Argan mengeluarkan dirinya dari kamar ganti. Vio yang menyadari keberadaan pria itu, ia pun segera menyeka pipinya yang basah. Pria itu mendekat menghampiri Vio yang tengah mendudukkan diri di sofa jendela.
Sembari menggosok-gosok rambutnya yang basah, pria itu mengamati sang istrinya yang terus memalingkan wajah darinya. Wanita itu trus menatap pada luar jendela.
"Sayang," panggil Argan, pria itu menjongkokkan dirinya di depan sang istrinya. "Kamu habisa nangis?" Tanya Argan kali ini, tangannya meraih wajah Vio untuk menatap padanya.
Namun, hanya sekilas, wanita itu memalingkan wajahnya lagi. "Sayang, are you okey?" Tanya Argan.
"Argan, keluar dari sini." Perintah Vio, tetapi Argan tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya. Pria itu terus mengamati sang istrinya. "Argan, keluar." Lanjut Vio lagi. Kini, ia menatap pria di depannya. Wajahnya tidak senang, matanya tajam menatap mata Argan.
"Sayang, ada sesuatu, kan?" Tanya Argan, Vio mencebikkan bibirnya. Wanita itu pun menyudahi aksi memberi ASI pada sang anaknya. Ia mulai bangkit berdiri dan meletakkan Logan Nathane Liem pada box bayi.
Vio kini berjalan memasuki kamarnya dengan di ikuti oleh Argan. Pria itu terus mengamati Vio yang tengah membereskan pakaian Logan dan memasukkannya kedalam kotak box.
"Sayang, kamu kenapa si jadi sensi hari ini? Kalau ada masalah, ayo bicarakan." Kata Argan.
Vio menghela nafas kasarnya, tangannya meletakkan baju Logan dengan sedikit membanting. Rasanya, emosinya meledak-ledak. "Argan, jangan bertanya pada Vio dan cepat pergi dari kamar ini!" Kesal Vio.
"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Argan lagi, ia menghampiri istrinya dan mendekapnya dari belakang. Vio pun berusaha melepaskan tangan Argan. Namun, tangan itu terlalu kuat mendekapnya.
"Argan, lepas."
"No."
"Lepasin tangan kamu Argan! Lepas!" Ronta Vio, tangan Argan pun beralih mendekap kedua tangan Vio. Kini, wanita itu sudah tidak dapt berkutik lagi.
"Why, sayang? Ayo bicara baik-baik."
Nafas Vio sudah memburu, kini ia hanya ingin menghindari Argan. "Aku sudah bicara baik-baik Argan, keluar dari kamar ini."
"No, bukan itu yang aku mau bicarakan. Kenapa kamu bertingkah aneh hari ini, Vi?"
"Apa aku membuat kesalahan? Kalau iya, ayo kita bicara baik-baik dan selesaikan masalahnya." Lanjut Argan.
"Well, Vio mau kita berpisah Argan."
"Aku nggak setuju, Vi. Ingat Logan."
"Aku bisa menghidupi diriku dan Logan tanpa bantuanmu."
"Gila, aku nggak akan pernah meyetujuinya."
Tangan Argan mulai melonggar, Vio pun segera berusaha melepaskan diri dari dekapan Argan. Vio pun segera merapikan pakaian-pakaian Logan yang berserakan di sofa. Lain dengan Argan yang mendudukkan dirinya di sofa itu. Mata Argan terus mengamati pergerakan Vio.
"Kenpa kamu selalu ingin berpisah denganku?"
"Vio hanya bingung dengan keadaan sekarang." Ucap Vio tanpa menatap Argan di depannya. "Ini pilihan yang hanya Vio bisa lakukan. Berpisah denganmu."
"Apa karena Clara?" Tanya Argan, Vio menghentikan aksinya.
"Kalau kamu sudah tahu jawabannya, Vio nggak perlu jawab pertanyaanmu." Kata Vio. Ia berjalan menuju kamar ganti dan meletakkan box itu disana. Ia pun segera mengembalikan dirinya ke kamar.
"Jadi karena Clara," gumam Argan, tetapi terdengar jelas di telinga Vio. Pria itu pun mengedarkan tawanya. "Terus kenapa kamu menolongnya? Dalam waktu sepuluh tahun, membiaya dia, bekerja sambilan, bahkan menjual apartement." Lanjut Argan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Daddy is Mine
DragosteSebelum membaca, harap follow dulu. Thankyou🧡 --- Skandal sebuah foto yang terus beredar di sosial media itu membuat kehebohan di SMA Golden. Kemunculan foto itu tidak dapat dibantah lagi oleh Chareline Violette. Terpampang jelas wajah gadis itu da...