Bagian 53 : Curiga 2 (17+)

731 39 2
                                    

Update tiap hari ygy, mau ngejar Agustus.

***

Vio berdiri di ambang pintu, tangannya menyerahkan sebuah ponsel pada Argan. "Hampir lupa." Kata Vio. Argan mengambil ponsel pada tangan Vio.

"Thankyou."

"Argan," panggil seorang wanita yang baru saja mengeluarkan diri dari dalam kamar. Wanita itu mulai berjalan mendekat ke arah mereka. Segera, Vio pun menutup pintunya. "Sedang apa?" Tanya Clara.

"Tadi tante Vio telefon ke HP om Argan, soalnya HP Vio kehabisan baterai." Jawab Vio, matanya melirik sekilas pada Argan. Clara menganggukkan kepalanya. "Em, Vio mau ke bawah dulu ya." Kata Vio yang langsung memergikan dirinya begitu saja.

Kini, tinggallah Argan dan Clara yang masih berdiri di depan kamar. "Kamu tidur di kamar Seren?" Tanya Argan.

"Iya, aku hanya tidak enak melihatmu tidur di sofa terus jadi aku tidur di kamar Seren."

"Kenapa kamu tidur di sofa Argan?" Lanjut Clara bertanya pada Argan.

"Ah, waktu itu telalu cape jadi asal tidur."

"Hari ini tidur di kamar ya."

Argan tersenyum, "Hm," jawabnya. "Ya sudah, aku berangkat kerja dulu."

"Tidak sarapan?"

"Aku sarapan di kantor saja."

"Oh, hati-hati Argan."

Argan tersenyum sembari mengacak-acak rambut Clara. Pria itu membalikkan tubuhnya dan pergi dari hadapan Clara.

Calar, setelah Argan pergi, ia mengamati sebuah pintu kamar di depannya. Ia mulai membuka pintu itu, tetapi tidak bisa di buka. Clara pun mengamati pintu itu, pintu dengan sensor finger print dan sandi anka. Berbeda dengan kamar yang ia tempati, sebuah kamar dengan kunci sandi angka saja.

"Hanya kamar ini dan ruang kerja Argan yang menggunakan finger print." Batin Clara. Clara pun mulai penasaran, ia ingin sekali masuk kedalam kamar tersebut tetapi ia takut.

*

Potongan samdwich terakhir sudah Vio masukkan kedalam mulutnya. Tangannya kini meraih gelas berisi susu putih di atas meja. Namun, sebuah tangan mengagetkan Vio, tangan itu meraih gelas yang Vio pegang.

"Argan, jangan di minum, itu susu Vio, susu ibu menyusui." Rengek Vio. Sontak saja Argan menyudahi aksi meminumnya. Hampir setengah gelas tertelan di mulut Argan. Pria itu pun segera meletakkan dengan keras gelas berisi susu itu ke atas meja dan pria itu segera berlari menuju dapur untuk memuntahkan susu tersebut.

Ingin sekali Vio menertawakan pria itu, kebiasaannya masih sama. Selalu merebut apapun milik Vio. Vio pun segera meminum susunya kembali.

"Sayang, kenapa nggak bilang."

Vio membawa gelas kosong dan piring kosong itu menuju dapur. Argan pun mengikuti Vio kedalam dapur lagi. "Om Argan, makanya jangan asal ambil punya orang." Ucap Vio sembari mencuci peralatan makannya.

"Kamu yang nggak bilang, Vi."

"Vio udah bilang tadi. Kamu aja yang mau minum aja." Ucap Vio, ia meletakkan peralatan makan pada rak. "Om, awas loh nanti itunya gede." Ucap Vio meledek pada Argan khas dengan mata tajam. Vio yakin pria itu kesal padanya.

Argan hanya mencebik dan memalingkan wajahnya dari arah Vio. "Kalau jadi membesar gimana, om?" Ledek Vio kali ini bertanya.

"Jangan begitu Vi, besaran punyamu."

Vio terkikik, "Iya kok, cuman minum gak hampir segelas, nggak papa kok, om. Nggak bakalan mempengaruhi dada dan perut sixpack, om Argan." Ucap Vio. Argan pun menyunggingkan senyumnya, tangannya meraih pinggang Vio. Ditariknya pinggang itu untuk merapat pada Argan.

"Argan, jangan seperti ini. Ini dirumah." Ucap Vio sembari mengelilingkan matanya di setiap ruangan dan terus memaksa agar Argan melepaskan tangannya dari dirinya.

"One minutes." Kata Argan. Vio pun meluluh, ia manatap mata Argan.

"One two three four five___" hitungannya terpotong ketika sebuah mulut mendarat pada bibir Vio. Lama mereka bertemu, tetapi Vio sangat tidak tenang dengan hal yang mereka lakukan saat ini. Vio pun mendorong tubuh Argan segera, tangan Argan yang berada di pinggangnya pun terlepas.

"Argan, ini di rumah." Kata Vio, ia merapikan tubuhnya.

Argan menghela nafasnya. "Kita ketemu di apartement." Bisik Argan.

"No, Vio hari ini mau ke rumah sakit."

"Lagi?"

"Hmm, Ada terapi yang harus di jalankan oleh Logan dan melibatkan ibu."

"Oke, aku antar ke rumah sakit sekarang."

"Well, om Argan." Senang Vio, ia pun mengikuti langkah Argan pergi.

Namun, sesosok mata ternyata melihat aksi mereka sedari mereka memasuki dirinya kedalam dapur. Wanita itu hanya bisa mengedar senyumnya sembari berdiri di kaca jendela dengan gorden yang masih terbuka itu.

*

Siapa anjoyyy yang ngintip😂

Awas aja kalau Seren, jiwa jomblonya gimana kalau dia liat ortunya gitu wkwk kasian nanti Seren

*

[25-07-2023]

Your Daddy is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang