Bagian 13 : Kekesalan (17+)

4.4K 92 3
                                    

WARNING❗
Mengandung adegan dewasa, anak dibawah umur dilarang membaca.
Oke, enjoy reading✨🤟🏻

---

Sebuah kabar membuat seorang pria langsung beranjak memergikan diri dari kantornya. Memang, hari sudah gelap. Sebuah chat di pagi hari itu baru sempat ia baca. Ia pun menyesal, gara-gara meeting yang berlangsung begitu lama. Segera pria itu melajukan mobil BMW i8 itu pergi dari perusahaan Li.

Argan, pria itu sangat cemas kali ini. Pesan yang terabaikan itu seharusnya ia lihat. Argan mulai menuju sebuah tempat yang sangat di favoritkan sang kekasihnya. Ia mulai menuju sebuah taman danau, tetapi tidak ada sama sekali manusia disana, sepi.

Argan pun segera menyusuri jalanan, sesekali menghubungi ponsel kekasihnya. Namun, sayang sekali ponselnya tidak bisa di hubungi.

"Where are you, Ven." Gumam Argan, tentu saja pria itu sangat khawatir. Ia pun terus melajukan mobilnya dengan sangat perlahan.

Kemudian, tatapannya mulai tertuju pada seorang gadis yang tengah mendudukkan dirinya di pagar yang terbuat dari batu. Rambut panjangnya terus berkibar tertampar angin. Argan pun menghela nafas leganya, ia mulai menghentikan mobilnya dan mengeluarkan diri dari mobil. Segera ia pun menghampiri gadis itu sembari berlari.

"Vio," panggil Argan. Nampak wajah kaget Vio tertera.

"A-argan, apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Vio. Argan pun mendudukkan dirinya di samping Vio.

"Kamu, apa yang kamu lakukan disini, Vi?!" Tanya Argan, menekan. Kemudan ia melanjutkan perkataannya lagi. "Kamu tahu aku sangat khawatir saat lihat pesan dari pengawal rumah. Kamu pergi terburu-buru dan tidak seperti biasanya." Lanjut Argan.

"Maaf." Gumam Vio. Matanya kini menatap manik mata Argan. "Vio hanya mau cari udara segar aja dan mau lihat sunset sore ini." Kata Vio.

What?! Melihat sunset? Sejak pagi sampai malam ini, apakah istrinya terus duduk disini? Pikir Argan. Lalu ia pun berucap, "Kenapa telfonnya mati?"

"Ah, sengaja Vio matikan." Jawab Vio, kini memalingkan wajahnya dari Argan. "Maaf sudah buat kamu khawatir."

"Hm, tidak masalah." Jawab Argan. Sebuah jas pun mengalung pada bahu Vio. Ditariknya kepala gadis itu untuk menyandar pada pundaknya. "Jangan buat aku khawatir lagi, sayang. Kemanapun kamu pergi, bilang padaku."

"Well, Argan." Jawab Vio.

"Oke, kita pulang sekarang, sudah jam tujuh malam."

Vio menganggukkan kepalanya. Ia pun menuruti ajakan suaminya untuk pulang.

*

Seorang gadis sudah mendudukkan dirinya di ruang makan. Begitu malasnya ia hanya makan seorang diri. Apa ini?! Gerutunya. Selera makannya pun menurun.

"Miss Rini, ayah belum pulang?" Tanya Seren, gadis yang sudah berdiri di ambang pintu dapur.

"Iya, mereka belum pulang, nona." Jawab Rini yang tengah menyantap makanannya.

"Sama Vio juga?" Tanya Seren. Sesayat hatinya seperti robek. Ketika mendengar jawaban Rini.

"Iya." Jawab Miss Rini.

Seren pun langsung membalikkan badannya dan pergi meninggalkan Rini. Ia segera berjalan menuju lift, tetapi sebuah pemandangan menbuatnya makin terluka.

Seorang pria dan wanita mulai masuk kedalam. Pria itu menggendong wanita dalam tangannya. Dia ayahnya dan Vio. "Kenapa?" Tanya Seren.

"Mama kamu tidur, ayah tidak berani membangunkannya." Kata Argan. Seren mulai memencet pintu lift dan mereka mulai masuk kedalam.

Argan melirik pada anaknya yang tidak pernah diam, kini menjadi pendiam. Gadis itu menyandar pada dinding lift. Wajahnya terus menerus ditekuk sembari memainkan jari telunjuknya pada pagar lift.

"Anak ayah kenapa?" Tanya Argan.

"Nggak papa."

"Sudah makan?"

"Udah, barusan." Bohongnya, padahal sesuap nasipun belum sampai mulutnya.

"Kenapa mukanya ditekuk terus?" Tanya Argan lagi, gadis itu mengelurkan diri dari lift. Argan pun ikut.

Sebelum memasuki kamarnya, Seren menyempatkan berbicara pada Ayahnya. "Ayah, Seren mau tinggal sama oma aja." Kata Seren.

"You know, Oma Opa lagi pergi." Kata Argan, ia masuk kedalam kamarnya. Seren pun segera berlari menuju ambang pintu sebelum pintu itu tertutup dan terkancing.

"Pergi kemana, yah?"

"Ke Korea." Jawab Argan, pria itu meletakkan Vio pada ranjang.

"Ketempat om Jean?" Tanya Seren. Argan pun menghampiri anaknya yang masih berada di anbang pintu. "Iya."

"Kenapa nggak bilang. Tau gitu Seren kan ikut." Rengek Seren. Namun sebuah sentilan keras tertata di dahinya sampai Seren pun mengaduh. "Ayah! Sakit!"

"Mereka lama disana, lagian kamu juga mau kuliah, kan."

"Ah, ngeselin." Kesal Seren, ia menbalikkan tubuhnya dan pergi dari hadapan sang ayah. Argan hanya terkekeh, "Uang mingguan potong lagi!" Tekan Argan. Sebuah pintu di banting dengan keras pun terdengar. Argan semakin menebar senyum sinisnya.

Ia mulai menutup pintu kamarnya. Namun, begitu terkagetnya mendapat seorang gadis sudah mendudukkan dirinya. "Sayang, kamu bangun."

"Aku sudah bangun dari tadi, tapi ada Seren jadi aku pura-pura tidur. Aku tahu Seren tidak akan bertingkah seperti itu jika ada aku, Argan." Jawab Vio, ia bangkit dari tempat tidur kan mengambil handuk di dalam almari.

"Sesekali quality time dengan Seren, dia pasti ingin deep talk bahkan mukin bersama denganmu." Lanjut Vio.

"Ya, well, aku usahakan." Jawab Argan.

"Aku mandi dulu." Pamit Vio, tangannya yang siap membuka pintu kamar wardrobe tiba-tiba terhenti karena Argan sudah mendekap tubuh gadis itu dari belakangn "Argan, aku mau mandi." Kata Vio. Namun, Argan tetaplah Argan. Ia selalu pada pendiriannya.

"Tidak usah mandi tidak apa-apa sayang, sudah malam." Bisik Argan. Pria itu pun mengkecup leher Vio.

"Argan, stop it."

"No." Kata Argan, ia terus mengkecup Vio, sampai Vio membalikkan badannya dan mereka saling mengadu mulut mereka. Argan siap mengangkat Vio dan mendudukkan pada sebuah meja diruangan wardrobe. Tangan Argan mulai merayap ke tubuh Vio, tetapi tiba-tiba saja terhenti. Argan pun mulai melepas ciuamannya.

"Sayang," kesal Argan. Kepalanya ia umpatkan pada pundak Vio. "Kenapa tidak bilang?" Tanya Argan.

"A-aku kan udah bilang tapi-tapi kamu menyerang terus."

"Hari ke berapa?"

"Five."

Argah menghela nafas panjangnya. "Aku dulu saja yang mandi." Kata Argan. Tangannya meraih handuk yang dipegang oleh Vio. Pria itu pun langsung masuk kedalam kamar mandi. Sedangkan, Vio ingin sekali tertawa melihat tingkah Argan barusan. Sangat lega sekarang.

*

[2022, 30 Oktober]

---

See u🧡

Your Daddy is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang