Bagian 12 : Daddy and Daughter

4.8K 94 0
                                    

Holla!
Some information, sekarang Your Daddy is Mine akan updatae dua hari sekali aja ya buar cepet.
Okew, enjoy your reading guys🤟🏻

---

"Ayah, aku mau daftar kuliah di Canada. Boleh?" Tanya Seren yang tengah merebahkan diri di atas sofa. Tangannya terus menscroll ipad yang menapakkan salah satu universitas di Canada.

"Otakmu cukup kuliah di sana?" Tanya Argan.

"Jahat banget, kenapa ayah sekarang suka meremehkan Seren. Ayah juga sering galak." Kesal Seren. Ia mendudukkan dirinya.

"Ayah nggak jahat, ayah cuman kesal sama kamu yang udah gede." Tekan Argan.

"Masa Seren harus bayi terus. Pokoknya, Seren mau kuliah di Canada."

"Nggak, nanti ayah carikan Universitas yang cocok, yang sesuai kemapuanmu. Peringkat saja nggak masuk lima besar tapi mau cari Universitas yang Hight." Balas Argan kesal, matanya masih sibuk membaca tulisan di ipadnya sembari merebahkan dirinya di atas sofa.

Seren pun menyandarkan punggungnya dengan kasar pada sofa. Matanya tajam mengamati sang ayah. Kesal, ingin membangkang, tapi sadar ia tidak bisa. Ia ingat, ia hanya punya sang ayah sekarang. Ah dan..., Vio. Pikir Seren. Matanya melirik pada seorang gadis berjalan menuju ke arahnya.

Gadis yang mengenakan jumper sembari menikmati buah apple itu pun mulai duduk di sebelah Seren. "Se, mau?" Tawar Vio. Menyodorkan apel yang masih utuh pada Seren.

"Buat dia saja." Jawab Seren sembari mengkode dengan tatapan pada Argan. Lalu, ia pun bangkit berdiri dan segera pergi dari ruang tengah.

Vio pun hanya memandangi kepergian Seren. Kini pandangannya beralih pada ipad yang tergeletak di atas sofa. Vio pun mulai melihat sebuah Universitas yang sempat menjadi keinginan Seren dan dirinya. Ia sangat mengingatnya, perbincangan tentang Universitas tersebut dan rencana mereka jika sudah berada di Canada.

"Seserius itu liat ipad?" Tanya Argan, Vio pun terkaget. Apel yang berada di tangannya pun hamoir terjatuh.

"Ah, cuma liat ipad Seren. Vio jadi pengen liburan ke Canada." Jawab Vio. Argan pun mulai mendudukkan dirinya, ia mulai beranjak dari sofa seberang dan beralih duduk di samping istrinya.

"Well, mau liburan kapan?" Tanya Argan, Vio berpikir sejenak. Tidak yakin Argan bisa berlibur. "Aku akan mengosongkan jadwalku." Lanjut Argan, tentu saja jawabannya seperti itu. Pria dengan segala kesibukan.

"Nggak, nggak perlu liburan kalau kamu sibuk." Kata Vio. Ia meletakkan ipad di sebelahnya, kini ia sudah menyandar pada tubuh Argan. Argan mengambil ipad di sebelah Vio, sebuah Universitas masih terpajang di layar.

"Ini yang Seren katakan tadi."

"Universitas yang terkenal dan lumayan bagus pendidikannya. Banyak lulusan disana yang jadi orang ternama."

"Aku juga tahu, tapi kenapa harus jauh-jauh kesana. Aku hanya ragu dengan kemampuan Seren. Apa dia bisa, bahkan peringkat saja tidak masuk liba besar."

"Argan, baik jauh atau dekat yang penting kan sistem pendidikannya. Lulusannya juga. Vio yakin Seren pasti mampu kalau kuliah disana. Kamu jangan meragukan anakmu."

"Yah, Well, aku pikirkan lagi." Timpal Argan, sebuah senyuman pun memancar pada bibir Vio.

"Argan, Vio mau...," ucapannya terhenti.

"Mau apa?" Tanya Argan, tetapi Vio bungkam. "Kamu mau kuliah juga?" Tawa Vio keluar, tangannya melepas dari tubuh Argan. 'tentu saja' batin Vio.

"Nggak, Vio nggak akan kuliah. Nanti kalau Vio kuliah terus buat punya anak harus di tunda lagi."

Your Daddy is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang