Bagian 8 : Sahabat Tetap Saja Sahabat

3.4K 134 6
                                    

Holla gess!

Ada new story di wp I, kalian bisa liat spoiler nya di Youtube Leesa Theresyanna atau Tiktok wleesa.

*

Your Daddy is Mine sudah mulai update lagi. Jangan cuma vote doang ya, tapi dibaca dan comment juga boleh. Butuh asupan biar makin semangat update dong.

Okew, cuss gak usah lama-lama, I sudah update bagian 8 dibawah ini.

Enjoy reading gess! Love u🧡

---

Heboh sebuah gosip yang terus terdengar di telinga penjuru sekolah, tentunya Chareline Violette yang tengah menjadi bahan perbincangan. Sejak konferensi pers dan majalah pun sudah keluar dengan cepatnya. Terpampang sudah artikel tentang dirinya, tetapi tidak ada foto apapun disana dan hanya sebuah nama inisial.

"Gosip lo makin kuat aja, Vi. Kabar lo mau nikah udah tersebar luas." Kata Deren.

"Biarlah, faktanya juga seperti itu."

"Ya, memang faktanya. Lalu gimana dengan perasaan gue Vi?"

Vio terkekeh, ia pun sampai menghentikan aksi membereskan lokernya. "Apa? Lo udah jadi blacklist gue." Kata Vio, Deren pun sontak menjitak kepala Vio.

"Ternyata kabar pria di blur itu ortu salah satu murid disini, loh." Kata salah seorang siswi perempuan yang tengah bergosip sembari duduk di tangga.

"Katanya si. Trus gimana reaksi anaknya ya, ibunya ternyata masih seumuran dia."

Suara yang terdengar itupun membuat Vio geram, ia segera menutup lokernya dan pergi menuju tangga. Deren akan menghentikan Vio tetapi gadis itu menyentak tangannya. Kini, Vio pun saling berhadapan dengan beberapa gadis di depannya. Bibirnya tersenyum kecut melihat mereka terkejut dengan keadatangan Vio. Vio pun mulai melangkahkan kakinya untuk mendekat, lalu salah satu kakinya menendang tulang kering pemilik suara yang menggosipinya tadi. "Vio, sakit tau!" Kesal Gia.

"Oh, Sorry. Sengaja." Kata Vio dengan santainya dan melanjutkan langkahnya melewati mereka. Begitupun Deren yang ikut melewati mereka sembari mengedarkan tawanya.

"Gila Vio itu." Kata Gia sembari mengusap kakinya yang sakit. Matanya pun tajam terus mengamati Vio yang mulai tidak terlihat karena memasuki kelasnya. "Cari siapa Vi? Seren?" Tanya Harsen.

"Lo liat?"

"Lagi makan di kantin."

"Vi, gue penasaran siapa calon anak lo." Ledek Lily, gadis berkuncir satu yang tengah duduk di bangku depan.

"Kepo." Ucap Vio, ia bangkit berdiri dan mengeluarkan dirinya dari kelas. Langkahnya ia arahkan ke kantin sekolah yang berada di lantai bawah. Sesekali setiap perjalanannya dan berpapasan para siswa siswi, Vio pun disapa para adik kelasnya. Tentu saja, Vio adalah ratu kecantikan di SMA nya. Tidak hanya itu ia menyandang peringkat pertama dan seorang mantan wakil ketua osis. Namun, siswa siswi itu menyapa bukan karena ramah tamahnya saja melainkan ngeri dengan wajah Vio yang selalu tegas.

Vio masuk kedalam kantin, matanya pun bertemu dengan gadis berambut pendek tengah duduk di pojok. Vio segera menghampirinya dnegan segera, "Seren, sorry ya kemaren gue nggak pulang ke apartement." Kata Vio yang sudah mendudukkan diri di depan Seren. Seoang gadis yang tengah menikmati makanannya pun mengangkat kepalanya menatap asal suara.

"Lo pulang kemana?"

"Rumah tante gue. Ada acara kemarin." Jawab Vio. Seren memang tahu jika Vio berbohong padanya, tentu saja Vio kemarin ada di rumahnya. Seren terus menatap mata Vio, lalu ia pun memicingkan matanya menatap mata bengkak Vio.

"Lo abis nangis?"

Sontak Vio pun terkaget dan memalingkan wajahnya menatap makanan di hadapan Seren. "Buat apaan nangis, Se. Nangis itu buat orang yang lemah." Jelas Vio.

"Gara-gara cowok kamu?"

"Enggak, aku nggak habis nangis." Kesal Vio, ia pun menggeser piring Seren ke tengah meja. Di ambilnya satu tusuk satai dan segera Vio makan.

Seren mencebikkan bibirnya. Kesal dengan tingkah Vio saat ini dan kesal karena Vio tidak jujur padanya. "Berani-beraninya dia buat lo nangis." Gumam Seren, samar-samar pun terdengar di telinga Vio. Namun, gadis itu mengabaika ucapan Seren dan terus sibuk memakan makanan milik Seren. Seren pun yang sadar tetap membiarkan Vio, sudah terbiasa mereka berbagi makanan dalam satu piring.

Seren mengamati Vio yang bertingkah biasa saja didepannya, Seren merasa jika Vio belum tahu jika dirinya adalah calon anaknya. "Mau tambah lagi?" tanya Seren.

"Boleh, nanti aku yang bayar saja." kata Vio, ia bangkit berdiri dan berjalan menuju dapur kantin sembari membawa piring di tangannya.

Seren hanya tersenyum melihat Vio yang memang terlihat masih sama seperti biasanya. Mungkin kalau selamanya nggak tahu saja akan lebih baik, pikir Seren. Ia pun saat ini tengah menghindari Vio dengan pergi ke kantin tanpa sepengetahuan Vio, tetapi justru Vio yang mencari dirinya. Mungkin, Seren tidaklah harus menghindari Vio. Untuk saat ini, Vio masih sahabtnya dan ia tidak perlu menghindari Vio.

*

See u🧡

Your Daddy is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang