kayak gini."

"Orang yang sejatinya bisa lebih ngerti gimana perasaan YN udah gaada, kemana lagi YN harus pergi kalau ayah sendiri gabisa ngertiin perasaan YN??"

"YN tau kenapa bunda gamau ngasih tau apa jawaban dari ayah tadi pagi, pasti karena ayah tetap mau jodohin YN, kan?"

"Apa yang harus YN lakuin lagi, yah? YN gamau hidup sama orang yang bukan YN sayang."

"YN takut, YN takut ujung-ujungnya cuma bisa pasrah dan gabisa nolak."

Tn. Jeo menarik YN ke dalam dekapannya dan mengelus punggung YN pelan. Berusaha untuk memberikan ketenangan pada YN, agar gadis itu tidak stres dengan masalahnya.

"Boleh ayah ngomong?" tanya Tn. Jeo dan YN mengangguk sebagai jawaban.

"Biarkan kita berusaha semampu kita. Apapun takdirnya nanti, kamu harus bisa terima. Yang terpenting kamu dan Taehyung udah berusaha semampu kalian,"  ujar Tn. Jeo.

Tanpa mereka sadari, Ny. Kim dan Taehyung telah mendengar semua percakapan mereka dari luar.

Rasanya tidak sanggup bagi Taehyung untuk menghadapi hal ini. Ternyata ketakutannya sama persis dengan apa yang YN rasakan.

Takut jika pada akhirnya takdir telah menulis perjalanan hidup mereka masing-masing dan tidak memberi izin untuk keduanya bersama.

"Perasaan bunda ga enak, Taehyung." ucap Ny. Kim.

⚪⚪

Pagi hari Taehyung mengajak YN pergi jalan-jalan ke kebun binatang. Laki-laki itu tidak berhenti menggenggam tangan YN agar gadis itu tetap berada di sampingnya.

"Liat deh gajahnya, gede banget!" ujar Taehyung.

"Itu juga burung unta nya, lehernya panjang banget!" ujar Taehyung lagi.

Sedari tadi Taehyung berusaha memberi semangat untuk YN, karena gadis itu terlihat murung sejak tadi malam. Namun sayangnya mood YN tidak kunjung membaik.

Walaupun tidak menolak ajakan Taehyung, YN hanya sesekali tersenyum dan lebih banyak diam.

"Taehyung, aku capek," ucap YN.

"Yaudah, kita istirahat dulu. Pesen minum, mau?" tanya Taehyung dan YN mengangguk.

Taehyung pun mengajak YN beristirahat di tempat penjual minuman dan makanan.

"Aku lemon tea dingin," ucap YN.

"Lemon tea dingin nya satu sama es teh manis ya mas," ujar Taehyung.

"Oke, sebentar ya." ucap penjual tersebut.

"Sayang, coba kamu liat ke sana. Biar aku foto." ucap Taehyung sambil mengeluarkan ponselnya.

YN menurut, ia pun menoleh ke arah luar sesuai dengan arahan Taehyung.

Cekrek!

"Nah! Cantik banget!" puji Taehyung.

YN tersenyum saat melihat hasil jepretan itu, namun tiba-tiba seorang wanita paruh baya menghampiri mereka berdua.

"Anak muda, kalian cocok sekali. Seperti sepasang kekasih yang baru saja menikah," ujar wanita paruh baya tersebut.

Taehyung dan YN pun terkejut, wanita aneh itu benar-benar berbicara pada mereka.

"Ah, terima kasih banyak," ucap Taehyung.

"Tapi sayang sekali, sepertinya kalian tidak berjodoh. Yang sabar ya, kalian pasti akan menemukan pendamping hidup yang terbaik. Jangan terlalu menyimpan rasa satu sama lain, kalau tidak itu akan lebih menyiksa hati kalian."

AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang