Bagian 59 : Maaf Ya

1K 42 4
                                    

Seorang wanita membangunkan dirinya, matanya mengerjap karena cahaya dari balik gorden itu sangat menyilaukan. Wanita itu pun  langsung meregangkan tangannya. Matanya yang sudah terbuka lebar mencari keberadaan seorang wanita yang seharusnya tidur di sampingnya.

"Vio bangunnya pagi baget, apa lagi di kamar Logan." Gumamnya, Seren. Ia sangat malas bangkit dari ranjang king size itu, rasanya begitu nyaman dan sangat berbeda dengan ranjang miliknya.

Seren membatin, "Apa ranjang suami istri seperti ini." Bibirnya pun terus tersenyum-senyum sembari membayangkan artis idola korea nya bersama dengannya saat ini. Pipinya memanas sampai memerah.

Namun, ia segera menyadarkan dirinya. "Aih, kotor pikiran lo, Se." Timpal Seren. Ia pun bangkit dari ranjang dan segera menapakkan kakinya pada lantai.

Tangannua membuka pintu, begitu terkejutnya dengan sepasang suami istri tengah tidur sembari berpelukan. Seren sontak saja tersenyum-senyum sendiri. Ia menutup pintu geser itu dengan sangat pelannya.

"So sweet." Gumam Seren, terus tersenyum-senyum. Seren pun segera mengeluarkan diri dari dalam kamar milik ayahnya itu.

Baru saja keluar, ia berpapasan dengan seorang wanita. "Se, kamu tidur di kamar Vio?" Tanya Clara.

"I-iya, ma." Jawab Seren, senyuman itu pun ia tahan. "Mama mau kemana?"

"Mau ke kamar Vio, antar makanan."

"Biar Seren aja, ma." Timpal Seren, ia tidak akan membiarkan wanita itu masuk kedalam dan mendapati sang ayah tengah tidur bersama Vio. Kalau saja Clara tahu, Seren sangat yakin mamanya akan marah pada sang ayah.

"Mama aja, kamu bersih-bersih sana." Ucap Clara. Wanita itu berjalan melewati Seren.

"Ma, itu buat Seren aja, nanti mama buat lagi yang baru buat Vio."

"Nggak, ini khusus buat Vio." Jawab Clara, Tangannya membuka pintu kamar Vio tetapi tidak bisa. Sebuah tulisan pada kotak kecil yang terpampang di atas gagang pintu muncul.

Sebuah tulisan, Enter your password. Clara pun menolehkan wajahnya menatap sang anak. "Pintunya pakai sensor sidik jari, ma." Ucap Seren. Rasanya lega pintu itu tidak dapat dibuka.

"Password angkanya, Se." Ucap Clara.

Seren pun melihat ke arah kotak kecil itu. "Pakai password juga ya, Seren nggak tau." Bohong Seren, padahal semalam ia sudah diberitahu Vio jika passwordnya adalah tanggal, bulan, dan tahun lahir Vio.

"Ya sudah, nanti saja deh. Oh iya, ayahmu dimana? Kok nggak lihat sejak tadi, Se."

"Mama, kan Seren tidur di kamar Vio, Seren sama dong nggak tau ayah dimana."

"Anak mama pintar juga." Puji Clara, mereka pun berjalan menuju lift bersamaan.

*

Suara tawa bayi mulai menggugah seorang pria yang tengah tertidur. Pria itu membuka matanya, bayi yang masih berumur 2 bulan itu masih dalam gendongan sang istrinya.

"Anak ayah udah bangun?" Tanya Argan, Logan pun semakin menebar tawanya.

"Sayang, bangun. Logan sudah bangun." Ucap Argan, Vio pun membuka matanya. Argan mengalihkan gendongan Logan padanya, ia tahu jika Vio masih mengumpulkan nyawanya.

Tangan Vio yang kebas itu pun ia pijit perlahan. Wanita itu membangkitkan dirinya dari duduknya. Ia mulai berjalan menuju jendela dan membuka gorden itu dan membuka jendela tersebut agar udara sejuk pagi itu masuk kedalam kamar Logan.

"Bersih-bersih dulu saja, biar Logan aku yang jaga."

"Tidak apa?"

"No problem sayang."

Your Daddy is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang