Malam itu, wanita tengah mendudukkan dirinya di sofa ruang keluarga. Sembari memakan salad buah, mata wanita itu mengamati seorang pria yang baru saja mengeluarkan diri dari dalam lift. Pria itu terus bejalan menuju ruang makan. Pria itu mengambil gelas dan menuangkan air pada gelas tersebut.
Vio merasakan, ada sebuah hal yang tidak beres pada suaminya. Sejak sepulang dari rumah sakit, pria itu seperti dingin padanya. Benar saja, biasanya ia menyapa ataupun sekedar tersenyum jika bertemu dengannya. Namun, kini pria itu tidak begitu, justru sekarang pria itu mulai berjalan dan memasukkan dirinya kedalam lift.
Vio pun segera bangkit dan mengikuti pria itu. Namun, langkahnya terhenti karena suara ponsel yang ia pegang berdering. "Halo," ucap Vio.
"Baik dok, terimakasih informasinya." Kata Vio lagi. Ia pun menyudahi telephonenya.
Vio mulai melanjutkan langkahnya. Wanita itu segera mencari keberadaan Argan yang tidak berada di kamarnya. Lalu, tampak lewat jendela kecil Argan tengah duduk di ruanh kerja.
Vio mulai membuka pintu itu dengan perlahan. "Sayang," panggil Vio. Ia mulai melangkah masuk menuju ruangan tersebut.
"Kamu minum obat? Obat apa?" Tanya Vio ketika tadi ia melihat Argan mengambil sebutir obat dan mulai meminumnya bersama air yang Argan ambil tadi.
"Kenapa belum tidur, Vi?" Tanya Argan, pria itu mengabaikan pertanyaan Vio.
Vio mulai mendekat, matanya berkeliling meja Argan. Tidak nampak sebuah oba ataupun bungkus obat yang terkelupas disana. "Belum. Vio belum ngantuk." Kata Vio. Tangannya menarik laci meja kerja Argan.
"Kenapa minum obat Argan?" Tanya Vio. Ia mengambil kaplet obat yang berada di laci tersebut. Dibacanya nama obat yang tertera di sana.
"Tadi agak pusing jadi minum obat."
"Istirahat saja, jangan lanjutkan bekerja lagi Argan. Sudah jam sepuluh malam tapi kamu masih terus bekerja." Kesal Vio. Ia menutup berkas-berkas yang ada di atas meja. "Vio nggak suka kalau kamu sampai sakit." Lanjut Vio.
Argan memutar kursinya, matanya menatap wanita di depannya yang begitu seksi mengenakan dress navi. Pria itu pun menarik istrinya untuk duduk di pangkuannya. Sontak saja, Vio terkaget. Ia segera merangkulkan tangannya pada pundak suaminya. Ia sangat merindukan ini, senang Vio.
"Sudah hampir satu minggu sejak Vio pulang dari rumah sakit, kita tidak pernah seperti ini, kan." Kata Vio.
"Hm, maaf, aku terlalu sibuk dengan kerjaan." Kata Argan.
Vio tersenyum, tangannya mulai memijit-mijit kepala Argan. Pria itu memejamkan matanya sambil menyandar pada sandaran kursi. "Argan, besok Vio mau keluar jalan-jalan boleh?" Tanya Vio.
"Biar aku temani."
"No, kamu bekeja saja. Aku bisa di antar pak Robet."
"Oke, tapi hati-hati."
"Thankyou, sayang." Bahagia Vio. Wanita itu menghentikan aksi memijat kepala Argan, pria itu pun sampai membuka matanya. "Sayang, mau menyentuh baby kita?" Tanya Vio. Argan pun terkekeh.
"Rasakan." Kata Vio, ia menarik tangan Argan dan meletakkan telapak tangan itu pada perut Vio.
"Mana?" Tanya Argan.
"Bentar." Kesal Vio. Tiba-tiba saja Argan terkejut. Tangannya yang berada di perut Vio akan saja dilepas. Lain dengan Vio yang menahan tawanya.
"Bisa seperti ini." Kata Argan, pria itu meraba kembali perut Vio.
"He really like you, dear." Kata Vio.
"He? Dia laki-laki?"
"Benar."
Senyuman Argan pun mengembang. "Jaga dia baik-baik sayang." Kata Argan. Bibirnya mengkecup kening istrinya.
"Pasti."
*
Seorang wanita memasuki sebuah lorong panjang. Pakaian denim dress yang ia kenakan tertutup gown hijau. Kini, ia mulai berdiri di sebelah bed. Matanya terus mengamati seorang wanita yang tengah tertidur di atas bed.
"Nona Eresa sudah menunjukkan keadaan yang baik, siang nanti nona sudah bisa di pindahkan ke ruang inap. Ini seperti keajaiban, bukan." Kata seorang dokter yang sudah merawat Eresa Clavita.
"Hanya saja, nona Eresa harus perlu pengamatan penuh. Dia belum sadar dari situasi komanya." Lanjutnya.
"Apapun yang terbaik, lakukanlah dok." Kata Chareline Violette.
"Saya tidak menyerah, tapi saya berusaha yang terbaik untuk nona Eresa. Serahkan semuanya pada Tuhan juga ya, Vi."
"Thankyou, dok." Kata Vio. Mereka pun mulai keluar dari dalam ruangan ICU. Vio mulai melepas gown dan penutup kepalana, kemudian ia mengambil tasnya dan mulai pergi dari lorong panjang itu.
Baru saja ia akan mengeluarkan diri dari rumah sakit Arcyu, seseorang mengagetkan dirinya. Vio pun menghentikan langkahnya. Ia mulai melepas kacamata hitamnya dan mencari asal suara.
"Lagi ngapain disini?" Tanya Tristan.
"Kak Tristan juga ngapain disini?" Balik tanya Vio. Tristan pun membelalakkan matanya.
"Gue ada urusan kerja. Lo?"
"Jenguk temen Vio." Jawab Vio, Tristan Hayler Bermana pun menganggukkan kepalanya. "Ya udah, Vio pulang dulu kak."
"Sendiri?"
"Nggak, sama sopir."
"Take care, jangan cape-cape, inget kehamilan lo, Vi."
"Well!" Kata Vio sembari berjalan mendahului Tristan. Wanita itu mulai menuju mobilnya dan pergi dari rumah sakit Arcyu.
*
[20-12-2022]

KAMU SEDANG MEMBACA
Your Daddy is Mine
RomanceSebelum membaca, harap follow dulu. Thankyou🧡 --- Skandal sebuah foto yang terus beredar di sosial media itu membuat kehebohan di SMA Golden. Kemunculan foto itu tidak dapat dibantah lagi oleh Chareline Violette. Terpampang jelas wajah gadis itu da...