Bagian 40 : Arya Gavino (18+)

1.8K 36 2
                                    

Mengandung kata kasar dan dewasa
Harap bijak dalam membaca
Skip untuk anak dibawah 17 tahun

Enjoy reading🧡

---

Seorang wanita membangunkan dirinya dari mimpi indah. Matanya mulai membuka dengan perlahan. Ia merasakan sebuah tangan mengalung di pinggangnya. Segera, wanita itu menyingkirkan tangan itu. Namun, ia sadar jika dirinya tidak mengenakan sehelai pakaian.

Sontak saja mata wanita itu terbuka dengan lebar. Ia mulai mendudukkan dirinya dan mencari dress yang berada tidak jauh dari dirinya. Segera, ia pun memakainya. "Sayang, sekarang hari minggu, kan?" Tanya Argantha Liem. Wanita itu, Vio menolehkan wajahnya sekilas ke belakang.

"I-iya." Jawab Vio.

"Tidur lagi, sayang." Kata Argan.

"Argan, Vio tambah jelek kan sekarang?" Tanya Vio tiba-tiba membuat mata Argan pun membuka lebar. Pria itu menatap punggung istrinya.

"Kenapa bilang seperti itu?" Tanya Argan, Vio diam seribu bahasa. Argan menyandar pada ranjang, Vio pun di tarik ke dalam dekapannya. "Kenapa bilang seperti itu, sayang? Kamu malu karena perut kamu tambah besar?" Tanya Argan lagi. Namun, Vio tetap diam, ia justru terus memalingkan wajahnya dari suaminya.

"Sayang, kamu bahkan jadi tambah menggemaskan sekarang." Kata Argan.

"Jangan gombal pagi-pagi." Kesal Vio.

"Aku tidak gombal. Aku serius, itu mu tambah besar, kan." Kata Argan, segera Vio pun memukul tangan Argan yang sudah memegang payudaranya.

Puas, Argan pun tertawa bahagia. "Udah ketawanya." Kesal Vio dengan meletakkan tangan mungilnya pada mulut Argan.

"Argan aku ingin tanya, boleh ya aku hari ini ke rumah sakit lagi jenguk temen aku." Kata Vio.

"Clavita?"

"Kok tahu namanya?"

"Kemarin aku denger pembicaraan kalian."

"Nguping ya?"

"Enggak, cuman denger aja." Kata Argan, pria yang selalu menang dalam perdebatan. Vio pun hanya menghela nafasnya. "Siapa Clavita? Kayaknya kamu nggak pernah mengenalkan aku dengannya."

"Iya, aku bohong padamu. Dia buka temanku." Kata Vio membuat Argan mengernyitkan alisnya.

"So?"

"Seseorang yang aku tolong saat...," Vio menatap mata Argan. "Saat dulu." Lanjut Vio.

"Ooh," paham Argan, pria itu menganggukkan kepalanya. "Em sayang, aku ingin bertanya." Ijin Argan. Ia hanya berpikir jika ia menanyakan hal tersebut pada istrinya, Vio tidak akan terluka.

"Waktu itu, kamu berbohong berjalan-jalan di taman, kan?"

"Kenapa Vio harus bohong? Aku mengatakannya dengan jujur Argan. Kamu meragukan ucapan istrimu lagi." Timpal Vio, wanita itu memalingkan wajahnya lagi dari Argan.

"Chareline Violette, I know, kamu ke kantor polisi pusat."

Vio pun membelalakkan matanya, jantungnya mulai berpacu. Tangannya pun melepas dengan perlahan dari pinggang Argan. "Kamu kesana dan mengunjungi Arya Gavino. Siapa dia? Dan, kenapa sampai di sembunyikan daftat kunjungannya?" Tanya Argan.

Vio diam, ia bingung akan bercerita bagaimana tentang dirinya dan Arya Gavino. Ia sangat yakin jika Argan akan membenci dirinya jika mengetahui siapa dirinya. "Kalau belum mau bercerita, nggak papa sayang." Kata Argan. Vio pun lega. Keringat dinginnya mulai memanas lagi.

"Tapi aku akan menunggu kamu siap bercerita apa hubunganmu dengan Arya Gavino itu."

"O-oke Argan." Jawab Vio. Ia melepas dekapannya dari tubuh Argan. Wanita itu mulai duduk tegak, matanya menatap Argan. "Argan, aku mencintaimu." Kata Vio. Wanita itu mengkecup bibir Argan dengan berani.

"I love you too, jangan membuat keributan pagi-pagi, Vio." Kata Argan. Pria itu bangkit berdiri dan memergikan dirinya kedalam kamar mandi.

Vio pun menghela nafas leganya. Kali ini ia bisa selamat, tetapi suatu saat sesuatu yang di tutupi pasti akan tercium baunya. Vio segera meraih ponselnya dan menghubungi seseorang disana. Ia sangat yakin, Argan akan terus mencari tahu hubungan apa antara dirinya dan Arya Gavino.

*

[18-02-2023]

Your Daddy is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang