59

77 4 0
                                    


Sudah terhitung tiga hari Taehyung dan YN tidak mendapat penjelasan yang pasti dari Tn. Jeon atau pun Jinwoo. Setelah pertemuan mereka dengan Jinwoo kemarin, laki-laki itu tidak lagi menghubungi mereka bahkan hanya untuk memberi jawaban.

Selama tiga hari ini juga, hanya Taehyung yang menemani YN di rumah. Keduanya tidak berniat untuk keluar rumah, kali ini mereka hanya ingin menghabiskan waktu bersama.

Mungkin sebelum mereka berpisah?

Walaupun begitu, bukan berarti mereka berdua bisa tidur nyenyak tanpa memikirkan permasalahan yang tidak kunjung menemukan titik terang. Sudah empat kali Taehyung menghubungi Ny. Kim namun tidak mendapatkan balasan, membuat Taehyung gelisah karena semakin hari, rasanya mereka tidak tau harus berbuat apa.

"Bunda sama ayah kemana, sih? Dari tadi malam gaada kabar," gumam Taehyung.

"Gabisa dibiarin, gue harus ngelakuin sesuatu," gumam Taehyung lagi.

"Unggie! Tolongin!" panggil YN dari kamar.

"Iya, sayang?" sahut Taehyung menghampiri YN.

"Tolong naikin dong, tangan aku ga nyampe." ucap YN meminta tolong pada Taehyung agar memasangkan resleting bajunya.

"Kamu mau kemana? Kok cantik banget?" tanya Taehyung.

"Ga kemana-mana, kok. Cuma mau pakai ini aja, gapapa kan?" tanya YN balik.

"Gapapa banget, sayang." Taehyung.

Taehyung mengecup kulit mulus YN sebelum menaikkan resleting baju gadis itu sampai ke atas.

"Aku udah buatin roti panggang kesukaan kamu, kita sarapan yuk?" ajak Taehyung.

"Ayo! Makasih ya unggie."

Skip selesai makan>

Kini keduanya tengah berencana untuk pergi ke rumah Taehyung. Taehyung ingin melihat keadaan kedua orangtuanya itu sekaligus bertanya apa Tn. Jeon mengatakan sesuatu pada mereka atau tidak.

"Kalau om Jeon ga bilang apa-apa ke bunda atau ayah, kita langsung ke rumah kamu ya?" ajak Taehyung.

"Iya, Tae," jawab YN.

"Yaudah, ayo. Gaada yang ketinggalan kan?" Taehyung.

"Engga." YN.

Baru saja Taehyung membuka pintu rumah, secara mengejutkan Tn. Jeon datang menghampiri mereka.

"Ayah?!" YN.

"Om Jeon?" Taehyung.

"Kalian mau kemana?" tanya Tn. Jeon.

"Ayah kok ga bilang mau ke sini??" tanya YN.

"Ya, gapapa. Ayah baru bisa ke sini sekarang. Minggu ini ayah sibuk ngurusin acara kamu," jawab Tn. Jeon.

Jantung YN berdebar kencang setelah ucapan Tn. Jeon tersebut. Ia yakin Tn. Jeon datang untuk membawa kabar tentang perjodohannya.

"Jadi, kalian mau kemana?" tanya Tn. Jeon lagi.

"Rencananya mau ke rumah ayah sama bunda, om. Tapi karena om datang, kita masuk aja dulu," ucap Taehyung.

Sejujurnya hati Taehyung terasa tidak tenang sekarang. Sama halnya dengan YN, Taehyung tau apa maksud dari kedatang Tn. Jeon kali ini.

Saat di ruang tv, Tn. Jeon menggantung barang bawaannya di dinding yang sudah tertancap paku.

"Itu...apa yah?" tanya YN.

"Dress kamu malam nanti," jawab Tn. Jeon.

"Memangnya mau ngapain??" tanya YN lagi.

"Acara lamaran kamu dan Jinwoo." Tn. Jeon.

Deg

Taehyung menatap kecewa Tn. Jeon yang berada di depannya. Ia tidak bisa berkata-kata lagi, begitu juga dengan YN. Keduanya diam dengan perasaan yang hancur.

"God, please no..."

Taehyung beranjak dari duduknya lalu berlutut dihadapan Tn. Jeon.

"Om, Taehyung mohon...tolong jangan pisahin Tae dan YN...Taehyung akan lakuin apapun yang om mau, Taehyung akan terus perjuangin YN sampai om bisa nerima Tae.." mohon Taehyung.

Berbeda dengan Taehyung, kini YN menangis ditempat duduknya. Hati gadis itu benar-benar hancur, apa yang ia takutkan pun kini terjadi.

"YN gamau, ayah..." lirih YN.

"Maafkan ayah, tapi keputusan ayah sudah bulat. Mulai sekarang, kamu harus belajar menerima Jinwoo. Dan Taehyung, saya berterima kasih yang sebesar-besarnya pada kamu. Kamu sudah mau menjaga YN, kamu sudah mau mengajari YN. Tapi saya minta maaf, samchon tidak bisa merestui kalian." Tn. Jeon.

"Kemarin saya sudah bicarakan ini dengan ayah dan bunda kamu, mungkin karena itu mereka tidak mau menghubungi kamu dulu. Mereka menunggu saya mengatakan ini langsung pada kalian. Jadi, saya benar-benar berharap kamu tidak lagi memperjuangkan YN." Tn. Jeon.

"Ikhlaskan YN bersama Jinwoo, dan untuk YN, belajarlah untuk bisa menerima Jinwoo. Ayah yakin, Jinwoo bisa jadi pendamping yang baik untuk kamu. Dan tolong, lupakan perasaan yang ada diantara kalian." Tn. Jeon.

"Sekarang pilih, kamu kembali ke rumah atau ingin tetap di sini sebelum malam hari. Kalau kamu masih mau di sini, Taehyung harus pergi," ujar Tn. Jeon.

YN menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju. Ia benar-benar tidak sanggup untuk ini.

"Taehyung mohon, om. Sekali lagi, tolong restui kami. Taehyung janji akan selalu menjaga YN, Taehyung janji-"

"Sudahlah, Taehyung. Sekali lagi, saya tidak akan merubah keputusan ini. Tolong tinggalkan YN, biarkan dia menjalani kehidupannya dengan orang lain," ujar Tn. Jeon final.

"Sepertinya kamu yang harus pulang, ayo ikut ayah," ujar Tn. Jeon. Ia mengambil dress YN lalu menarik tangan YN agar pergi dari rumah itu.

Namun YN memberontak, ia berusaha menggapai tangan Taehyung agar tidak pergi.

"YN cuma mau sama Taehyung, YN gamau sama Jinwoo. Ayah lepasin!!" YN.

Taehyung pasrah, ia menatap nanar YN yang masih teguh dengan pendiriannya. Gadis itu benar-benar tidak ingin pisah dari Taehyung.

"Taehyung...mana janji kamu??" tanya YN.

"Lepaskan tangan Taehyung YN!" ujar Tn. Jeon.

"Aku gamau!!" teriak YN.

"Permisi Tuan, biar kami bantu." ujar bodyguard Tn. Jeon yang tiba-tiba masuk dan mengambil alih untuk membawa YN ke mobil.

"Om, tolong biarkan YN tetap di sini untuk hari ini," mohon Taehyung.

"Tidak ada lagi kesempatan untuk kalian, kami permisi." Tn. Jeon.

"Ayo nona, jangan melawan." bodyguard.

"Taehyung!!!" pekik YN sebelum ia benar-benar dibawa pergi dari rumah itu.

AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang