61

90 5 0
                                    


"Maafkan bunda sayang, bunda gabisa memaksa Jeon agar mau membatalkan perjodohan itu. Dia sudah siapkan semua acaranya dari jauh hari, dan memang tidak mungkin untuk dibatalkan," ujar Ny. Kim pada Taehyung.

"Bunda rasa, kamu memang harus melupakan YN. Mungkin dia bukan jodoh kamu, Taehyung. Bunda merasa kecewa, kamu ga dianggap sama mereka. Padahal, kamu lah yang lebih pantas bersama YN." Ny. Kim.

Taehyung menggelengkan kepalanya, ia takut jika kedua orang tuanya sudah tidak merestuinya bersama YN lagi.

"Bunda, Taehyung mohon. Jangan ngomong gitu...bunda ngerti kan gimana perasaan Tae? Tae sayang sama YN, bunda..." Taehyung.

"Bunda tau, bunda ngerti gimana perasaan kamu. Tapi lihat, gimana perlakuan Jeon sama kamu. Kamu harus berpikir dewasa, Taehyung. Bunda selalu ngajarin kamu kan? Apa yang kamu mau, belum tentu bisa kamu dapatkan. Sama halnya dengan ini." Ny. Kim.

"Jadi, jalani saja semuanya. Kalau memang YN jodoh kamu, kalian pasti bisa bersama nantinya. Kita gatau apa yang telah Tuhan rencanakan, Taehyung. Mungkin dengan kamu menerima takdir ini, kamu akan dapat sesuatu yang lebih nantinya. Percaya sama bunda." Ny. Kim.

Ny. Kim menangkup kedua pipi Taehyung lalu mengelusnya pelan, ia tidak mau melihat anaknya seperti ini.

"Sayang, dengerin bunda ya? Nurut sama bunda, ini demi kebaikan kamu. Jangan berbuat nekat, itu ga baik. Kamu masih punya bunda, bunda janji buat kamu tersenyum terus." Ny. Kim.

Ny. Kim sangat tau bagaimana caranya agar membuat Taehyung menurut padanya. Dan memang harus ia lakukan, karena ini demi masa depan anaknya.

"Sudah, sekarang kamu istirahat dulu. Nanti sore kamu harus bangun. Ingat pesan bunda ya, malam nanti kita jalan-jalan deh bertiga. Oke?" Ny. Kim.

Taehyung tidak bisa menolak permintaan Ny. Kim, akhirnya ia pun mengangguk.

"Iya, bunda.." Taehyung.

Ny. Kim tersenyum lalu mengecup kening Taehyung sebelum ia keluar dari kamar, memberi waktu pada Taehyung untuk menenangkan pikirannya.

"Gimana, bun? Taehyung ga melawan kan?" tanya Tn. Jeo pada Ny. Kim.

"Engga, kok. Ayah tenang aja, biarin dia sendiri dulu" jawab Ny. Kim.

Tn. Jeo pun tersenyum, "Syukurlah."

Sementara di dalam kamar, Taehyung tidak benar-benar istirahat. Ia membuka ponselnya setelah mendengar bunyi notifikasi masuk.

Seketika matanya membulat sempurna saat melihat pesan dari YN yang masuk beberapa detik yang lalu.

YN: Taehyung, maaf...aku gabisa nemuin kamu. Ayah ngelarang aku buat keluar rumah, dan ada beberapa orang yang jaga dipintu depan. Mau telponan juga kayaknya gabisa, ini aku diam-diam buka hp karena ayah lagi keluar. Maafin aku...

Hati Taehyung mencelos saat membaca pesan tersebut, benar-benar tidak ada kesempatan untuk dirinya memperebutkan YN lagi.

:Please, sebentar aja. Kalau ayah kamu datang kamu bisa matiin telponnya

Tidak lama setelah mengirim pesan tersebut, YN membalas.

YN: Gabisa, Taehyung. Kesempatan kita buat ketemu mungkin cuma bisa nanti malam, kamu mau??

:Jadi, aku datang diacara lamaran kamu?

YN: Iya, mau ga mau cuma itu kesempatan aku buat ketemu kamu. Please, kamu datang ya?

Taehyung berpikir sejenak, sebenarnya ia tidak berniat untuk menghadiri acara tersebut. Secara, ia yakin tidak akan bisa melihat wanitanya dilamar laki-laki lain.

YN: Tae? Aku tunggu kehadiran kamu ya, aku harap kamu datang. See u

⚪⚪

"Bunda, ayo kita pergi ke acara mereka," ujar Taehyung.

"Kamu serius, Tae??" Ny. Kim.

"Tae mau ketemu YN, cuma untuk itu. Ngga lebih." Taehyung.

"Lebih baik gausah, Taehyung. Nanti kita kerumah Jeon supaya kalian bisa bicara berdua, ayah pastiin kalian bisa ketemu nanti," ucap Tn. Jeo.

"Taehyung mau pergi, ayah. Kalau kalian gamau ikut, biar Tae pergi sendiri," ujar Taehyung.

"Yasudah, kalau itu mau kamu. Ayah sama bunda temanin, tapi jangan berbuat macam-macam ya? Ingat, kamu harus ikhlaskan YN." Ny. Kim.

Taehyung menghembuskan napasnya panjang lalu mengangguk, "Iya."

Dan sekarang, disinilah mereka. Taehyung bergerak gelisah saat berada didepan gedung tempat acara lamaran YN berlangsung.

Acara akan dimulai beberapa menit lagi, dan terlihat sudah banyak tamu yang datang ke dalam gedung tersebut. Taehyung membaca pesan singkat yang YN kirim beberapa menit yang lalu, dan sepertinya gadis itu terlihat baik-baik saja.

YN: Aku udah siap, dan ternyata acaranya mewah banget. Banyak tamu yang diundang juga, kita ketemu setelah acara ya? Kamu harus masuk, biar aku bisa liat kamu

"Ternyata kamu bener-bener nyuruh aku buat liat lamaran kamu, YN. Rasanya sakit banget, maaf kalau nanti aku harus pergi sebelum kita ketemu," batin Taehyung.

"Ayo masuk, Taehyung," ajak Ny. Kim.

Sampai di dalam, petugas setempat memberi arahan agar tamu undangan segera menuju ke lantai paling atas, dimana acara dilangsungkan. Taehyung, Ny. Kim, dan Tn. Jeo pun segera naik menggunakan lift.

"Ternyata ayah sama bunda rapi banget, udah kayak yang punya acara." ucap Taehyung saat sadar bahwa Tn. Jeo dan Ny. Kim terlihat mengenakan pakaian yang terlalu rapi dan formal.

"Ah, itu...memang sengaja. Bukannya ini acara formal?" tanya Tn. Jeo.

"Tapi bukan kita yang punya acara, ayah. Jadi kesannya ayah dari pihak laki-laki yang mau melamar," balas Taehyung.

Ny. Kim melirik Tn. Jeo sekilas, meminta agar Tn. Jeo tidak melanjutkan ucapan Taehyung.

"Yasudah lah, terlanjur juga." Tn. Jeo.

Akhirnya mereka pun sampai di lantai paling atas. Saat mereka tiba, acara tersebut sudah dimulai. Ny. Kim dan Tn. Jeo hanya mengikuti kemana Taehyung pergi, dan ternyata Taehyung hanya ingin menyaksikan acara tersebut dari ujung ruangan, dibarisan paling belakang.

"Taehyung, kamu di sini dulu ya. Bunda mau ke toilet sebentar," ucap Ny. Kim.

"Cepat ya, bun." ucap Tn. Jeo pada Ny. Kim.

Taehyung terlihat sangat serius mengamati rangkaian acara tersebut. Mulai dari sesi pembukaan, terlihat Tn. Jeon memberi sedikit kata sambutan dan lain-lain, hingga sang pembawa acara menyampaikan bahwa acara inti akan segera dimulai.

"Baiklah para hadirin yang terhormat, tidak terasa beberapa rangkaian acara sudah kita lalui, kini saatnya kita memasuki acara inti yaitu penyambutan untuk pihak perempuan dan laki-laki yang nantinya akan dilanjutkan dengan kata pengantar yang akan disampaikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan." mc.

"Maka dari itu, pertama-tama kita sambut kedatangan dari pihak perempuan untuk masuk ke dalam ruangan." mc.

AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang