Hallo gengs!
Telat update lagi nih, habus ngadat nih otak. Cause, ada revisi dikit dari alur sebelumnya. Eh kok jadi ngadat😴Okeyyy let's check dibawah gengs
Jangan lupa follow dulu sebelum membaca, thankyou.
---
Serene Liem mengeluarkan dirinya dari taksi. Tangannya membawa sebuah buket bunga. Setelah membayar tagihan taksinya, ia muali berjalan menyusuri jalanan kecil. Setelah memasuki pintu bergerbang tinggi, ia mulai mencari kemana ia harus berjalan.
Bibirnya tersenyum ketika sudah menemukan apa yang ia cari. Sepatu pantofel hitamnya terus melangkah menginjak rumput-rumput hijau. "I'am welcome mom." Sapa Seren setelah sampai pada sebuah batu nisan bertuliskan nama ibunya, Clara.
Seren mulai berjongkok dan meletakkan buket bunga di atas makan tersebut. Tangannya mulai membelai batu nisan berwarna hitam itu, sembari membersihkannya. "Seren datang ma, tapi cuma sendiri. Jangan tanya ayah kenapa tidak datang, Seren nggak tau." Ucapnya. Dipeluknya makam itu sekilas. Lalu, ia mulai duduk di rumput hijau tersebut.
"Ma, andai mama masih ada. Ayah pasti nggak akan menikah lagi."
Tidak ada sahutan, hanya suara sunyi sepi dan angin yang mengalun. "Ma, waktu itu Seren buat ayah kesal, Seren mengaku kalau Seren salah. Tapi, ayah juga buat Seren kesal ma. Ayah nggak menpati janji Seren. Terus, Seren bilang kalau Seren mau ikut mama. Dan ayah___" ucapannya terhenti, tangannya menyeka air matanya yang mulai jatuh bercucuran di pipinya.
"Ayah menyetujuinya kalau Seren ikut mama aja. Jadi ayah juga rela kalau Seren meninggal dan ikut mama. Terus, ayah juga tanya sama Seren kalau apa Seren anaknya."
"Ma, Seren bukan anak ayah? Seren bukan cucu oma Selena dan Opa Dany. Jadi, Seren cuma sendiri disini ma? Cuma tante Cloe, dia baik pada Seren tapi tante udah sibuk sekarang."
Seren menghela nafasnya dengan panjang, membersihkan air matanya dan terus mengerjapkan mata untuk menahan agar air matanya tidak keluar. "Udah ya ma, semoga Tuhan selalu melindungi mama dan buat mama bahagia disana. Seren pamit dulu. I love you, ma." Kata Seren terakhir kalinya.
Gerimis kecil mulai datang. Seren segera bangkit berdiri dan memergikan dirinya dari pemakanan mewah di pinggir kota. Seren segera mendudukkan diri di halte bus, menunggu datangnya bus atau taksi.
*
"Se, darimana aja? Kamu kan sakit kenap pergi-pergi. Kamu tau aku khawatir tapi ayahmu justru tidak mengangkat terlfonku." Oceh Vio setelah membuka pintu dan mendapati Seren di depannya. Seren tersenyum, tangannya mengangkat sebuh paper bag kecil pada Vio.
"Aku habis minta obat ke tante Cloe."
"Ah i-iya, tapi bisakan ayahmu saja atau suruh siapa gitu. Kamu kan lagi sakit."
Seren menghela nafasnya, "Ya udah, aku ke dalam dulu."
"Ya, istirahatlah."
Seren pun pergi dari hadapan Vio.
*
Malam itu, Argan baru memulangkan dirinya. Padahal istrinya saja sudah terlelap dalam mimpi. Dengan lelahnya ia pun ingin segera membenamkan dirinya kedalan tempat tidur. Tanpa mengganti pakaiannya, ia hanya melepas jas dan dasinya saja. Argantha Liem pun segera menidurkan diri disamping istrinya.
"Sayang," panggil Argan tepat di telinga istrinya, Chareline Violette.
Rasa kantuknya tiba-tiba menghilang. Tangannya pun mulai jahil. Membelai perut Vio yang masih rata. Vio pun mulai tergugah. Ia mulai memprotes, "Argan, stop it, Vio ngantuk." Geramnya.
" kamu sudah tidur?"
"Aku ngantuk jadi tidur duluan." Jawabnya dengan suara parau.
"Sayang, Seren udah sembuh?"
"Hm, tadi dia ke tempat tantenya buat minta obat. Wait...," Ucapan Vio dihentikan, ia membalikkan tubunya dan menghadap Argan. "Kamu belum ke kamarnya?"
"Belum, aku baru pulang dan pasti Seren udah tidur."
"Ah..., Ya, mungkin. Argan, aku ingin tahu dimana makan mamanya Seren dan kamu tahu aku belum pernah melihatnya, kan."
"Ya, boleh. Kapan-kapan aku ajak."
"Well." Setuju Vio. Hari yang dinanti, semoga saja tidak menjadi ucapa saja. Seperti dulu, ia meminta ingin bertemu mama Seren walaupun hanya melihat fotonya, tetapi Argan selalu berjanji saja.
*
Pagi itu, Argan langsung memberangkatkan dirinya untuk bekerja. Saking terburu-burunya karena ada klien datang mendadak, ia pun sampai lupa untuk mengunjungi kamar anaknya. Vio pun tidak bisa berbuat apa-apa, suaminya memang sudah sangat terobsesi dengan pekerjaannya.
Vio sudah berdiri didepan pintu kamar Seren, mengetuk dan tidak lama pintu pun dibuka oleh Seren. Sesimpul senyum terukir di wajah Vio, gadis itu tidak seperti kemarin. "Apa masih tidak enak badan?" Tanya Vio.
Seren yang sudah kembali menidurkan dirinya di ranjang pun menjawab. "Lebih baik dari kemarin."
"Syukurlah."
Vio mulai duduk di pinggir ranjang. "Apa ayah sudah berangkat?" Tanya Seren, sudah tiga hari sejak kejadian di kantor, mereka belum pernah bertatapan muka lagi.
"Ayahmu sudah berangkat, Se. Tadi ada klien mendadak jadi berangkat buru-buru." Jawab Vio.
Seren pun langsung diam dan tidak berbicara apapun, padahal Vio menanti pembicaraan lagi dari Seren. "Emm, Se." Panggil Vio. Seren tidak menyahut padahal matanya membuka lebar, hanya menatap pada jendela kaca. "Se, bisa kita kembali seperti dulu lagi. Saat masih berteman."
"Sulit, Vi."
Vio tersenyum, "Apa kamu marah dengnku?"
"Aku nggak marah ke kamu ataupun ayah, aku hanya belum terima saja Vi. Jadi, please, biarkan aku seperti ini dulu. Kita tidak saling mengobrol dulu, seperti itu."
"Se, memang sulit tapi kamu bisa tetap menggapku seperti teman. Seperti dulu. Jangan pedulikan kalau aku ternyata mamamu."
"Itu mau mu, Vi. Ayah pasti akan memarahiku lagi kalau berlalu seperti teman dengan mamanya sendiri."
"Jangan pedulikan Argan. Aku disini, sebagai sahabatmu dan mungkin nanti kamu bisa menganggapku mama mu. Aku juga menyesuaikan, Se. Tidak mudah memang."
"Tapi Se, aku ada disini. Kapanpun kamu ingin bercerita, ceritalah dengnku." Lanjut Vio.
Seren diam. Vio pun menghela nafasnya, ia bangkit berdiri dan mulai membuka pintu kamar Seren. Sebelum ia keluar, sebuah suara muncul. "Maaf, Vi. Aku akan berusaha menganggapmu seperti dulu dan seperti sekarang."
Sesungging senyum pun tersimpul di bibir Vio. "Thanks, Se."
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Daddy is Mine
RomansaSebelum membaca, harap follow dulu. Thankyou🧡 --- Skandal sebuah foto yang terus beredar di sosial media itu membuat kehebohan di SMA Golden. Kemunculan foto itu tidak dapat dibantah lagi oleh Chareline Violette. Terpampang jelas wajah gadis itu da...