Bagian 20 : Keributan

1.7K 52 2
                                    

Kini seorang wanita hanya bisa kesal sembari memandang sebuah foto pernikahan yang terpajang di dinding. Pasalnya, Argan sudah satu minggu tidak menginjakkan dirinya kerumah. Pria itu tengah berada di luar kota. Tentunya Vio pun ingin ikut tetapi dengan kondisi Vio yang waktu itu tengah sakit pun terpaksa harus tinggal di rumah.

Gadis itu pun menurunkan dirinya ke lantai bawah, siapa tahu ia melihat Argan sudah memulangkan dirinya. Ternyata hanya nihil, ia justru mendapati dua wanita tengah berkutat di dapur. Sangat asik, membuat Vio pun tambah kesal. Seren, wanita itu terus tersenyum bahagia dengan Cloe.

Vio semakin mendekat, samar-samar terdengar pembicaraan mereka. "Se, kamu yakin ayahmu suka sama kue buatan tante?" Tanya Cloe. Ingatan Vio pun muncul. Ia teringat dengan sebuah paket kue yang pernah di kirim kerumahnya. Paket kue itu tidak datang hanya sekali, bahkan berulang kali. Dengan merk yang sama, Vio pun merasa jika paket kue tersebut dari satu orang yang sama.

"Ayah suka banget, tan." Jawab Seren. Kemudian, Vio mulai masuk kedalam dapur. Dilihatnya sebuah kue yang sudah tersusun rapi diatas meja. Kue yang sama, benar jika Vio berpikir kue tersebut dari Cloe.

"Seren, kalau ada tamu, injin dulu ke mama. Tidak seenak sendiri menggunakan rumah ini." Kata Vio, wanita yang menyandar di ambang pintu sembari menyilangkan tangannya di depan dada.

"Hei Vio, ini juga rumah Seren, bukan rumahmu juga." Timpal Cloe.

"Seren, kamu dengar mama bicara?" Tanya Vio.

Seren mencebik kesal. Ia meletakkan kue pada atas meja bartender. "Seren dengar, Seren nggak tuli." Jelas Seren dengan kesal. Kata-kata 'mama' membuatnya sangat muak. Bagaimana bisa ia harus memanggil temannya dengan sebuatn 'mama'.

"Vio, kamu tidak berhak menggertak Seren. Dia bukan anakmu!" Kesal Cloe.

"Lalu, kau siapa?" Tanya Vio. Tangannya sudah beralih memegang meja bartender. "Aku istrinya Argan. Kau siapa?!" Gertak Vio lagi. Tangannya mulai menggeser sebuah cake sampai terjatuh ke lantai. Dua wanita disana pun sampai terkejut.

"Vio!" Kali ini Seren yang menggertak Vio. Ia mulai mengambil kue yang sudah hancur dan tidak bisa diselamatkan lagi.

"Seren! Kamu menggertak mama kamu!" Kesal Vio.

"Vio! Beraninya kamu menggertak Seren!" Geram Cloe, tangannya pun mendarat pada wajah Vio. Tangan Vio pun sigap menarik rambut Cloe. "Dasar wanita gila!" Kesal Cloe. Ia berusaha melepas tangan Vio dari rambutnya.

Suara tangis wanita membuat Vio melepas dengan keras rambut Cloe. Wanita itu sampai terdorong kebelakang. "Vio! Sudah cukup!" Teriak Seren.

"Aku benci kamu! Kamu bukan sahabat lagi bagiku, Vi! Aku juga tidak pernah, tidak akan pernah menganggapmu sebagai mama aku!" Gertak Seren.

"Semenjak ayah kenal sama kamu, ayah tidak peduli lagi sama aku!" Lanjut Seren. Vio pun tertegun.

"Lihat, kan. Seren nggak akan pernah menganggap kamu sebagai seorang ibu." Tekan Cloe.

"Pergi dari hadapan gue!" Teriak Seren.

Vio dengan amarahnya, ia pun membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi dari dapur. Matanya bertemu pada seorang pria yang sudah masuk kedalam rumah.

Vio segera berjalan menghampiri pria itu, Argantha Liem. Namun, tiba-tiba saja sebuah tatakan cake mendarat pada kepala Vio. Argan pun terkejut melihat aksi anaknya.

"Seren!" Gertak Argan.

Namun, seorang wanita yang tengah memegangi perutnya langsung ambruk kedalam dada bidang Argan. "Sayang, kamu tidak apa-apa?" Tanya Argan yang sudah menangkap Vio.

Your Daddy is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang