Sorry gengsss, telat publish lagi.
Bulan ini emang lagi nguji mental banget jadi gabisa fokus. Rasanya capek banget jadi males mikir berat. Kerjanya cuman nangis dan turu.Oke, ngapain basa basi langsung baca aja dibawah kuy🧡
*
Sejak siang itu, Vio selalu mondar-mandir kesana kemari. Ia khawatir dengan suaminya yang sedari tadi terus berada di ruang kerja. Jika saja ia bisa masuk kedalam dan melihat dirinya, Vio pasti akan merasa lega. Namun, sayangnya pintu ruang kerja Argan di kunci dari dalam.
Sudah berkali-kali pintu itu diketuk, tetapi tidak dibukakan pintu oleh Argan. Sesekali handphonenya di telephone, tetapi sama saja jika hanphone milik Argan di kamarnya.
"Argan cemburunya parah banget." Kesal Vio di depan pintu kerja Argan.
"Sayang, daddy kamu cemburu level apa si, kenapa lama banget dari siang tadi. Sekarang udah malam tapi belum keluar juga." Kesal Vio mengadu pada bayi di dalam perutnya sembari mengelus perut buncit yang terbalut dress piyama.
"Nanti kalau Logan sudah lahir, hajar daddy ya. Jangan sampe kalah, mom dukung kamu." Lanjut Vio.
"Logan?" Suara menceletuk, membuat Vio pun telonjak kaget.
"Sejak kapan disitu?" Tanya Vio.
"Dari kamu ngoceh sendiri." Jawab Argan. Pria itu mensilah tangannya di depan dada. "Nama anak kita Logan?"
"Bukan."
"I like it. Logan Nathane Liem." Ucap Argan, Vio pun sontak berbunga-bunga. Matanya mulai menatap mata Argan.
"Aku juga suka." Kata Vio. Senyumannya ia edarkan. Argan pun menyimpulkan sesungging senyum. "Mm, soal tadi maaf ya sayang. Jangan pernah cemburu sama dokter Choi, dia cuman dokter yang merawat teman aku aja, kok."
"Aku nggak cemburu, Vi."
"Terus kenapa tadi sikapnya gitu, marah-marah juga."
"Yaaa, awalnya nggak suka kalau kamu dekat-dekat gitu sama pria manapun. Hanya aku yang boleh dekat-dekat denganmu, oke." Kata Argan. Vio menganggukkan kepalanya. Tangan Argan pun mulai menarik pinggang Vio, ditariknya untuk mendekat padanya, tetapi perut Vio membuat aksi mereka mengadu tawa.
"Sorry." Kata Vio pada Argan. Argan pun memunduran dirinya, ia mulai berlutut di depan istrinya. Tangannya membelai perut Vio.
"Sorry Logan, daddy menyakitimu tadi ya. Maaf ya, nanti kalau Logan sudah lahir, jangan turuti permintaan mom tadi, jangan hajar dad oke. Jadi anak yang baik." Kata Argan. Kemudian kecupan mendarat pada perut Vio. Lain dengan Vio yang terus menahan tawanya.
"Sayang, udah." Ucap Vio, ia menarik tangan Argan agar pria itu berdiri. "Ayo makan, sejak pulang tadi kamu belum makan." Ajak Vio.
"Well, sorry ya tadi emang marah sama kamu."
"Well."
Dua insan itu mulai menuju ruang makan. Beberapa sajian makanan sudah terhidang di atas meja. "Malam tuan, nyonya." Kata asisten rumah tangga kediaman Argan, Miss Rini.
"Malam miss Rini." Ucap Vio, senyumnya ia edarkan. Vio dan Argan pun mulai mendudukkan dirinya di kursi. "Miss Rini istirahat aja, nanti biar Vio yang bereskan."
"Tidak perlu nyonya, saya yang akan membereskan smeuanya."
"Tidak apa-apa. Miss Rini istirahat saja." Timpal Vio.
"Kau serius mau membereskan semuanya? Emang bisa, sayang?" Remehan Argan keluar lagi. Namun, Vio tidak menggubrisnya.
"Nggak apa miss, miss istirahat aja." Kata Vio.
"Istirahat saja miss, aku ingin lihat seberapa bisanya dia membereskan rumah." Kata Argan. Rini pun mulai menganggukkan kepalanya dan pergi menuju kamarnya.
"Makanlah sayang." Kata Vio, memberikan makanan pada Argan.
Argan mulai memakan makanannya. "Kamu nggak makan?"
"Vio udah tadi waktu kamu di atas."
Argan menganggukkan kepalanya, ia melanjutkan makannya dengan Vio yang terus memandanginya. Sudah biasa bagi Argan, pria itu pun tidak merasakan risih dengan tatapan istrinya.
Tidak lama, Argan pun menyudahi makannya. "Udah?" Tanya Vio menyadarkan dirinya dari tatapan pada Argan.
"Udah."
Vio mulai meraih piring dan membawanya. "Sayang, bawa piring yang isi makanannya ke dapur, ya." Kata Vio. Argan sempat mengernyitkan dahinya. Namun, kondisi Vio dengan perut besar itu membuat Argan luluh dan ikut membantu Vio.
"Taruh mana, sayang?" Tanya Argan yang sudah berada di dapur menyusul Vio. Vio memberikan beberapa toples pada Argan.
"Makanannya masing-masing di taruh di toples ya, jangan di campur."
"Oke, gampang." Kata Argan. Vio pun menuju ruang makan dan mengelap meja makan disana.
"Udah sayang!" Teriak Argan. Vio pun mulai berjalan menuju dapur lagi.
"Good job." Puji Vio. "Sekarang cuci piringnya ya."
"Cuci piring?!" Kaget Argan, ia tidak tahu menahu masalah cuci mencuci.
Vio yang baru saja memasukkan makanannya kedalam lemari pendingin, Vio hanya bisa menghela nafasnya sembari mengamati Argan yang terus bermain spons. Ingin tertawa tetapi Vio juga kesal. Vio pun mulai menghampiri Argan.
"Nggak bisa?" Tanya Vio.
"Bisa."
"Bisa apanya? Mainan spon aja?"
"Terus gimana?"
"Sini." Kata Vio, ia meraih tangan Argan untuk mendekat pada tempat sabun.
"Kok bisa gini?!" Kejut Argan ketika sebuah sabun tiba-tiba keluar dan menetes pada spons.
"Namanya sensor sabun. Sekarang remas biar berbusa."
"Kayak hand wash." Gumam Arlan.
"What! Hand wash?! Dasar bocah tua, nggak tau apa-apa. Mama Selena ngapain nggak ngajarin anaknya nyuci manual si." Gerutu Vio dalam hatinya.
"Ambil piringnya terus sabun semuanya." Kata Vio. Argan pun melakukannya sesuai instruksi Vio. "Sudah disabun semua, sekarang tinggal dibilas aja. Sampe bersih ya jangan sampe bau sabun." Lanjut Vio.
"Lucu, busanya melimpah." Kata Argan, senyumannya beredar. Begitu pula dengan Vio yang terus tertawa sembari terheran pada suaminya.
"Kalau udah, taruh di rak situ dulu."
"Oke, ternyata gampang." Kata Argan, ia menoleh ada istrinya yang menyandar pada meja wastafel. "Ini baru pertama kalinya aku mencuci piring loh. Mau kasih reward apa?"
"Maunya apa?" Tanya Vio, tetapi Argan diam. Mata Argan yang menatap mata Vio, kini beralih menurunkan pandangannya pada bibir Vio. Sontak saja Vio menggigit bibirnya, wajahnya berpaling dari wajah Argan.
"Kenapa malu?" Tanya Argan. Ia mencuci tangannya sampai bersih. "Sepertinya kamu sudah tahu apa mau suamimu." Sindir Argan.
"Apa?!"
Argab tidak menjawab, ia justru terus mendekat pada Vio. "Argan, basah tangan kamu." Kesal Vio ketika Argan memegang wajah Vio dan meraih bibir Vio dengan jari basanya.
"Ngeselin." Timpal Vio. Ia mulai berjalan pergi dari hadapan Argan dan beranjak ke kamarnya.
*
[28012023]
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Daddy is Mine
RomansaSebelum membaca, harap follow dulu. Thankyou🧡 --- Skandal sebuah foto yang terus beredar di sosial media itu membuat kehebohan di SMA Golden. Kemunculan foto itu tidak dapat dibantah lagi oleh Chareline Violette. Terpampang jelas wajah gadis itu da...