Bagian 17 : Melanggar Janji

1.8K 60 3
                                    

Holla!
Kali ini, I mau update siangan aja gess. Cause, ada something nanti malam hahaa. Jadi sekarang aja yap.

Jangan lupa like. Coment boleh banget, kasih saran buat ceritanya makin seru atau mungkin kurang sesuatu.

And the last, Jangan lupa mampir dan follow gess
Ig: wleesa_
Tiktok: wleesa_
Fb: wleesa

---

Seorang wanita tengah menurunkan dirinya dari dalam mobil, beberapa paper bag pun tertenteng di tangannya. Matanya kini mengernyit, sebuah mobil berwarna merah masih terparkir disana. Kesal rasanya, sudah satu minggu mobil itu setiap hari dari pagi sampai malam terus terparkir disana.

Vio pun melanjutkan jalannya dan masuk kedalam rumah. Nampak, dua wanita disana tengah duduk di ruang makan. "Hai, Vio. Ayo makan malam." Ajak Cloe. Vio pun mendekat menghampiri mereka.

"Wahh, habis belanja?" Tanya Cloe.

"Ah, iya. Ada barang-barang yang perlu dibeli." Jawab Vio.

"Enak ya, pasti tinggal gesek kartunya Argan, kan." Ucapan Cloe membuat hati Vio memanas. "Pantas saja Argan suka denganmu, ternyata kamu masih muda." Lanjut Cloe.

"Apa kamu tidak disukai Argan?" Balas Vio membuat Cloe sepertinha kesal. Kentara dengan bibir mengejeknya itu berubah menjadi masam. Vio tertawa ringan, "Benar bukan, saya sudah melihat reaksimu. Menyukai sepihak saja itu sakit, jadi berhentilah sebelum sukamu itu menjadi___"

Blak!

Suara tamparan mendarat pada wajah Vio. Seren pun hanya bisa terkaget melihat pemandangan di depannya. "Dasar anak kecil! anda belum tahu apa-apa. Jaga ucapan anda, dasar sialan." Kesal Cloe.

"Tante udah," ucap Seren, melerai. Tangannya bergelayut pada tubuh Cloe. "Vio, tante nggak mungkin ada perasaan sama ayah. Dan, lagian ayah sudah menikah sama kamu." Tekan Seren.

Cloe tertawa, "Bahkan anakmu tidak memanggilmu ibu." Sindiran itu membuat Vio geram. Tangannya mulai mengambil gelas yang tertata di atas meja. Rasanya, amarah itu kian muncul. Digenggamnya gelat itu dengan begitu kuat sampai terpecah belah. Telapak tangannya pun mengalir darah segar.

"Vio, apa yang kamu lakukan?!" Heran Seren. Vio tidak pernah melakukan hal diluar nalar itu. Seperti bukan Vio, wanita itu seperti kesurupan.

Lalu, Seren terkejut ketika salah satu pecahan kaca itu mendarat pada dahi Cloe. Cloe sempat menghindar, tetapi pecahan itu sempat menggoresnya. "Vio!" Teriak Seren.

"Dasar gila!" Kesal Cloe.

"Anda yang gila!" Balas Vio kesal.

Kemudian, seorang pria yang baru saja masuk kedalam rumah pun di kejutkan kehebohan. Pria itu langsung berjalan dengan cepat ke arah ruang makan. "Cloe?!" Kagetnya.

"Kenapa?" Lanjut Argan, tangannya meraih dahi Cloe yang berdarah.

"Tante Cloe kena pecahan gelas, ayah." Adu Seren. Rini yang berada di dapur pun melongok. Begitu terkejutnya melihat simbahan darah. Ia segera berlari menghampiri mereka berada.

"Nyonya." Ucap Rini, lirih. Namun, Vio menyentak tangan Rini dan berjalan masuk kedalam lift. Argan melirik pada kepergian Vio yang tiba-tiba. Argan pun berpikir jika Vio cemburu padanya. Tangan Argan pun melepas dari dahi Cloe.

"Cepat obati luka tante Cloe ya, Se."

"Argan aku perlu bicara." Kata Cloe. Menahan kepergian Argan.

"Ah, Okey." Setujui Argan, seperti bimbang. Mengejar istrinya atau mengobrol bersama Cloe terlebih dahulu.

Your Daddy is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang