Bagian 10 : Pertemuan Vio dan Seren

4K 100 2
                                    

Hellow, GN guys!
Jangan lupa follow sebelum membaca yap. Enjoy reading guys🧡

---

Chareline Violette begitu terkejut melihat seorang gadis seusianya tengah mengeluarkan diri dari lift, dia adalah Nathlie Serene Liem. Mata mereka pun bertemu, tetapi lain dengan Seren yang langsung mengalihkan pandangannya. Tidak ada ekspresi di wajahnya, gadis itu berjalan menghampiri Argan yang tengah berada di dapur.

"Dia anak Argan." Kata Selena yang duduk di sofa singgle.

"Sepertinya kalian satu sekolah." Kata Dani.

"Iya, om. Kami satu sekolah."

"Oh iya, nanti kamu ada rencana mau melanjutkan pendidikan? Atau cari kerjaan?" Tanya Selena.

"Ah, sebenarnya saya mau lanjut pendidikan, tante. Tapi saya harus minta ijin dulu sama Argan." Jelas Vio.

"Benar, kau harus patuh terhadap suami, Vio." Kata Dani. Vio tersenyum mendengar ucapan Dani Jeremy yang tidak kaku seperti awal mereka bertemu. Kini, mata Vio mulai melihat Seren yang sudah keluar dari dapur dan mulai mendudukkan dirinya di ruang makan, sedangkan Argan mulai berjalan menghampiri tiga insan disana.

"Ma, pa, makanan sudah siap." Kata Argan.

"Ayo, Vio. Kita makan." Ajak Selena, Vio pun menyetujuinya, ia mulai beranjak mengikuti Dani dan Selena. Namun, Argan terbingung dengan sikap Vio yang seperti mengabaikan dirinya. Gadis itu tidak menolehkan wajanya sama sekali pada dirinya.

"Vio, dia anakku. Seren." Kata Argan yang sudah duduk di sebelah Vio. Vio pun tersenyum singkat pada Seren. Entah sejak kapan kecanggungan dua gadis itu muncul. "Seren bilang, kamu temannya, sayang."

"Ah, i-iya." Gugup Vio.

"Ayah, makan jangan sambil bicara." Kesal Seren. Seketika, Vio ingin terkekeh dengan ucapan Seren. Gadis itu sangat berbeda ketika bersama ayahnya. Wajah humoris itu kini seperti musuh.

*

Setelah acara makan malam, seorang gadis memasuki kamar yang pernah ia singgahi beberapa hari lalu. Ia baru menyadari jika kamarnya terdesign sangat modern, warna grey dan white saling memadu dengan serasi.

"Kenapa kamu tidak pernah bilang kalau Seren anak kamu?" Tanya Vio ketika mendapati Argan baru saja keluar dari kamar mandi. "Kau tahu, Seren temanku. Rasanya canggung menganggap dia sebagai anakku, Argan." Lanjut Vio, gadis itu mulai kesal.

"Aku juga baru tahu beberapa hari ini kalau kalian berteman." Kata Argan, pria itu menjongkokkan dirinya di hadapan kekasihnya. Tangannya meraih tangan Vio tetapi Vio menyentak tangan Argan. gadis itu bangkit berdiri dan pergi ke arah jendela.

"Sayang," panggil Argan.

"Harusnya kamu bilang. Rasanya canggung bersama Seren. Seren pasti juga nggak akan mau menganggapku sebagai ibunya. Kita bahkan seumuran."

Argan menghela nafasnya, "Lalu, kau mau bagaimana?" Tanya Argan. Gadis itu mulai menolehkan wajahnya menatap Argan. "Kau mau mengakhiri hubungan ini?" lanjut Argan bertanya. Namun, Vio diam dan tidak menjawab pertanyaan Argan. Tentu tidak ingin Vio mengakhiri hubungan yang sudah ia jalin selama dua tahun dan bahkan beberapa hari lagi ia akan memperlangsungkan pernikahan.

Argan berkacak pinggang, kemudian terkekeh. Mata mereka pun beradu dengan tajam. Kemudian, suara pintu terbuka mengagetkan mereka berdua. "I'am sorry Ayah, Seren belum terbiasa." Kata Seren. Ia menutu pintu kembali tetapi Argan segera mencegah pintu itu benar-benar tertutup rapat dengan bertanya pada seren.

"Ada apa?" tanya Argan.

"Ada om Jean dan tante Lovi." Jawab Seren, matanya menatap pada gadis berambut panjang yang kini sudah duduk di ranjang membelakangi dirinya.

"Bilang ke mereka, ayah akan segera kebawah." Kata Argan.

Seren pun menganggukkan kepalanya. Sebelum pergi, Seren berucap dengan lirihnya. "Ayah, cepatlah turun kebawah dan selesiakan permasalahan ayah sekang." Kata Seren. Tidak ada ekspresi di wajah Argan dan Seren pun segera pergi dari hadapan ayahnya.

Argan mulai menatap Vio, ia mulai berjongkok di depannya gadis itu. Matanya menatap wajah Vio yang terus menatap lurus ke arah jendela. "I'am sorry." Ucap Argan.

"Argan, jangan marah. Jangan pernah bilang ingin mengakhiri hubungan ini." Kata Vio, matanya memberanikan menatap mata Argan.

"Aku nggak marah. Aku tidak akan mengakhiri hubungan kita, hm." Vio menganggukkan kepalanya. "Tidurlah disini, aku akan kebawah."

"Kamu tidur dimana?"

"Disini banyak kamar, aku bisa tidur dimanapun." Tukas Argan, Vio pun menyunggingkan senyumnya. "Istirahatlah." Lanjut Argan, kecupan singkat pun mendarat pada kening Vio. Kemudian, ia bangkit berdiri dan meninggalkan Vio.

*

[2022, 24 Oktober]

---

See u wednesday🧡

Your Daddy is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang