Bagian 52 : Curiga 1 (17+)

756 32 0
                                    

Warning!!!
Mengandung kata-kata yang tidak pantas untuk ditiru!

***

Seorang wanita membuka matanya dengan perlahan. Ia mengamati sebuah jam yang tertengger di atas nakas. Sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Wanita itu pun membangkitkan dirinya untuk bangun, tetapi sebuah tangan menahannya.

"Sayang, bangun nanti saja." Suara berat itu membuat Vio tetap berada pada posisi semula.

"Argan, sudah jam tujuh pagi, Vio mau kerumah sakit jenguk Logan."

"Kamu bisa lihat dia di CCTV, kan."

Vio menghela nafasnya, ia pun memgambil ponselnya dan segera melihat sang anak dari CCTV yang terekam. "Sayang, apa perlu kita tinggal disini saja?" Tanya Argantha Liem.

"Kenapa? Kan kita punya rumah."

"Disini, aku bisa memelukmu seperti ini. Kalau dirumah, kamu melarangku tidur dikamar, benar kan."

Vio tersenyum, ia membalikkan badannya menghadap Argan. Yang di ucapkan suaminya adalah benar. "Vio juga merindukan seperti ini." Gumam Vio, tetapi jelas terdengar di telinga Argan. Argan pun menarik Vio kedalam pelukannya.

"Mm, kita tinggal disini saja?"

"Jangan, bagaimana dengan Clara dan Seren. Mereka pasti membutuhkanmu juga."

"Yayaya, kita pulang tapi nanti saja."

"Apa mama papa sudah tahu?"

"Belum, aku harap Seren tidak memberitahu mereka."

"Kamu mau menyembunyikan Clara dari mereka juga?"

"Benar, seperti kamu menyembunyikan siapa dirimu pada mereka." Sindir Argan. Vio pun memundurkan tubuhnya dari Argan, ia mulai mendudukkan dirinya.

"Argan, mau sarapan apa?" Tanya Vio.

"Kita makan di luar saja, tidak ada bahan makanan apapun disini."

"Pesan saja, kita makan disini."

"Kita makan di luar saja." Kata Argan, Vio menganggukkan kepalanya. Ia pun menurunkan diri dari ranjang dan segera pergi menuju kamar mandi. Namun, sebuah ucapan membuat langkah Vio terhenti. "Sudah berhari-hari kamu melupakannya, sayang."

"Apa?"

"Jangan berlaga lupa."

"Ah, Vio nggak mau Clara salah paham aja." Kata Vio, ia melanjutkan masuk kedalam kamar mandi. Argan hanya tersenyum, ia memikirkan tentang sikapnya saat ini. Ia benar-benar mencintai Vio, tetapi ia juga ingin Seren bahagia bersama Clara.

*

"Sayang, kayaknya kamu bahagia banget." Kata Argan, Vio menolehkan wajahnya menatap Argan yang masih fokus menyetir.

"Em, Vio senang karen Vio mau bertemu Logan."

"Sekangen itu sama Logan?" Tanya Argan.

"Right Argan." Semangat Vio. Argan meraih tangan kanan Vio. Pria itu mengkecup tangan istrinya berkali-kali sembari ia genggam dengan erat.

"Kau juga harus selalu merindukanku, Vi. Jangan hanya Logan."

"Jangan cemburu sama Logan. Karena cinta Vio pada Logan dan cinta Vio pada Argan itu berbeda." Kata Vio.

"Aku tidak cemburu, hanya saja kamu sekarang lebih peduli dengan Logan."

"Sama saja cemburu."

"Sayang, cemburu itu buat orang yang tidak percaya diri, know."

"Ya, terserah anda om Argan." Kata Vio, menyerah dengan debatan Argan.

"By the way, aku seperti cabul kalau kau memanggilku om Argan, Chareline Violette."

Vio terkikik, "Memang benar om, om Argan nikahin anak kecil kan."

"Hah dasar, Bunuh aku bocah."

"I don't, because you are my husband." Kata Vio. Senyum mereka pun saling beradu. Mereka hanya bisa bersyukur. Kedekatannya terjalin lagi setelah huru-hara yang terjadi hari-hari lalu.

*

Pagi itu, seorang wanita berjalan menuju ruang makan. Khas dengan bangun tidurnya, rambut sebahu itu tampak berantakan. Piyama biru itu melekat pada tubuhnya. Ia mulai mendudukkan dirinya di kursi.

"Sayang, baru bangun?" Tanya seorang wanita yang tengah meletakkan piring berisi lauk ke atas meja. Wanita itu pun ikut duduk di depan anaknya.

"Iya ma, semalem begadang nugas."

"Jangan keseringan begadang ya, nggak baik loh."

"Iya siap mama."

"Ayah dimana?" Tanya Wanita itu Clara. Seren mengangkat kepalanya menatap mata Clara. "Biasanya ayahmu tidur di sofa. Tapi sejak semalam mama belum melihat dia."

"Ah, Seren nggak tau, ma."

"Vio juga, sejak kemarin dia tidak terlihat dirumah."

"Mungkin menginap di rumah sakit, atau dirumah teman kali ma."

"Mungkin ya."

Tiba-tiba, muncul seorang wanita dari pintu utama. Ia mulai berjalan menghampiri mereka. "Hai Vio!" Panggil Clara. Vio pun segera menghampiri mereka.

"Hai, kak Clara."

"Baru pulang? Dari mana saja Vi?"

"Iya, kemarin menginap di apartemen om."

Clara menganggukkan kepalanya. "Ayo kita makan." Ajak Clara.

"Saya sudah makan tadi, saya ke kamar dulu ya."

"Oke."

Vio pun memergikan diri dari hadapan Clara dan Seren. Clara, ia terus mengamati punggung Vio yang terus menjauh.

"Se, bukannya kamar tamu di bawah?" Tanya Clara.

"Iya ma, di bawah, masih sama di dekat tangga itu."

"Terus Vio tidak tidur di kamar temu ya?"

"Ah, i-iya. Vio tidur di lantai tiga."

Clara diam, lantai tiga adalah sebuah lantai yang hanya berisi dua kamar, ruang keluarga, dan ruang bersantai. Dua kamar di lantai tiga itu memiliki kamar yang mewah, salah satunya kamar sang anaknya juga berada di sana.

"Mama nanti malam tidur di kamar Seren ya. Kita tidur bersama."

"Oke, mama."

*

Clara mulai curiga aja loo haha

*

[24-07-2023]

Your Daddy is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang