Ny. Kim menatap kesal Tn. Jeon yang sedang berdiri di depan pintu rumah. Rencananya untuk membawa Taehyung dan YN pergi agar tidak bertemu dengan Tn. Jeon pun gagal.Tanpa disangka, pagi ini Tn. Jeon datang untuk bertemu dengan YN. Dan sayangnya laki-laki itu datang sebelum Tn. Jeo membawa Taehyung dan YN pergi. Alhasil mereka pun bertemu.
YN bersikeras menolak untuk bertemu dengan Tn. Jeon. Namun Tn. Jeon terus meminta bantuan Ny. Kim agar bisa berbicara baik-baik dengan YN.
"Dia tidak mau bertemu denganmu, Jeon. Beri dia waktu agar bisa menenangkan pikirannya. Kemarin dia pulang sambil menangis, itu pasti karena ulahmu." Ny. Kim.
"Karena itu, aku ingin bertemu dengannya. Kami harus bicara," ucap Tn. Jeon.
"Om, boleh Taehyung bicara sebentar? Berdua saja." ujar Taehyung yang baru keluar dari kamar.
"Nanti, Taehyung." ucap Ny. Kim agar Taehyung tidak membicarakan hal itu sekarang.
"Gapapa, bunda. Mumpung om Jeon ada di sini," ucap Taehyung.
"Boleh, Taehyung. Ajak YN juga ya?" Tn. Jeo.
"Maaf om, tapi YN bener-bener gamau ketemu om untuk sekarang," ucap Taehyung.
"Jangan dipaksa, Jeon." ujar Tn. Jeo.
Tn. Jeon menghembuskan napasnya berat, sepertinya akan lebih baik jika ia tidak memaksa YN untuk saat ini.
"Yasudah, kita berdua saja," ucap Tn. Jeon.
"Kita ke kamar aja yuk, bun? Temenin YN." ujar Tn. Jeo mengajak Ny. Kim pergi dan memberi kesempatan untuk Taehyung berbicara pada Tn. Jeon.
Walaupun ragu, akhirnya Ny. Kim menurut dan meninggalkan Taehyung bersama Tn. Jeon di ruang tamu.
"Duduk dulu om, Taehyung mau ngomongin sesuatu yang penting," ucap Taehyung.
"Apa ini tentang perjodohan YN?" tebak Tn. Jeon.
Taehyung meneguk air liurnya kasar, Tn. Jeon bahkan masih berdiri di depannya.
"Benar, om. Dan juga tentang kami, Taehyung dan YN," jawab Taehyung.
"Apa yang mau dibicarakan lagi? Kamu sudah tau om akan menjodohkan YN dengan Jinwoo," ujar Tn. Jeon.
"Benar, Taehyung tau itu. Dan karena rencana om yang terbilang sangat mendadak tanpa persetujuan dari YN terlebih dahulu, Taehyung rasa om sebagai ayah kandung dari YN berhak tau kalau kami sudah menjalin hubungan saat ini," jelas Taehyung.
Tn. Jeon mengerutkan keningnya mendengar penjelasan Taehyung, "kalian berdua?"
"Benar, om. Karena itu YN menolak untuk dijodohkan," jawab Taehyung.
"Apa ini bagian dari rencana kalian agar perjodohan itu batal, Taehyung?" tanya Tn. Jeon.
Taehyung menghela napasnya panjang, ia sudah menduga jika Tn. Jeon pasti akan berpikiran seperti ini.
"Tidak, om. Sama sekali tidak, hubungan kami sudah berjalan sebelum kami tau rencana itu. Dan saat kami tau, tentu kami ingin mempertahankan hubungan kami. Karena itu, Taehyung ingin meminta pengertian dari om agar perjodohan itu dibatalkan," ujar Taehyung.
Tn. Jeon terkekeh mendengar penjelasan Taehyung. Terkejut? Iya, Tn. Jeon terkejut karena keberanian Taehyung untuk mengatakan ini secara langsung padanya, walaupun ia tidak tau apa itu benar atau hanya alasan semata.
Namun ia sudah menduga jika YN menolak perjodohan itu, kemungkinan besar Taehyung akan ikut campur dalam urusan ini. Dan lihat sekarang, dugaannya benar.
"Jangan seperti ini, Taehyung. Jangan mau kalau YN meminta tolong padamu untuk membatalkan perjodohannya. Om ingin melihat YN menikah dengan orang yang tepat," ujar Tn. Jeon.
"Lalu Taehyung ini apa, om? Apa Taehyung kurang tepat? Atau tidak tepat?" tanya Taehyung.
Suasana pun terasa kian memanas, Taehyung yang sedari tadi berusaha untuk menjaga kalimatnya agar tidak menyinggung pun mulai tidak terima.
"Om anggap Taehyung ini apa? Hanya sebatas asisten? Yang bisa melindungi YN, yang bisa tinggal berdua di rumah yang sama tanpa bisa timbul rasa cinta?" tanya Taehyung.
"Kalau om ingin melihat YN bahagia, tanyakan langsung pada YN. Siapa yang bisa membuatnya bahagia, bukan seperti ini. Taehyung tidak menyalahkan sepenuhnya keputusan om yang ingin menjodohkan YN dengan orang lain. Tapi om harus mencari tau dulu, apa YN sudah memiliki laki-laki nya sendiri atau tidak."
"Kalau sudah, om bisa melihat apa laki-laki pilihan YN itu pantas untuk menjadi pendamping hidup YN atau tidak. Dan sekarang, om bisa melihat apa kiranya Taehyung pantas atau tidak."
"Om tidak salah ingin menjodohkan YN dengan orang lain, tapi karena YN sudah memiliki pilihannya sendiri, seharusnya om menghargai itu."
"Maaf kalau kesannya Taehyung menggurui om yang jauh lebih tua, tapi Taehyung ingin om tau kalau Taehyung serius mencintai YN. Taehyung sudah janji akan menikahi YN setelah Taehyung bekerja di perusahaan ayah nanti, dan Taehyung tidak main-main dengan itu," ujar Taehyung.
Lagi-lagi Tn. Jeon hanya diam mendengar semua penjelasan Taehyung.
"Terima kasih sudah menjelaskan semuanya, tolong sampaikan pada YN kalau om masih ingin bertemu dengannya. Mungkin sekarang om akan pulang" ujar Tn. Jeon lalu berdiri dari duduknya.
"Tapi-" Taehyung.
"Titipkan salam pada semuanya, ya?" Tn. Jeon.
Taehyung menggelengkan kepalanya, ia menahan tangan Tn. Jeon saat laki-laki tua itu ingin pergi.
"Om, tolong..." pinta Taehyung.
"Maaf, Taehyung." Tn. Jeon.
Taehyung pun tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa membiarkan Tn. Jeon pergi tanpa memberi kepastian.
Rasanya sakit, sangat sakit. Bukan kah artinya ia tidak mendapat persetujuan?
"Ga, Taehyung. Lo harus coba lagi, ini baru sekali!" gumam Taehyung menyemangati dirinya sendiri.
Sadar jika YN menunggunya di dalam kamar, Taehyung pun berusaha bersikap tenang dan bergegas masuk ke dalam kamar.
Ceklek!
"Taehyung, gimana???" tanya YN langsung saat ia baru masuk.
Taehyung tidak langsung menjawab, ia hanya tersenyum sebagai respon.
"Jawab, ayah bilang apa??" tanya YN lagi.
"Duduk dulu, sayang." Taehyung.
YN mengikuti langkah Taehyung yang mendekati Ny. Kim dan Tn. Jeo.
Hening, tidak ada yang membuka percakapan apapun setelah itu. Taehyung hanya menghembuskan napasnya berat sementara Ny. Kim dan Tn. Jeo tidak berniat untuk bertanya apapun di depan YN.
"Kok malah diem? Ayah jawab apa?? Ayah mau, kan?" tanya YN.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assistant
FanfictionJeon YN harus menerima keputusan ayahnya yang memindahkannya ke kampus baru karena ingin melihatnya mendapatkan teman yang lebih baik. Namun siapa sangka, disana ia malah bertemu dengan laki-laki menyebalkan yang statusnya adalah anak pemilik kampus...