Seorang gadis masih bergelung dengan selimut tebalnya. Sekujur tubuhnya yang mulai remuk itu, membuat gadis itu begitu malas bangun dari tempat tidur. Matanya yang sembab pun ia paksakn untuk membuka dengan perlahan. Lalu, setelah itu matanya melirik pada sebuah jam di atas nakas. Sudah tertera pukul 06.40 AM.
"Sayang, sudah siang. Bangun dan cepat siap-siap, kamu harus berangkat kerja." Gumam gadis itu, Vio.
"Hujan. Aku malas berangkat, sayang." Ucapan serak khas bangun tidur itu terdengar tepat di telinga Vio. Memang, gemericik air yang berjatuhan di balik rumahnya membuat gadis itu pun ikut menarik selimut tebalnya. Begitupun dengan Argantha Liem, ia masih bergelayut di pinggang istrinya dan semakin ia eratkan.
"Ya, terserah kamu. Kamu bossnya."
"Apa rencanamu?"
"Entahlah, Vio masih malas. Badan Vio sakit semua." Ujar Vio, ia mencoba bangkit mendudukkan dirinya dengan perlahan. Argan pun menatap wajah Vio, wanita di hadapannya itu begitu berantakan. Selimut tebalnya masih mengalung di tubuhnya.
Bibir Argan tersenyum. Ingatan semalam masih teringat jelas. "Sayang, kenapa di tutupi terus, aku sudah liat semuanya." Kata Argan.
" Argan, jangan ajak Vio bicara." Kesal Vio. Ia menyandar pada pinggir ranjang, mata sembabnya mulai memejam kembali.
Argan membangkitkan dirinya, ia duduk di depan Vio. Tangannya merapikan rambut Vio yang berantakan di wajah wanita itu. "I'am sorry, dear." Kata Argan, sebuah kecupan pun mendarat pada kening Vio.
Vio membuka matanya, "Argan, jangan pernah tinggalin, Vio." Kata Vio.
"Nggak akan."
Vio baru menyadari jika Argan bertelanjang dada yang membuat Vio tidak bisa melepaskan pandangannya. Pipinya memanas, mungkin sudah berwarna merah saat ini. "Vio mau bersih-bersih dulu." Kata Vio. Ia mulai menurunkan dirinya dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi dengan segera.
*
Seorang wanita yang mengenakan skinny jeans pants black yang dipadukan dengan t-shirt warna snow dan rambut brown yang dibuat curly di ujungnya pun digerai dengan indah. Wanita itu mulai meletakkan sebuah piring berisi pasta ke ruang makan.
"Nyonya, anda tidak perlu melakukan ini." Kata Rini.
"Tidak apa miss Rini. Selagi Vio bisa, Vio akan melakukannya. Vio tidak mau bersanatai-santai saja disini." Kata Vio. Ia meletakkan pasta terakhir di atas meja.
Kemudian, seorang pria dan seorang gadis berjalan menuju ruang makan. Tampak wajah gadis itu murung. Pria itu kini menghampiri Vio yang tengah menuangkan air mineral pada gelas. Pria itu mengecup sekilas kening istrinya menbuat Vio merasa malu di lihat dua wanita di sana. Pria itu kini mendudukkan dirinya, Vio pun sama.
"Kamu yang masak?" Tanya Argan, matanya menatap Vio.
"Dibantu sama Miss Rini juga." Kata Vio. Matanya melirik pada Seren yang tengah menyantap makanannya dengan malas.
"Seren, makanannya nggak enak? Mau menu lain?" Tanya Vio. Gadis itu diam seribu bahasa. Vio pun menatap Argan yang tengah menyantap makanannya.
"Dia ngambek karena uang mingguan dipotong 50 persen." Kata Argan. Vio pun mengernyitkan dahinya. "Ayah nggak suka dia jadi anak yang tidak sopan santun. Sekarang dia sudah berani melunjak." Lanjut Argan.
"Ayah, Seren udah minta maaf." Geram Seren.
"Maaf itu tidak berguna bagi ayah. Yang perlu kamu lakukan itu perbaiki sikapmu."
"Argan, sudah." Ucap Vio menghentikan amarah Argan. Ia tidak ingin, suasana di sarapan pagi menjadi kacau. "Sudahlah, jangan marahi Seren." Kata Vio, lirih dan menekan. Argan pun diam, mereka mulai melanjutkan santapan paginya dengan hening.
*
Siang itu seorang wanita tengah berhadapan dengan seorang wanita yang tentunya sepantaran dengan Argan. Wanita berambut hitam sebahu itu pun melepas kacamatanya, matanya mengamati seisi rumah. Seperti mencari seseoran.
"Argan di rumah?" Tanya wanita itu pada Chareline Violette.
"Argan se__" ucapannya terpotong karena seorang gadis mulai memanggil wanita tersebut.
"Tante Cloe!" Panggilnya. Wanita yang disapa Cloe itu pun langsung menerobos masuk kedalam. Berjalan melewati Vio yang masih berdiri di ambang pintu.
"Hai sayang! Sudah besar saja." Ucap Cloe sembari memeluk Nathly Serene.
"Tante kapan pulang?" Tanya Seren, mereka pun mulai berjalan menuju ruang tamu.
"Kemarin. Kamu betah tinggal sama ayah?" Tanya Cloe. Seren menghela nafasnya. "Begitulah. Tante cari ayah? Ayah sedang bekerja sekarang." Kata Seren. Matanya melirik pada Vio yang sudah duduk dan memberikan minuman pada mereka berdua.
"Em, tante. Dia istri ayah." Kata Seren.
Mata Vio dan Cloe pun bertemu. "Iya, saya Vio istri Argan."
"Senang berkenalan denganmu, Vio."
"Senang berkenalan denganmu juga. Ah, say ada janji jadi saya tinggal dulu ya. Menhobrollah dengan Seren sepusnya, tantenya Seren." Kata Vio, Cloe pun menganggukkan kepalanya. Vio seger pergi dari rumah besar itu.
Rasanya begitu mengganjal di hati Vio. Seren itu begitu akrab dengan Cloe. Begitupun, Argan belum pernah bercerita tentang Cloe. Pikirannya pun tidak bisa tenang.
*
Vio mulai masuk kedalam sebuah mall di tengah kota. Ia mulai mengenyahkan dirinya untuk tidak memikirkan Cloe dan siapa Cloe sebenarnya. Ia mulai menuju sebuah toko kosmetik yang tentunya brand milik Li Cosmetic.
Sebelum masuk kedalam, ia menyempatkan diri untuk mendudukkan dirinya di bangku. Ia mulai menekan nomor telephone favoritenya.
"Sayang, masih di kantor?" Tanya Vio begitu suara telephone di angkat.
"Iya masih." Jawab pria itu.
"Sama siapa?"
"Alone."
"Ah, oke. Aku tutup ya." Kata Vio yang kemudian memutuskan panggilannya. Ia pun melanjutkan dirinya untuk bersenang-senang.
*
[2020, 07 November]
---
See u next🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Daddy is Mine
Storie d'amoreSebelum membaca, harap follow dulu. Thankyou🧡 --- Skandal sebuah foto yang terus beredar di sosial media itu membuat kehebohan di SMA Golden. Kemunculan foto itu tidak dapat dibantah lagi oleh Chareline Violette. Terpampang jelas wajah gadis itu da...