48

102 6 0
                                    


"Hmm." respon Taehyung lalu membalas pelukan YN.

"Sok cuek ih, nanti kalau aku diambil orang lain kamu panik," ujar YN.

"Siapa bilang?? Ambil aja coba kalau ada yang mau. Paling gaada, siapa juga yang mau sama modelan badak kayak gini," sahut Taehyung.

"Badak terus yang dipikirin, nikah aja sana sama badak!" ujar YN.

"Oke, siapa takut!" ujar Taehyung.

YN memukul dada Taehyung karena kesal, ia pun menjauh dari Taehyung.

"Ngeselin banget !" YN.

Taehyung mencubit pelan pipi YN saat gadis itu terlihat cemberut karena ulahnya.

"Gausah gitu bibirnya, ngode banget pengen dicium," ujar Taehyung.

"Pergi sana! Gue mau makan!" YN.

"Ngusir nih? Seharusnya aku yang marah, bukan kamu," ucap Taehyung.

"Oh, gitu? Yaudah marah aja sana, gaada yang peduli!" balas YN.

Taehyung berpikir sesaat, mungkin ada bagusnya jika ia pura-pura marah dan menjauh dari YN. Dengan begitu, mungkin saja YN mau mendekatinya.

"Ternyata masih sama aja ya, gue pikir lo bisa berubah. Eh taunya engga, kasar banget sama gue," ujar Taehyung.

Mendengar nada Taehyung yang mulai berubah membuat YN melirik Taehyung sekilas, namun dengan cepat Taehyung pergi dari hadapan YN agar dirinya benar-benar terlihat seperti sedang marah.

Melihat itu tentu membuat YN menjadi ragu,"dia beneran marah?"

Namun YN tidak mau ambil pusing, ia tetap melanjutkan makannya hingga selesai.

Beberapa menit kemudian, saat Tn. Jeon dan Aiko selesai membersihkan diri mereka masing-masing dan turun ke bawah untuk menghampiri YN sekaligus melaksanakan makan malam, keduanya tidak sengaja melihat Taehyung yang sedang mengamati beberapa lukisan di ruang keluarga.

"Yah, itu Taehyung kan?" tanya Aiko.

"Iya kayaknya." Tn. Jeon.

"Taehyung?" panggil Tn. Jeon membuat Taehyung menoleh.

"Oh? Om, noona." ucap Taehyung menghampiri Tn. Jeon dan Aiko.

"Bagaimana kabarmu, Taehyung? Sudah lama saya ga liat kamu lagi." Tn. Jeon.

"Baik, om. Om sendiri gimana?" Taehyung.

"Baik, kamu ke sini ada perlu?" tanya Tn. Jeon.

"Kan ada YN, ayah. Mau jemput YN ya?" tanya Aiko.

"Engga kok, noona. Sebenarnya kami lagi cari makan di pinggir jalan tadi, terus Tae tinggalin YN sebentar buat isi bensin. Tapi pas Tae dateng YN nya udah gaada, untung dia kasih tau kalau lagi di sini. Jadi Tae ga khawatir." jelas Taehyung membuat Tn. Jeon dan Aiko sempat bertukar pandang sesaat.

"Yaudah, kalau gitu kita makan malam sama-sama dulu di sini sebelum kalian pulang," ujar Tn. Jeon.

Taehyung tersenyum dan mengangguk kecil, ia pun mengikuti Tn. Jeon dan Aiko menuju meja makan.

"Gue udah makan loh Na, masa harus makan lagi?" tanya YN pada Anna yang sedang menata piring-piring untuk makan malam mereka.

"Kalau gitu nona gausah makan makanan berat, buah kesukaan nona kan ada," jawab Anna.

"Yaudah deh, boleh juga." YN.

"Nah, udah siap tuh. Kita langsung makan aja." ujar Aiko sambil mengambil tempat duduk di samping kanan YN.

YN menoleh, Tn. Jeon pun duduk di kursi paling ujung seperti biasa.

"Duduk di sini, Tae." ucap YN. Jeon agar Taehyung duduk di bagian kanannya.

"Ini mau langsung makan?" tanya YN.

"Iyalah, mau lo main petak umpet dulu, gitu?" sahut Aiko.

"Santai dong, bu bos. YN ga makan lagi deh, baru aja habisin makanan tadi." YN.

"Yaudah, kamu duduk diem aja di situ." Tn. Jeon.

"Ayo, makan yang banyak ya Taehyung. Jangan malu," ujar Tn. Jeon pada Taehyung.

"Iya, om," ucap Taehyung sambil tersenyum.

YN mengambil secangkir teh di depannya sambil sesekali melirik Taehyung. Ia baru sadar jika hari ini Taehyung terlihat lebih segar dari biasanya.

Sekitar dua puluh menit setelah itu, semuanya telah menyelesaikan makan malam mereka. Maid lainnya langsung membersihkan sisa piring dan makanan yang ada di meja agar bersih, sementara mereka masih duduk di kursinya masing-masing.

"Yah, sekarang aja ngomongnya. Sebelum mereka pulang tuh," ujar Aiko.

"Oh iya, ada yang mau ayah omongin sama kamu YN," ucap Tn. Jeon.

"Ngomong aja, yah." YN.

"Kebetulan ada Taehyung juga di sini, jadi ayah minta kamu buat pulang dan tinggal lagi di sini," ujar Tn. Jeon.

Sontak YN dan Taehyung langsung menoleh ke arah Tn. Jeon, "maksudnya??"

"Ya, mengingat kamu tinggal di sana karena hukuman yang ayah berikan, dan Taehyung juga tinggal di sana agar bisa jagain kamu, ayah rasa masa hukuman kamu sudah habis. Jadi kamu bisa pulang dan kalian ga perlu tinggal bareng lagi. Karena ayah rasa kamu sudah berubah, jadi kamu ga perlu jauh-jauh lagi dari ayah dan kak Aiko. Kamu mau kan??" tanya Tn. Jeon.

Taehyung menatap YN yang ada di seberangnya, begitu juga dengan YN. Mereka saling bertukar pandang karena terkejut dengan ucapan Tn. Jeon.

"Kok mendadak, yah??" tanya YN.

"Ayah udah pikirin ini jauh-jauh hari. Saat ayah nanya ke bunda dan ayah Taehyung, dan mereka bilang ada perkembangan dari kamu, ayah pikir lebih baik kamu segera pulang." Tn. Jeon.

"Memang bukan cuma itu aja alasannya, ayah juga berencana menjodohkan kamu dengan anak dari rekan kerja ayah. Sepertinya kalian cocok, jadi kurang baik kalau kamu masih tinggal berdua sama Taehyung." Tn. Jeon.

Jantung Taehyung terasa berdebar kencang setelah mendengar ucapan Tn. Jeon. Suasana pun menjadi hening beberapa saat. Ia memalingkan wajahnya ke bawah, menatap alas meja untuk mengalihkan pandangannya. Jujur saja dadanya terasa sesak, pikirannya pun menjadi tidak karuan.

Sedangkan YN? Ia benar-benar tidak habis pikir. Memang Tn. Jeon dan Aiko belum tau bagaimana hubungannya dengan Taehyung, tapi tidak seharusnya seperti ini bukan??

"YN gamau, ayah!" tolak YN.

"YN gamau dijodohin! Pokoknya gamau! Jodohin aja sama kak Aiko! Biarin kak Aiko yang nikah duluan!" ujarnya.

"Tenang dulu, YN. Jangan emosi," ucap Aiko.

"Gimana gak emosi?? Dateng-dateng langsung bilang mau dijodohin, dikira gue ga laku apa??" YN.

"YN, dengerin ayah dulu." Tn. Jeon.

YN menatap Taehyung yang kini juga tengah menatapnya. Bisa ia lihat ada kesedihan dari tatapan Taehyung, rasanya benar-benar tidak tega melihat posisi Taehyung sekarang.

AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang