GN gengs!!
Jangan lupa isi amunisi kalian sebelum baca. Semoga tidak pada senyum-senyum sendiri.
*
Argantha Liem, pria yang tengah berdiri sembari mengamati jalanan ramai lewat pagar kaca. Kedua tangannya ia silangkan di depan dadanya. Namun, pikirannya tidak bisa lepas dari istrinya, Chareline Violette.
"Ravi, cari tahu kenapa istri saya ke kantor polisi dan kenapa sampai menyembunyikan daftar kunjungannya."
"Baik, tuan."
"Satu hal lagi, jangan sampai istri saya tahu."
"Baik, tuan." Kata Ravi, ia menganggukkan kepalanya dan bergegas pergi dari ruangan Argan.
Argan justru menghela nafasnya, matanya mulai memicing mengamati sebuah kantor polisi yang terpampang di ujung selatan. "Apa yang kau lakukan disana, Vi?" Tanya Argan. Pria itu membalikkan badannya dan bergegas mengeluarkan dirinya dari ruang kerja.
*
"Vi, kau menyelidiki kasus itu?" Tanya seorang wanita yang berjalan di samping Violette.
"Kata siapa?" jawab Vio. Ia mulai menghentikan langkahnya dan mendudukkan diri di salah satu bangku taman.
"Tante cuma menebak saja."
"Keadilan emang harus di tegakkan, tan. Aku tau ayah tidak tidak bersalah."
"Kau tahu, Argan sepertinya mencurigaimu kemarin."
Vio terkejut. Sebenarnya ia tidak begitu terkejut, ia hanya berpura-pura saja. Ia bahkan tahu jika Arga pasti curig padanya. "Mungkin, Argan akan terus mengawasimu. Kau harus berhati-hati dengannya." Lanjut Lodya.
"Sebenarnya, Vio tidak mau menyembunyikan terus menerus. Tapi aku belum siap kalau Argan tahu siapa Vio."
"Ya, mungkin bisa saja kecewa. Tante juga udah bilang, jujur saja padanya tapi kamu nggak mau. Terus tante juga heran kenap kamu mau saja nikah sama dia." Celoteh Lodya, matanya mengamati Argantha Liem berjalan mendekat padanya.
"Entahla."
"Tante pergi dulu, Argan pasti sangat mencintaimu." Kata Lodya. Bibir Vio menyungging. Benar, Argan mencintainya, tapi bagaimana dengan dirinya? Tentu saja dia mencintai suaminya. Pikir Vio memprotes perkataan Lodya yang seperti menyindir bahwa dirinya tidak balik mencintai Argan.
Lodya dan Vio pun bangkit dari kursi. "Jaga dirimu baik-baik." Kata Lodya sebelum melangkahkan kakinya pergi. Vio pun menganggukkan kepalanya.
*
Argan terus mengamati kepergian Lodya sembari terus berjalan mendekat pada istrinya. Apa yang mereka lakukan? Tanya Argan terus bertanya-tanya di pikirannya.
"Kenapa keluar-keluar, Vi?" Tanya Argan, ia meraih tangan kanan istrinya. Di gandengnya tangan itu dan mereka mulao berjalan bersisihan.
"Vio bosan di dalam kamar. Oh iya, sekarang masih jam kerja, kenapa kamu kesini?" Tanya Vio.
"Aku cemas kamu melakukan hal yang membahayakan bayi kita dan ternyata benar, kamu harus beristirahat malah sekarang jalan-jalan kesini." Kesal Argan.
"Vio udah nggak papa." Timpal Vio. Ia menghentikan langkahnya. Argan pun sontak berhenti dan menolehkan wajahnya pada Vio. "Sudah hampir makan siang, makan disini saja ya."
"Kau masih sakit saja sempat-sempatnya memikirkanku, sayang."
"Aku istrimu." Kesal Vio. Ia menarik tiang dan tangan Argan untuk ikut dengannya.
Argan justru tertawa melihat tingkah istrinya. Tidak hanya itu, wanita itu semakin menggemaskan dengan dress rumah sakit yang menampakkan perut yang sudah mulai setara dengan payudaranya.
Dua insan itu mulai masuk kedalam cafe rumah sakit. Di dudukannya di salah satu bangku dekat jendela. Tampak pemandangan kota di siang hari pun terlihat. "Mau pesan apa tuan, nyonya?" Tanya seorang perempuan berseragam orange.
"Veggie burger sama vanilla violet soda, satu aja." Kata Vio.
"Dan, air putih satu." Lanjut Vio.
"Baik, nyonya. Ditunggu pesanannya." Kata perempuan itu.
"Sayang, kamu nggak makan?" Tanya Argan.
"Enggak, Vio makan makanan rumah sakit aja." Jawab Vio. Kemudian, suara telephone mulai terdengar. Argan pun segera mengangkatnya. Sayangnya, bukan telephone saja melainkan sebuah Video call.
"Hallo, ayah!" Teriak suara cempreng di dalam vidio. Tangannya melambai pada Argan. Vio mengembangkan senyumnya dengan lebar setelah mengetahui siapa suara di dalam video call tersebut. Vio pun segera mengambil ponsel Argan.
"Seren!" Balas Vio, tangannya melambai.
"Vi, kayaknya itu bukan di rumah. Kamu dimana?" Tanya Seren.
"Panggil mama, Seren." Celetuk Argan.
Kemudian sebuah makanan pun datang, Argan segera menyantap makanannya. Vio sibuk bertelephone dengan Serene Liem. "Mumsy Vio dimana?"
"Di rumah sakit, kemarin aku tergelincir waktu jalan-jalan di taman."
"Tapi nggak apa kan? Baby baik-baik aja?"
"Baik, Se. Kamu gimana kabarnya? Seneng kuliah di Canada nggak?" Tanya Vio.
"I love Canada. Nanti kamu harus kesini ya, kita jalan-jalan bareng. Seren udah tau tempat yang bagussss banget."
"Sure?"
"I'am sure, mumsy Violette."
"Okey, aku pasti kesana."
"Kalian berdua pikirannya cuman liburan ya." Sindir Argan. Vio pun beralih tempat duduk, ia mendudukkan diri di samping Argan. "Hello om Argantha Liem, hidup perlu refresing dong." Kesal Vio.
"Liat ayahmu, Se. Harusnya masih di kantor malahan kesini."
"Ayah nggak mau kehilangan kamu Vi." Tawa Seren keluar, begitu juga dengan Vio. "Oh iya ayah, bulan depan Seren mau praktikum, kata pak dosen harus minta surat persetujuan orang tua. Gimana ayah?"
"Scan saja dokumennya nanti kita tanda tanganin." Kata Argan.
"Siap ayah!" Kata Seren dengan semangat. "Ya udah, Seren tutup ya, lima menit lagi ada kelas."
"Semangat kuliahnya, Se!"
"Siap bumil syantikkk!"
Seren dan Vio saling mengadu kecupan membuat Argan benci melihatnya. Mereka mulai melambaikan tangan bersama. Kemudian, panggilan Video Call pun berhenti.
"Harus gitu ya?"
"Gimana?"
"Tujukin bibir kalian."
"Udah biasa dari SMA kok." Jawab Vio, kepalanya menoleh menghadap Argan. Pria itu masih mengamati Vio dengan tatapan tajam. "Kamu mau kayak aku sama Seren?"
"Jangan gila, Vi. Aku bahkan bisa menerobosnya."
"Silahkan." Kata Vio, bibirnya ia monyongkan pada Argan. Argan pun mulai mendekat pada wajah Vio. Semakin dekat, tetapi Vio tiba-tiba tersentak kaget.
Bibirnya hanya mendarat pada punggung tangan Argan. Pria itu sudah menjauhak dirinya dari wajah Vio. "Nggak malu ya nyonya Liem."
Vio mengamati sekeliling, nampak ramai memang dan ada satu dua orang yang mengamatinya. Vio memukul punggung Argan. Wanita itu pun segera berpindah pada tempat duduknya semula. "Kenapa nggak bilang." Kesal Vio, ngedumel.
"Malas bilang, mau ngerjain kamu juga." Timpal Argan, senyum jahilnya ia edarkan.
*
[14-12-2022]
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Daddy is Mine
RomanceSebelum membaca, harap follow dulu. Thankyou🧡 --- Skandal sebuah foto yang terus beredar di sosial media itu membuat kehebohan di SMA Golden. Kemunculan foto itu tidak dapat dibantah lagi oleh Chareline Violette. Terpampang jelas wajah gadis itu da...