Bagian 4 : Umpatan dari Sahabat

5.7K 147 0
                                    

Pagi itu, seorang gadis yang mengenakan piyama pink mulai berjalan menyusuri koridor. Sembari berjalan, ia terus memanyunkan wajahnya. Bibirnya terus merometkan sebuah kata-kata. Sekeliling orang yang berpapasan dengannya mungkin akan menganggap gadis itu adalah orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa.

"Malam nggak ada, Pagi-pagi juga nggak ada!" Kesal gadis itu sembari memencet tombol di sebelah pintu.

Tidak lama kemudian, seorang gadis seumuran dengannya pun membuka pintu. Dengan suasana hatinya yang masih kesal, gadis itu pun semakin memajukan bibirnya kedepan. Gadis di hadapannya pun mengernyitkan alisnya, bingung apa yang terjadi dengan sang sahabatnya.

"Vio, gue nginep disini ya." Ucap Nathlie Serene, Chareline Violette pun mengamati gadis di depannya yang membawa tas hitam besarnya. "Malam ini aja." Lanjut Seren.

"Well." Jawab Vio, mempersilahkan Seren untuk masuk kedalam. seketika mood Seren pun berubah, wajahnya tidak ditekuk dan bibirnya kini mengembangkan senyumnya. Mereka mulai masuk kedalam apartement.

"Bestie Vio, makasih banget pokoknya. Gue lagi marahan sama ayah. Udah satu minggu dia nggak balik. Gue sedih banget, Vi."Oceh Seren mengadu pada sang sahabat. Tubuhnya ia benamkan pada sofa panjang.

"Kenapa nggak pulang?" Tanya Vio. Ia mendudukkan dirinya di sofa single. Dress piyama hitamnya menyingkap menampakkan paha mulusnya.

Seren tidak menjawab pertanyaan Vio, ia justru terdiam sesaat. "Jangan-jangan, ayah gue selingkuh." Ucap Seren, ia mulai menatap wajah Vio. "Gimana kalau ayah gue punya wanita lagi, Vi?"

"Lo harus terima."

"Gila, Vi! Gue emang sering liat ayah sama banyak perempuan, tapi gue nggak pernah sampai securiga ini sama ayah."

Vio mengambil cangkir di atas meja, mulai menyeruput minumannya yang masih panas. "Coba cek hp atau sosial media nya gitu."

"Ah, kenapa gue nggak kepikiran. Emang cerdas, Vi." Seren pun mulai mengecek sosial media milik ayahnya. Terpampang jelas sebuah postingan seorang wanita tengah membelakangi kamera. Rambut coklat bergelombang itu terbawa oleh angin.

"Yakin Vi! Ayah gue seriusan punya gebetan!" Ucap Seren dengan keras memberitahukan pada Vio yang tengah berada di dapur. Namun, Vio justru terkekeh mendengar kekesalan Seren.

"Terima aja, Se. Dia pasti lebih cantik dari pada lo!"

"Vio!!!" Teriak Seren. "Curhat sama lo ga jadi, gue mau mandi deh. Belum mandi. Tadi gue bangun pagi-pagi dan langsung kabur kesini."

"Mandi di kamar gue aja, Se."

Seren pun mulai beranjak ke kamar Vio, sedangkan Vio kini mengembalikan dirinya melanjutkan membuat sarapan pagi.

*

Sore itu, celotehan pria dan wanita terus terdengar. Saling mengadu kata-kata romantis bahkan tawa mereka terus beredar. Seren sangat tahu jika sahabatnya tengah bertemu dengan sang kekasihnya. Begitu sialnya nasib Seren, seharusnya ia tidak kabur ketempat orang yang sudah memiliki seorang kekasih.

"Vio, pacar lo?" Tanya Seren ketika melihat Vio masuk ke dalam rumah.

"No, he is my fiance."

"What the fuck! Demi apa?!" kaget Seren, Vio mulai mendudukkan dirinya di sebelah Seren. Mereka pun mulai menikmati drama korea kesukaan mereka kembali. "Jadi, gosip di sosmed beneran, Vi?" Tanya Seren.

"True."

"Kenapa lo mau? Dia kan udah tua."

"I know, tapi dia dewasa. I like it, dia berbeda dengan pria lain, Se."

"Sebegitunya lo cinta sama dia, Vi." Ucap Seren, sangat terheran dengan gadis di sampingnya itu yang terus membela sang pacarnya. Tidak, ia juga terus memuji hubungannya dengan pria yang bertaut usia sangat jauh darinya.

"Ngapai dia kesini?"

"Ngantarin camilan dan bunga." Seren menghela nafasnya, hanya itu saja sampai bertemu begitu lamanya dengan Vio. Memang orang pacaran itu dunia hanya milik mereka.

"Vio, tapi gue pengin ngatain pacar lo itu seperti pedofil."

"Hush!"

"Gila banget nggak lo bisa suka om-om gitu."

"Kalau udah sayang gimana."

Seren menghela nafas kesalnya lagi. "Gue emang jomblo tapi bukan berarti gue nggak tahu percintaan. But, terserah lo deh, lo yang jalanin juga ngapain gue pusing-pusing mikirin lo pantes sama dia atau nggak." Kesal Seren, Vio pun menyengir kuda. "Gue tetep dukung lo kok, tetap bahagia dan jangan tunjukin wajah sedih lo di putusin atau disakitin sama om-om itu."

"Kalau lo nangis di depan gue, NIH balasan buat dia." Semangat Seren, tangannya yang mengepal pun ia tunjukkan ke hadapan Vio.

*

Hello dear wilisa!
Harusnya upload kemarin tapi ternyata kemarin sibuk bangettt🙈
Sorry dear and selamat membaca🧡

Your Daddy is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang